(18)
وَ أَنْزَلْنا مِنَ
السَّماءِ ماءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَ إِنَّا عَلى ذَهابٍ
بِهِ لَقادِرُونَ َ
Dan Kami turunkan air dari
langit dengan jangka tertentu; maka Kami endapkan dia dalam bumi. Dan Kami
pun berkuasa menghabiskannya.
(19)
فَأَنْشَأْنا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخيلٍ وَ
أَعْنابٍ لَكُمْ فيها فَواكِهُ كَثيرَةٌ وَ مِنْها تَأْكُلُونَ َ
Maka Kami timbulkan di dalamnya kebun-kebun untuk kamu, dari korma dan
anggur-anggur. Dan untuk kamu pula buahbuahan bermacam-macam banyaknya,
dan daripadanyalah kamu makan.
(20)
وَ شَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْناءَ تَنْبُتُ
بِالدُّهْنِ وَ صِبْغٍ لِلْآكِلينَ َ
Dan pohon kayu yang keluar dari bukit Thursina, tumbuh dengan minyak
dan bumbu campuran untuk orang-orang makan.
(21)
وَ إِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعامِ لَعِبْرَةً
نُسْقيكُمْ مِمَّا في بُطُونِها وَ لَكُمْ فيها مَنافِعُ كَثيرَةٌ وَ مِنْها
تَأْكُلُونَ َ
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak adalah sesuatu yang
patut kamu ambil ibarat; Kami beri minum kamu daripada apa yang keluar dari
dalam perutnya dan ada pula yang manfaatnya banyak sekali untuk kamu,
daripadanya pula kamu semua makan.
(22)
وَ عَلَيْها وَ عَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ
َ
Dan di atas binatang-binatang itu, dan di atas bahtera, kamu semuanya
dapat diangkut.
BINATANG DAN TUMBUH-TUMBUHAN
وَ أَنْزَلْنا مِنَ السَّماءِ ماءً بِقَدَرٍ
فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَ إِنَّا عَلى ذَهابٍ بِهِ لَقادِرُونَ
"Dan Kami turunkan air dari langit dengan jangka tertentu; maka Kami
endapkan dia dalam bumi. Dan Kami pun berkuasa menghabiskannya." (ayat 18).
Setelah pada ayat yang terdahulu Tuhan menyatakan bahwasanya alam yang
begitu luas, terdiri dari tujuh jalan panjang, adalah Tuhan yang menjadikan
semua. Sesungguhnya Tuhan mengatur perjalanan alam seluas ini, namun makhluk
kecil-kecil macam kita ini, sampai kepada hama yang sangat halus sekalipun,
tidaklah lepas dari penjagaan Tuhan.
Bagaimana caranya Tuhan memelihara makhluk kecil itu ?
Yang pertama sekali makhluk kecil itu ialah bumi sendiri. Apalah arti bumi
dibandingkan dengan beribu-ribu bintang di langit. Jika bumi dibandingkan
kepada bermiliun bintang-bintang itu, dia hanya laksana sebutir pasir
belaka. Di dalam bumi kecil itulah kita manusia ini hidup. Di dalam bumi
kecil itu pula makhluk lain selain kita, sejak dari serangga merangkak
sampai kepada binatang di hutan, sampai kepada lalat clan nyamuk, yang
hinggap clan terbang, tak pernah dilengahkan oleh Tuhan.
Bumi kecil di antara bintang-bintang. Manusia kecil dibandingkan dengar ikan
paus di laut. Dalam nyamuk malaria yang kecil menumpang hama malaria yang
hanya nampak jika dilihat dengan mikroskop.
Maka Tuhan turunkan hujan dari langit, yaitu tempat yang tinggi. Turunnya
itu dengan jangka tertentu, tidak seturun-turunnya saja. Dijangkakan
ruangnya dan waktunya. Dijangkakan pula kekuatan yang terkandung dalam air
itu, lalu diendapkan ke bawah kulit bumi. Tetapi kadang-kadang tidak
terendapkan (tersimpan) air itu ke bawah, melainkan londong-pondong sehingga
bumi tempatnya singgah menjadi gundul, lalu menjadi padang pasir dan tidak
dapat ditanami lagi, airnya terus mengalir dengan derasnya ke hilir, tidak
ada yang menahan. Dengan adanya,endapan air ke dalam tanah, bumi menjadi
subur. Apabila tanah telah subur, tumbuhlah di sana apa yang dinamai hidup
itu. Hiduplah tumbuh-tumbuhan karena adanya bunga tanah. Apabila
tumbuhtumbuhan telah hidup, dapat pulalah binatang-binatang hidup pula di
sana, sejak dari cacing dan ulat, jangkrik dan kumbang, sampai kepada
burungburung, binatang berkaki empat dan manusia sendiri.
فَأَنْشَأْنا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخيلٍ وَ أَعْنابٍ
"Maka Kami timbulkan di dalamnya kebun-kebun untuk kamu, dari korma dan
anggur-anggur."(pangkal ayat 19).
Dan kecerdikan akal manusia
dapatlah membangun kebun, sawah dan ladang. Tumbuh kayu-kayuan dengan
buahnya, manusia bertebaran mencari makan, seleranya dapat membedakan yang
manis, yang pahit, yang asam dan yang pedas. Kian lama manusia kian dapat
menyusun mana buah-buahan dan kayu-kayuan An yang sesuai dengan seleranya,
sehingga dibuatnyalah kebun-kebun clan diaturnya kebun-kebun itu dengan
baik-baik, maka tumbuhlah kebun korma atau kebun anggur. Sedang anggur itu
berbagai macam pula ragamnya, ada yang hijau, yang putih dan yang merah. Di
samping itu tumbuh pulalah buah-buahan yang lain.
وَ أَعْنابٍ لَكُمْ
فيها فَواكِهُ كَثيرَةٌ
"Dan untuk kamu pula buah-buahan bermacam-macam
banyaknya."
Di bukit-bukit sekeliling Jazirah Arab tumbuhlah anggur, korma, zaitun, tin
dan buah-buahan yang lain. Betapa pula di bagian dunia yang lain ? Negeri
kita ini daerah khatulistiwa berbagai macam pula ragam buah-buahan. Yang tak
ada di Jazirah Arab, ada di negeri kita, sebagai juga yang ada di Jazirah
Arab tidak ada pada kita. Kita punya durian, rambutan, pepaya, pisang dengan
segala macam ragamriya, kedondong, sawo, manggis, duku dan langat, dan
lain-lain sebagainya.
Perlainan ragam buah-buahan karena perubahan iklim bumi, ditentukan pula
oleh Qadar atau ukuran air yang diturunkan Tuhan seketika hujan itu turun
dan ukuran iklim daerah, sebagai tersebut dalam ayat 18 tadi.
وَ مِنْها تَأْكُلُونَ
"Dan dari padanyalah kamu makan. " (ujung
ayat 19).
Yakni semua ini dicipta Allah
untuk menjadi makanan kamu.
وَ شَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْناءَ
تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَ صِبْغٍ لِلْآكِلينَ
"Dan pohon kayu yang keluar dari bukit Thursina,
tumbuh dengan minyak dan bumbu campuran untuk orang-orang makan. " (ayat
20).
Di antaranya ialah semacam kayu
yang tumbuh di bukit-bukit Thursina, ataupun di bukit-bukit lain yang sama
tanah dan udaranya dengan yang di gunung Thursina itu, seperti
pegunungan-pegunungan sekitar Palestina, tanah Syam, bukit-bukit Libanon,
kayu itu bernama kayu Zaitun. Minyak zaitun terkenal karena dapat
dipergunakan untuk menyalakan lampu atau untuk mengilatkan papan pendinding
rumah ataupun untuk campuran bumbu makanan.
وَ
إِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعامِ لَعِبْرَةً نُسْقيكُمْ مِمَّا في بُطُونِها وَ
لَكُمْ فيها مَنافِعُ كَثيرَةٌ وَ مِنْها تَأْكُلُونَ
"Dan sesungguhnya pada binatang- binatang ternak
adalah sesuatu yang patut kamu ambil ibarat; Kami beri minum kamu daripada
apa yang keluar dari dalam perutnya, dan ada pula yang manfaatnya banyak
sekali untuk kamu, daripadanya pula kamu semua makan." (ayat 21).
Dan air hujan yang turun dengan
jangka tertentu itu hiduplah pula binatang-binatang ternak: kambing, unta,
sapi, kerbau, domba dan biri-biri. Dagingnya dapat kita makan, air susunya
dapat kita minum, bulunya dapat dijadikan pakaian, kulitnya dapat disamak dan dijadikan sepatu, sandal atau keperluan-keperluan lain. Dan kita pun
dapat dtangkat dan diangkut di atas punggung binatang-binatang ternak itu.
Yang penting dijadikan kendaraan ialah kuda, baghal, keledai dan unta. Kita
dapat dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain. Kuda dapat dijadikan alat
terpenting dalam peperangan (pasukan kavaleri), yang meskipun dalam zaman
perang yang menggunakan senjata-senjata otomatis seperti sekarang, kuda itu
belum habis samasekali kepentingannya.
وَ عَلَيْها وَ عَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ
"Dan di atas binatang-binatang itu,
dan di atas bahtera, kamu semuanya dapat diangkut." (ayat 22).
Senafas dengan menyebut binatang
ternak yang bisa mengangkut manusia clan satu tempat ke tempat lain
disebutkan pula bahwa kapal, perahu, bidjjk, pencalang, sekunar, juga rakit
clan sampansampan dapat dipergunakan pengangkut manusia, sebagai
binatang-binatang ternak tadi pula.
Mengapa dari kebun, ke binatang ternak terus kepada kapal belayar di lautan?
Apakah ini tidak mengacaukan?
Tidak! Sebab yang mulai dibicarakan ialah air yang turun dari langit, soal
air ialah soal hidup. Di dalam ayat yang lain Tuhan menegaskan hubungan air
dengan seluruh hidup.
"Dan Kami jadikan dari air segala
yang hidup." (al-Anbiya': 30)
Lihatlah! Betapa "mesin Tuhan" berjalan dan berputar terus sebagai air guna
mengairi bumi ini. ltulah yang disebut dalam ayat 17 tadi. Bi Qadarin.
Dengan jangka tertentu. Air ialah bagian daripada bumi sendiri. Bumi terbagi
atas seperempat daratan clan tiga perempat diliputi air. Matahari
menyebarkan panas pada lautan, dan kepanasan laut menimbulkan uap air, lalu
naik ke udara. Kadang kadang dengan secara lebih keras angin berputar ke
atas lautan, lalu dicucutnya air laut itu naik ke atas. Kelihatan laksana
belalai gajah dan kedengaran itu naik dengan dahsyatnya.
Kemudian ia berkumpul menjadi mega yang tebal dan jatuh di tempat lain.
Mega berkumpul ke tempat yang ketinggian. Udara dingin yang ada di puncak
bukit dan gunung, memudahkan mega itu berkumpul ke sana. Setelah cukup
beratnya, dia pun turun menjadi hujan. Hujan itu mengalir sejak dari bukit
dari gunung yang tinggi, menjadi sungai-sungai dan batang air. Air
mempunyai berat sendiri, berat air memenuhi tempat yang cekung, mengisi
mana yang luhak, dia mengalir terus. Bila ada tanam-tanaman dan kayu-kayuan,
maka kayu-kayuan itu pun dapat menahan air yang akan mengalir terus itu,
sehingga dia berdiam, mengendap atau bertahan dalam bumi, menjadi cadangan
untuk persediaan hidup.
Dalam ayat 18 itu Tuhan menjulurkan rahasia ilmuNya kepada hambaNya, supaya
mereka selidiki baik-baik. Tuhan mengatakan bahwa air itu turun dengan
jangka tertentu, bisa mengendap ke bawah dan bisa pula mengalir terus tidak
meninggalkan faedah. Manusia boleh mempelajari kadar kekuatan
air itu (waterkracht). Manusia bisa mencari ilmu daripadanya, manusia boleh
mengetahui bahwasanya kalau hutan-hutan dimusnahkan dan pohon-pohon
ditebang, tidak akan ada lagi yang menahan air itu, maka akan terjadilah
erosi.
Di dalam al-Quran sendiri diterangkan rusak binasanya "Sad Ma'arib". Yaitu
bendungan yang didirikan oleh bangsa Arab purbakala di negeri Saba'. Negeri
menjadi subur, rakyat makmur karena persediaan cukup dari musim ke musim
hujan, karena adanya bendungan itu. Kitab-kitab tafsir menerangkan bahwa
karena kemakmuran negeri itu, perhubungan lalu-lintas Arab Selatan (Yaman)
dan Utara (Syam) tidak putus-putusnya karena ramainya perniagaan.
"Kita akan berhenti di suatu tempat perhentian yang ramai sebelum hari
malam," kata kitab-kitab tafsir. Padahal sekarang yang kita dapati hanya
padang pasir yang tandus dan kering belaka. Di antaranya ialah "Ar-Rubul
Khali" yang terkenal itu.
Apakah sebabnya? Sebabnya ialah setelah bendungan air Sad Ma'arib yang
didirikan nenek-moyang dengan segala tenaga, yang telah memberikan jaminan
hidup kepada anak-cucu, sampai kepada turunan yang kemudian, hanya pandai
menerima saja, tetapi tidak tahu memeliharanya, sehingga beransur bubus
(bobol) atau tiris (bocor).
Akhirnya ketika suatu kali datang banjir besar, bendungan itu hancur
samasekali dan penduduknya terpaksa pindah dari tempat yang semula subur
itu, berserak-serak dibawa untung masing-masing. Sehingga menjadi pepatah
Arab: "Cerai-berai porak-poranda laksana nasib orang Saba'. "
Dan ayat ini terbayanglah betapa pentingnya mengetahui kadar tenaga air
(waterkracht), karena dengan pengetahuan tenaga itu dapatlah pula diketahui
bagaimana cara menyalurkannya dan membagi-bagikannya, bahkan akhirnya dapat
mendirikan pusat tenaga listrik.
Betul di dalam ayat 17 Tuhan mengatakan bahwa Tuhan
tidaklah melengahkan hambaNya yang kecil, di samping Tuhan mengatur langit
yang ketujuh jalannya, tetapi makhluk sendiri pun harus tahu din. Terutama
manusia, sebagai Khalifatullah fil Ardhi (Khalifah Tuhan di atas bumi).
Kalau sekiranya terjadi tanah longsor atau erosi, janganlah dikatakan bahwa
Tuhan menyianyiakan hambaNya, tetapi hamba tadi yang tidak mau
mempergunakan akalnya buat mengelakkan longsor atau erosi itu. Kesulitan
dalam alam dapat diatasi asal manusia mempergunakan akalnya.
Demikian pula hasil tanaman, peraturan kebun, menyelidik bibit, sehingga
makanan, baik dari buah-buahan ataupun dari binatang, ataupun perbaikan
kapal, sejak dari kapal layar, sampai kepada kapal api, sampai kepada kapal
motor sekarang ini, dan sebentar lagi mungkin kapal yang dijalankan dengan
tenaga atom, selalu diperbaiki mutunya, sehingga kehidupan kita di dalam
dunia bertambah maju, dengan sendirinya adalah anjuran Tuhan sendiri, sebab
Tuhan selalu bersabda:
`Apakah kamu telah mempergunakan akalmu?"
Dengan demikian bukanlah berarti bahwa kita hendak merampas kekuasaan dari
Tuhan, lalu hendak menundukkan alam, melainkan memakai dengan sebaik-baiknya
akal yang dianugerahkan Tuhan kepada diri kita, sebab Tuhanlah yang
memerintahkannya. Di sini terdapat hubungan erat antara alam ciptaan Tuhan
dengan tenaga akal manusia. Air mengalir, manusia membuat sawah. Lautan
terbentang, manusia membuat kapal. Air mengalir clan laut terbentang adalah
notuur. Sawah dan kapal adalah cultuur, itulah kebudayaan.
01
02 03 04
05
06 07
08 09
10
11
12
13
14
15
16
17
18 19
20
21
BACK MAIN PAGE .>>>>
|