وَعَدَ اللهُ الَّذينَ آمَنُوا
مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا
اسْتَخْلَفَ الَّذينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَ لَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دينَهُمُ
الَّذِي ارْتَضى لَهُمْ وَ لَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً
يَعْبُدُونَني لا يُشْرِكُونَ بي شَيْئاً وَ مَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ
فَأُولئِكَ هُمُ الْفاسِقُونَ
(55) Tuhan telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang sudi berbuat baik, bahwa
sesungguhnya mereka akan diberi warsan kekuasaan di muka bumi, sebagaimana
yang telah pernah dibenkan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum mereka
, dan akan dikokoh-teguhkan kedudukan agama mereka yang telah disukai oleh
Tuhan untuk mereka.Pun akan di tukar Tuhan sesudah mereka merasa takut ,
menjadi aman dan sentosa. Ialah karena mereka menyembah AKU dan tidak
mempersekutukan DAKU dengan yang lain. Tetapi barang siapa yang ingkar
sesudah itu merekalah orang orang yang jahat.
وَ أَقيمُوا الصَّلاةَ وَ آتُوا الزَّكاةَ
وَ أَطيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُون
(56) Dan dirikanlah olehmu sekalian akan
sembahyang dan bayarkanlah zakat dan taatlah kepada Rasul , supaya kamu
dianugerahi rahmat.
لا تَحْسَبَنَّ الَّذينَ كَفَرُوا
مُعْجِزينَ فِي الْأَرْضِ وَ مَأْواهُمُ النَّارُ وَ لَبِئْسَ الْمَصيرُ
(57) Janganlah kamu menyangka bahwa
orang-orang yang kafir itu akan dapat menguasai keadaan di muka bumi ini.
Dan tempat diam mereka ialah neraka. Sungguh amat buruklah akhir kesudahan
mereka.
Janji
Ilahi Dan Pengharapan Ayat 55 ini adalah inti
tujuan peruangan hidup. Dan inilah janji dan pengharapan yang telah
dikemukakan Tuhan bagi setiap mu'min dalam perjuangan menegakkan kebenaran
dan Keyakinan di permukaan bumi ini.
Dan pokok pendirian mesti dipegang teguh dan sekali-kali jangan dilepaskan ,
baik keduanya atau salah satu di antara keduanya. Pertama ialah iman, atau
kepercayaan , kedua ialah amal shalih , perbuatan baik, bukti dan bakti.
Kalau iman tidak ada haluan pekerjaan tidaklah tentu arahnya entah berakibat
baik ataukah berakibat buruk. Iman sebagai telah berkali-kali diterangkan
adalah pelita yang memberi cahaya dalam hati , menyinar cahaya itu keluar
dan dapatlah petunjuk , sehingga nyatalah apa yang akan dikerjakan .
Oleh sebab itu iman dengan sendirinya menimbulkan amal yang shalih .
Banyak pula amalan yang shalih dikerjakan , tetapi jika tidak timbul
daripada iman , bercampur-aduklah di antara yang haq dengaan yang batil.
Tetapi kalau keduanya telah berpadu satu , amal shalih timbul dari iman dan
iman menimbulkan amal , terdapatlah kekuatan peribadi , baik orang seorang
ataupun pada masyarakat mu'min itu , maka kepada orang-orang atau masyarakat
seperti inilah Tuhan menjanjikan bahwa mereka akan diberi warisan kekuasaan
di permukaan bumi ini.
Kendali bumi ini akan diserahkan ke tangan mereka , sebagaimana dahulu pun
warisan yang demikian telah pernah pula diberikan kepada ummat yang
terdahulu dari mereka.
Dengan sendinnya, apabila kekuatan iman amal shalih itu telah padu satu dan
telah menimbulkan hasil nyata dalam masyarakat, maka agama yang dipeluk pun
menjadi kokoh dan teguh, berurat ke bumi, bercabang ke langit, tidak dapat
diusik dan diganggu orang lagi. Sebab dialah agama yang diridhai Allah.
Kalau sekiranya selama ini dada rasa berdebar, cemas ditimpa oleh takut,
rasa-rasa akan ditimpa oleh bahaya juga, rasa-rasa agama ini akan diancam
orang juga, sehingga keamanan dalam hati tak pernah ada, namun apabiia janji
warisan itu telah dikabulkan Tuhan, rasa ketakutan itu akan hilang dengan
sendirinya dan keamanan tercapai, sebagai ganti dari ketakutan.
Tetapi dasar pokok keamanan itu ,diperingatkan kembali oleh Tuhan yaitu
sifat-sifat dan kelakuan yang dipunyai umat beriman dan beramal shalih itu.
Yaitu mereka hanya beribadat kepada Allah. Mereka tidak mempersekutukan
Tuhan dengan yang lain. Selama hal ini masih dijaga terus dan dipelahara ,
selama itu pula janji perwarisan itu tidak akan dicabut oleh Tuhan. Tetapi
kalau sesudah itu mereka kafir lagi, rnenolak dan ingkar lagi, niscaya
mereka pun telah terhitung menjadi orang fasik. Jangan kecewa jika janji itu
dicabut oleh Tuhan kembali.
Itulah kandungan isi dari ayat 55 itu.
Sebagaimana telah dimaklumi Surat an-Nur turun di Madinah setelah Nabi dan
sahabat-sahabatnya yang setia itu berhijrah dari Makkah, mendenta selama 13
tahun, berperang cita dengan kaum musyrikin, padahal kaum musyrikin itu
sebagian besar bertali darah dan keluarga dengan mereka.
Seakan-akan tidak terbuka sedikit juga pintu pengharapan. Malahan Nabi
sendiri pun hendak dibunuh orang. Sekarang mereka telah berpindah ke
Madinah. Pindah atau hijrah karna keyakinan bukanlah perkara mudah.
Hartabenda. rumahtangga, kampung halaman tempat diri dilahirkan,
ditinggalkan karena menuruti suara kepercayaan, suara iman.
Dan sesampai di Madinah tidak pula seqera apa yang dicita-cita itu herdiri.
Ada halangan Baru orang Yahudi, ada ejekan dari kaum Munafikin dan ada pula
ancaman dari kaum senegeri yang telah ditinggalkan itu. yaitu kaum Musyrikin
Makkah senantiasa hendak membalas dendam. Ditambah lagi dengan faktor yang
keempat, yaitu orang Rum yang berkuasa telah hampir 700 tahun di bagian
Palestina. Mereka pun cemas melihat kebangkitan ummat Baru ini.
Kadang-kadang Seakan-akan gelaplah alam sekeliling. Seakan-akan tidak ada
titik terang dari luar. Maka datanglah ayat ini memberi peringatan kepada
kaum Muslimin bahwa titik terang itu bukan di luar tempatnya dan bukan dari
duar datangnya. Titik terang itu ada dalam diri kita sendiri.
Masih adakah kita mempunyai kepercayaan? iman?
Masih adakah kesanggupan beramal shalih? Berbuat baik ?
Kalau keduanya ini masih ada, inilah dia kekuatan dan tenaga vital bagi
seorang Muslim atau bagi suatu masyarakat Islam Karena kekuatan sejati itu
bukanlah pada harta benda. Hartabenda hanya alat buat mencapai tujuan. Dan
bukan pada banyak bilangan, karena banyak bilangan tidaklah ada faedahnya
kalau kekuatan batin kosong melompong. Golongan yang banyak tidak mempunyai
cita, sebentar saja dapat dikalahkan oleh golongan yang sedikit yang
mempunyai cita. Dan bukan pula pada senjata. Kekuatan yang sebenamya ialah
pada yang berdiri di belakang senjata. Tetapi yang berdiri di belakang
senjata itu pun tidak kuat, kalau jiwa yang memegang senjata itu tidak
mempunyai arah tujuan.
Kehidupan di dunia ini adakah laksana lautan jua, tidak sekali juga terdapat
lautan itu yang tenang Airnya beriak terus dan bergelombang dan berombak.
Kesusahan terletak dalam kemudahan dan kemudahan pun terletak dalam
kesusahan. Tanyailah sendiri, adakah engkau berbekal? Adakah engkau tahan
menderita?
Di dalam ayat ini dijanjikan dengan tegas, asalkan iman dan amal shalih,
artinya keteguhan jiwa dan daya karya usaha masih sejalin jadi satu dalam
jiwamu, namun warisan itu pasti engkau terima. Engkau bukan seorang ummat
Muhammad kaIau engkau berputusasa, dan engkau bukan ummat Muhammad kalau
hidupmu tidak mempunyai pengharapan.
Ayat 55 Surat an-Nur inilah pegangan Nabi Muhammad saw. bersama sekalian
pengikutnya dari Muhajirin dan Anshar, selama 10 tahun di Madinah. Ayat
inilah bekal Abu Bakar menundukkan kaum murtad, pegangan Umar bin Khathab
meruntuhkan dua kerajaan besar, yaitu Persia dan Rum
Kekuasaan pasti diserahkan ke tangan kita dan agama kita pasti tegak dengan
teguhnya dan keamanan pasti tercapai. Asal iman dan amal shalih juga
dilepaskan dari pendirian.
Hidup itu adalah perjuangan, sekali ombak naik, sekali ombak turun.
Kadang-kadang kita memukul dan kadang-kadang pula kita terpukul .
"Tiba giliran menjadi palu, hendaklah pukul habis-habisan.
Tiba giliran jadi landasan,
Tahan pukulan biar bertalu ..... "
Maka daya tahan kita ialah : pada iman dan amal shalih.
Sekali Muhammad al-Fatih, pahlawan Turki teiah menyeberangi Tandul Emas dan
merebut Konstantinopel dan meruntuhkan sisa terakhir dari.Kerajaan Byzantium
di tahun 1453: seluruh dunia Islam bersorak mengucap syukur Tetapi sekali
pula kaum Muslimin diusir besar-besaran dan mesjid-mesjid dijadikan gereja.
menaranya diambil penggantungkan lonceng oleh Raja Spanyol suami-isteri di
tahun 1492.
Di tahun 1258 masuklah tentara Mongol dan Tartar ke negeri Baghdad, sesudah
menghancur-leburkan, membunuhi dan membakar negeri-negeri Islam di Asia
Tengah. Mereka hancur-leburkan Baghdad, mereka bakari istana, mereka
lemparkan beribu-ribu jilid kitab-kitab pengetahuan Islam ke sungai Dajlah,
sehingga berubah air sungai itu jadi hitam karena tinta yang luntur, dan
mereka bunuh Khalifah.
Musuh Islam menyangka bahwa habislah Islam dengan runtuhnya Baghdad dan
terbunuhnya Khalifah. Tetapi dalam masa setengah abad saja sesudah kejadian
itu, cucu dari tentara Mongol penakluk itu sendirilah yang masuk ke dalam
Islam, dan cucu cucunya pula yang mendinkan kerajaan Islam Mongol di India
Sejak tahun 1511 bangsa-bangsa Barat Kristen telah menjajah negeri-negeri
Islam. Bangsa Kristen Belanda telah menguasai Indonesia selama 350 tahun.
Orang menyangka habislah sudah Islam di Indonesia Rupanya karena pengaruh
ayat 55 Surat an-Nur ini, tenaga Islam bangkit kembali dan penjajahan hapus
sirna.
Negeri-negeri Kristen membantu berdirinya Negara Israel di pusat kebudayaan
dan peradaban Arab, yaitu Palestina. Lebih satu juta orang Arab penduduk
asli Palestina, terusir dari kampung halamannya Tetapi kejadian ini pulalah
yang menjadi perangsang buat kebangkitan baru pada tanah-tanah Arab yang
mengelilingi Palestina agar bersatu padu.
Di samping terusirnya satu juta ummat Islam dari Palestina dan hidup
menumpang-numpang di negeri tetangganya. 75 juta ummat Islam di Indonesia
mencapai kemerdekaan dan 75 juta ummat Islam pula di Pakistan dapat
mendirikan negara.
Di dalam memperjuangkan iman dan amal shalih tidaklah selalu kita bertemu
jalan yang datar disirami minyak wangi , kiri kanan dipasangi gabagaba daun
kelapa Kadang-kadang kita terbentur, sebagaimana Nabi dan para sahabatnya
pun pernah terbentur. Kalau kita gagal sekali atau dua kali, ataupun kalau
kita kalah. bukanlah berarti bahwa yang kita tuju dan kita cita-cita tidak
benar, mungkin cara kita mencapai tujuan yang tidak kena jalannya.
Perjuangan menegakkan cita Islam, mencapai tujuan menjadi penerima waris di
atas bumi, bukanlah kepunyaan satu generasi, dan jumlahnya bukanlah
sekarang, melainkan menghendaki tenaga sambung bersambung.
Ayat inilah surnber inspirasi buat bangkit.
Maka untuk menguatkan peribadi menghadapi segala kesulitan dan penderitaan
mencapai tujuan itu, hendaklah selalu jiwa dikuatkan, sehingga tahan kena
badai dan iman serta amal shalih itu tidak luntur. Cara memperkuat jiwa itu
dijelaskan pada ayat 56:
"Dirikanlah sembahyang dan keluarkanlah zakat dan
taatlah, turutilah Rasul Utusan Allah itu. Moga-moga dengan jalan demikian
kamu akan dilimpahi rahmat."
Dengan sembahyang, irnan tadi diperkuat Dengan sembahyang , perasaan yang
halus dan cinta yang kudus, kepada Ilahi dijadikan imbangan bagi akal yang
selalu menerawang Sembahyang memperkuat peribadi, sembahyang menjadi waktu
istirahat untuk mencari kekuatan yang baru. Dengan sembahyang, petunjuk pun
datang. Sehingga yang gelap terang kembali,-karena pelita telah ada dalam
hati.
Apatah lagi dengan sembahyang berjamaah, maka masyarakat selalu rapat. Sebab
di ayat yang lain (Surat asy-Sura, ayat 38) dijelaskan benar bagaimana
hubungan sembahyang itu dengan kemasyarakatan, dengan musyawarah mengurus
urusan urusan bersama. "Dan
orang-orung yang memperkenankan panggilan Tuhannya, bagi mendirikan
sembahyang, dan segala urusan mereka, mereka musyawaratkan di antara mereka,
dan rezeki yang Kami berikan mereka nafkahkan pula."
Sembahyang bukan tempat lari, melainkan untuk mencari kekuatan menghadapi
tugas, peneguh iman dan memperkuat hubungan (Human Relation). Sesudah
mengerjakan sembahyang hendaklah diiringi dengan membayar zakat. Kalau
dengan sembahyang memperteguhkan iman, maka zakat adalah untuk memperteguh
amal shalih. Zakat bukanlah semata-mata suatu amal suka rela , tetapi suatu
kewajiban keagamaan, yang tidak sah keislaman kalau tidak dengan dia, vakni
apabila harta yang dizakatkan itu telah cukup nishab (bilangan) dan sampai
tahunnya.
Dengan sebab zakat, seorang Muslim menjadi orang masyarakat,
bukan semata-mata beramal untuk diri sendiri. Dengan zakat yang kaya membela
yang miskin. Dengan zakat penyakit bakhil dapat diubah dari diri sendiri.
Kebakhilan adalah penghalang besar bagi menegakkan suatu cita cita.
Kemudian itu hendaklah taat kepada pimpinan Rasul. Sebagaimana dalam
ketentaraan, hendaklah taat kepada pimpinan tertinggi, hendaklah tunduk
kepada satu kornandan, demikianlah juga beramal dalam Islam militan
sifatnya. Sembahyang lima waktu sehari semalam dengan berjamaah dan bershaf,
adalah bibit pertama dari disiplin.
Sembahyang berjamaah mempunyai imam. Seorang Mu'min tidak boleh takbir
sebelum takbir imam, tidak boleh sujud sebelurn sujud imam, dan tidak boleh
mengangkat kepala dahulu dari imam. Dan kemudian dari itu, sehabis
sembahyang hendaklah setiap orang berusaha men-cari kehidupan dan yang mampu
memberikan pembagian hasil pencariannya itu untuk yang lemah dan melarat.
Sebagian pula daripada hasil hartabenda zakat itu hendaklah digunakan untuk
memerdekakan budak dan sebagian lagi untuk Sabilillah, baik untuk Sabilillah
berperang, atau untuk Sabilillah Da`wah. Dan segala tindak~tanduk hidup
hendaklah diselaraskan dengan tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah,
Utusan Allah. Jangan mempunyai atau membuat peratarun sendiri, yang
berlainan dengan tuntunan Rasul. Jangan hendak lebih cerdik dari Rasul.
Teknik bisa berubah dan suatu zaman ke lain zaman, Islam pun mengakui
pengaruh ruang dan waktu, (Tathbrqul umuri biz zamani wal makani), dan
Rasulullah pun menyuruh kita mempergunakan akal dan ijtihad buat menempuh
segala kesulitan, karena seorang pejuang harus mengerti perubahan cuaca dan
medan pertempuran, tetapi pokok ajaran Rasul yaitu bahwa kedatangan beliau
adalah membawa rahmat bagi seluruh alam, tidaklah boleh berubah
selama-lamanya.
Di ayat 56 itu sudah jelas, cita-cita untuk menyambut warisan, melaksanakan
kehendak ilahi di atas dunia ini , yang timbul dari iman dan amal shalih
hendaklah beredar atas sumbu keperibadian yang diperteguh dengan
sembahyang, zakat dan taat menurut Rasul Kalau ini ditegakkan maka rahmat
yang dicita-citakan itu pasti tercapai.
Rahmat apakah itu?
Rasa dendam hilang, karena semua orang berlomba mengerjakan kebaikan. Rasa
benci tidak berpengaruh, sebab yang kaya mencintai yang miskin dan yang kuat
menuntun tangan yang lemah supaya dia terangkat naik, bukan menindasnya.
Setiap orang merasai terjamin hak kemerdekaan dan kebebasannya, sebab
kemerdekaan itu timbul dari dalam jiwanya sendiri.
Tidak Ada Tempatnya Takut
Melainkan Allah
" Akan
datang zaman itu. seorang perempuan berjalan kaki sendirian dari Hirak
(dekat Iraq) menuju Makkah. tldak ada tempatnya takut melainkan Allah
(Hadits) Kemudian pada ayat 57 diobatlah
keraguan hati orang yang beriman. jika dia terpesona oleh kekuasaan,
kemegahan dan keangkuhan orang yang kafir di atas bumi ini. Betapa pun gagah
perkasanya orang yang kafir itu. namun mereka tidaklah dapat menguasai
seluruh persoalan karena kekafiran itu tidaklah akan terluput daripada azab
siksa di atas bumi ini juga .
Tangannva yang mencencang, maka bahunya jua yang akan memikul. Hukum itu
berlaku buat semua orangb, karena kebenaran itu terang dan lurus jalannya,
sedang kebatilan itu gelap dan bengkok-bengkok. Akal yang sihat dan fikiran
yang benar dapatlah merasai adanya hukum Keadilan, yaitu yang bungkuk
dimakan sarung , yang curang masuk jurang.
Makna kafir ialah menampik dan menolak, tidak mau menerima kebenaran,
ingkar akan ajakan menuju jalan yang lurus.
Oleh sebab itu janganlah ayat ini dipandangkan semata-mata kepada orang
"Kafir Kitabi". Sebab ada juga ummat Islam sendiri, menerima pusaka agama
dan ayah-bundanya, tetapi hukum agama yang dituntunkan oleh Rasul itu
diadakannya "saringan". Maka yang sesuai dengan hawanafsunya diikutnya dan
mana yang tidak atau yang berat ditinggalkannya.
Untuk memahami ayat ini perhatikanlah sejarah ummat beragama sejak Wahyu
diturunkan Tuhan.
Seluruh Anbiya' dan Mursalin membawa satu pokok perintah, yaitu
mernpercayai satu Tuhan dan mencintai sesama manusia. Datang ummat Yahudi
dengan bangga mengatakan bahwa merekalah "Bangsa yang dipilih Allah" dan
istimewa di atas dunia ini. Lalu mengumpul harta sebanyak-banvaknya, hingga
tak tahu halal dan haram. Bunyi Kitab Taurat dipegang teguhnya, isi dan
intisarinya tidak diperdulikannya. Maka datang Nabi Isa menyadarkan mereka
kembali , supaya kembali ke pokok ajaran yang asli tadi. Beliau katakan
bahwa mengumpulkan harta tidaklah akan masuk ke dalam syurga , sebelurn
orang dapat memasukkan unta he dalam ]iang jarum
Kemudian Nabi Isa pun wafat. Maka datang pula ummat di belakangnya yang
karena sangat cintanya kepada Nabi Isa, dikatakannya bahwa Nabi Isa itu anak
Tuhan , dan Tuhan itu adalah tiga, tetapi ialah satu. Dan pendeta-pendeta
mempergunakan pengaruhnya yang besar, sehingga dia merasa berkuasa buat
mengusir kucil orang dari dalam agama atau mengampuni dosa orang.
Maka datanglah Nabi Muhammad memberi peringatan supaya orang benar-benar
memperguna kan akal. Tuhan Tiqa-Satu, Satu-Tiga, adalah kepercayaan yang
tidak masuk akal. Dan lsa Almasih sendiri pun tidak disuruh mengajarkan
demikian. Dan pendeta-pendeta itu bukanlah Tuhan. Sekarang
dalam kalangan ummat Muhammad sendiri pun tidak kurang terdapat penyakit
yang terdapat pada ummat yang terdahulu itu. Ada yang berkata bahwa ummat
yang paling tinggi di dunia ini hanyalah ummat lslam, meskipun mereka tidak
mengamalkan ajaran Islam dan tidak pernah menuruti langkah Rasul. Dan ada
pula kaum Shufi yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad itu adalah penjelma
Tuhan ( Ibraza Haqiqatihil Muhammadiyah), malahan marah kalau ditegur
kepercayaannya yang sesat itu. Bahkan ada pula ulama-ulama Islam yang
berkata kepada muridnya, asal suka membayar azimat (jimat) yang
diberikannya, niscaya akan terlepas daripada azab api neraka.
"Akan kamu ikuti jejak ummat yang terdahulu daripada kamu, jejak terompah di
atas jejak terompah " . Oleh sebab itu sebagai kesimpulan
daripada ketiga ayat ini, ayat,55, 56, 57, adalah sebagai berikut:
Cita-cita menjadi Khalifah Allah di atas bumi ini, artinya memegang tampuk
pemerintahan di atasnya, pasti berhasil, asal kamu masih tetap beriman dan
beramal shalih. Yang cita-cita itu pasti tercapai, yaitu agamamu tegak tidak
ada gangguan dan keamanan timbul, segala kekacauan hilang. Sebab semuanya
itu didapat dengan teguh percaya kepada Tuhan. Tetapi siapa yang
menyeleweng, terhitunglah dia orang yang fasik mendurhaka.
Untuk memelihara hasil yang telah didapat dan untuk mengejar cita yang belum
dicapai hendaklah perteguh peribadi dengan sembahyang dan suburkan
masyarakat dengan zakat dan tegakkan disiplin dengan taat kepada Rasul.
Orang yang membantah atau menampik atau menolak kebenaran llahi, walaupun
siapa, walaupun dia mengakui dirinya orang Islam, tidaklah akan luput
daripada akibat kedurhakaan itu di bumi ini. Tempatnya ialah neraka. Neraka
dunia karena kegelisahan hidup, sehingga mungkin menyebabkan gila, atau
cemas, takut, cemburu kepada orang , benci dan dendam. Dan neraka akhirat
yang lebih dahsyat lagi. Maka akhir kesudahan daripada orang yang keluar dan
garis kebenaran adalah buruk sekali, atau tragis sekali.
01 02 03 04 05 06 07
08
09
10
11
12
13
14
15 Main Page ....
>>>> |