إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاءٌ
عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
(6) Sesungguhnya orang-orang yang tidak mau percaya, sama saja atas mereka,
apakah engkau beri peringatan kepada mereka, ataupun tidak engkau beri
peringatan, namun mereka tidaklah akan percaya.
خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوْبِهمْ وَ عَلَى
سَمْعِهِمْ وَ عَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَ لَهُمْ عَذَابٌ عظِيْمٌ
(7) Telah dimaterai oleh Allah atas hati mereka dan atas pendengaran mereka,
dan atas penglihatan mereka ada penutup; dan bagi mereka adalah azab yang
besar.
KUFUR
إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ
أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mau percaya (kafir), sama
saja atas mereka, apakah engkau beri peringatan kepada mereka, ataupun tidak
engkau beri peringatan, namun mereka tidaklah akan percaya. " (ayat 6)
Pada ayat- ayat yang tersebut di atas telah ditunjukkan bahwa orang yang
akan bisa mendapat petunjuk ialah orang yang bertakwa, yaitu orang yang
telah menyediakan dirinya buat percaya. Dia telah membuka hatinya untuk
menerima petunjuk itu, sehingga selangkah demi selangkah, sesyarat demi
sesyarat dapat mereka penuhi sehingga akhirnya beroleh buat meneruskan
dengan amal; pertama amal beribadat sembahyang kepada Tuhan, kedua amal
murah hati dan murah tangan memberi kepada sesama manusia. Tetapi orang yang
kafir, sukarlah buat dimasuki oleh petunjuk itu.
Apa arti kafir ?
Arti yang asli daripada kufur, dan pembuatnya dinamai kafir, ialah menimbuni
atau menyembunyikan, sehingga tidak kelihatan lagi. Disebut di dalam al-Qur'an
sendiri, Surat al-Hadid (Surat 57, ayat 20). Peladang yang menugalkan benih,
menanamkan benih lalu menimbunnya dengan tanah, sehingga benih itu terbenam
di dalam tanah dinamai orang kuffar.
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَباتُ
"Sebagai hujan yang menakjubkan pertumbuhannya itu bagi si
penanam. "
Di sini kita melihat arti yang dalam sekali dari kalimat
kufur itu.
Yakni bahwa di dalam hati sanubari itu ada kesediaan buat menerima kebenaran,
atau lebih tegas lagi di dalam hati tiap- tiap manusia itu ada tampang buat
mengakui kebenaran. Tetapi oleh si kafir tampang yang bisa tumbuh dengan
baik itu ditimbunnya, dikemukakan berbagai alasan kebenaran dengan berbagai
cara, namun bagi mereka sama saja; tidak ada yang rnereka terima. Mereka
telah mengkafiri suara hati mereka sexidiri.
Apa sebab orang menjadi kafir?
Orang menjadi kafir kadang-kadang ialah karena juhud yaitu meskipun seruan
yang disampaikan kepada rnereka itu tidak dapat mereka tolak kebenarannya,
tetapi oleh karena mengganggu kedudukan dan perasaan tinggi diri mereka,
maka kebenaran itu mereka tolak.
Banyak pemuka Quraisy di Mekkah tidak mau
menerima peringatan Nabi Muhanimad s.a.w melarang mereka menyembah berhala,
atau memakan riba, karena keduanya itu amat bertali kedudukan mereka.
Pemuka-pemuka Yahudi di Madinahpun menolak kebenaran yang dibawa Nabi
Muhammad s.a.w. bukan karena yang beliau serukan itu tidak benar, melainkan
karena hasad atau dengki dan iri hati. Mengapa seorang Arab mengakui diri
menjadi Rasul Allah, padahal Nabi dan Rasul itu hendaklah dari Bani Israil ?
Raja Heraclius di Syam pernah menerima Surat dari Rasulullah s.a.w
mengajaknya memeluk Islam. Karena pandainya utusan yang membawa surat,
hatinya menerima malahan tidak ada sikapnya yang menentang.
Tetapi setelah
dikajinya lebih mendalam kalau sekiranya dia masuk Islam, artinya ialah
bahwa kedudukannya sebagai Raja akan terancam, karena dibantah keras oleh
pendeta dan orang-orang besar kerajaan, diapun akhirnya menyatakan tidak
akan menukar agamanya, hanya berkirim ucapan selamat saja kepada Rasulullah
s.a.w .
Tetapi Kisra Abruiz (Raja Besar) Persia, demi dibacanya surat yang
dikirimkan Nabi kepadanya dengan murka dan kesombongan dia menyobek surat
itu di hadapan utusan, padahal tingkah laku yang demikian sangat melanggar
sopan santun kerajaan. Sebab dia memandang sangat tidak pantas orang Arab
yang hina itu berkirim surat kepadanya sebagai orang yang sama kedudukan,
padahal dia raja besar.
Itulah beberapa contoh sikap kekafiran yang telah disarnbutkan orang kepada
Rasulullah s.a.w. Maka orang-orang yang seperti demikian, sama sajalah bagi
mereka, apakah Nabi Muhammad s.a.w. menyampaikan peringatan kepada mereka.,
ataupun tidak memberikan peringatan, namun mereka tidak akan percaya.
خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوْبِهمْ وَ عَلَى سَمْعِهِمْ وَ
عَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ
" Telah dicap (dimaterai) oleh Allah atas hati rnereka dan
atas pendengaran rnereka, dan atas penglihatan mereka ada penutup. " (pangkal
ayat 7)
Lantaran sikap mereka yang demikian, kesombongan, Juhud (menentang), Inad (keras
kepala), maka hati dan pendengaran mereka telah dicap (dimaterai) oleh Tuhan.
Atau telah disegel. Artinya kekafiran itu telah menjadi sikap hidup mereka.
Tidak bisa dirubah lagi.
Lantaran bekas cap itu maka sudah ada tanda di
dalamnya yang tidak dapat dihilangkan lagi. Ibarat keuas yang sudah dicetak
padanya huruf, maka buat dimasukkan lagi cap yang lain di dalamnya, tidaklah
berfaedah lagi. Yang dapat diberi cap atau cetakan hanyalah kertas yang
masih kosong. Atau pengertian segel atau materai, tidak dapat dibuka lagi
oleh siapa juga, laksana sebuah rumah yang telah disegel oleh Jaksa karena
kalah dalam perkara, tidak bisa dibuka lagi.
Dan pada penglihatan mereka sudah ada penutup. Sebab itu apa juapun yang
diperlihatkan kepada mereka, tidaklah akan nampak oleh mereka lagi. Pernah j
uga dikatakan orang bahwa mata itu telah memakai kaea mata yang mempunyai
warna khusus, misalnya warna hitam. Maka walaupun barang putih dibawa
kepadanya, namun dia akan melihatnya hitam juga.
وَ لَهُمْ عَذَابٌ عظِيْمٌ
"Dan bagi mereka adalah azab yang besar. "
(ujung ayat 7).
Azab kekufuran itu amat besar. Pertama azab dalam kehidupan dunia dan kedua
azab di aklhirat kelak.
Penentang-penentang kebenaran itu, karena kufur, yaitu menimbun perasaan
hati yang murni, akan selalu resah gelisah, tidak pernah bersenang diam,
karena sakit hati. Mereka sakit hati karena kedaulatan mereka diganggu oleh
paham yang baru itu. Timbullah benci, dengki, murka, permusuhan dalam hati
mereka. Sebab itu tidur tidak merasa nyenyak, siangnya dipenuhi oleh cemburu;
mereka selalu didorong-dorong oleh hawa-nafsu mereka sendiri supaya
bertindak jahat. Kalau perlu membunuhpun mereka mau.
Hati mereka bertambah
sakit karena apa yang mereka halangi itu bertambah maju juga, dan apa yang
mereka pertahankan bertambah terdesak. Itulah sebabnya maka di jaman Mekkah
pemuka musyrikin, yang dipimpin oleh Abu Jahal pernah membuat permufakatan
hendak membunuh Nabi s.a.w dan di Madinah orang Yahudi Bani Nadhir nyaris
menimpakan batu besar kepada Rasulullah yang sedang duduk bersandar pada
satu dinding dari rumah-rumah mereka.
Dengan demikian dapatlah kita merasai bahwa mereka itu disiksa dan diazab
oleh kekufuran mereka sendiri. Dan akhirnya sampailah ke puncak, seketika
pemuka-pemuka Quraisy 70 orang banyaknya tewas dalam peperangan Badar dan
selebihnya pulang dengan kekalahan. Bahkan paman Nabi s.a.w., yang jadi
pemuka dari kekufuran itu, yaitu Abu Lahab setelah menerima berita kekalahan
di Badar itu, terus mati jengkang di saat itu juga karena sangat terkejut.
Inilah macam-macam azab dunia.
Pernuka-pemuka yahudi di Madinahpun bernasib
demikian pula. Ka'ab bin al-Asyrab dibunuh sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w.
Bani Quraizhah disapu bersih dan Bani Nadhir diusir habis dari Madinah.
Abruiz Raja Persia, setelah utusan Rasulullah s.a.w. kembali ke Madinah dan
melaporkan kepada beliau bahwa surat beliau dirobek, serta merta beliau
berkata: "Kerajaannya akan robek ! "
Dia mati dibunuh oleh putranya sendiri dan sejak itu kerajaan Bani Sasan
hancur dari dalam karena perebutan mahkota, sehingga seketika Islam masuk ke
sana, mereka tidak dapat bertahan lagi.
Yaitu tentara di bawah pirnpinan
Panglima Sa'ad bin Abu Waqash di jaman Amirul Mukminin Umar bin Khattab.
Raja Heraclius pun sekeping derni sekeping kerajaannya di Suria direbut oleh
Islam, sehingga akhirnya terpaksa negeri itu dia tinggalkan, sambil
menitikkan airmata dia berkata : "Selamat tinggal Suria, selamat tinggal
yang tidak akan bertemu lagi"
Inilah azab dunia yang besar bagi pemuka-pemuka kafir yang menentang itu.
Tentu akan mereka terima juga azab di akhirat yang lebih besar.
Sekarang kita umat pengikut dan penjujung tinggi cita Muhammad, dapatlah
mengambil pelajaran dari kedua ayat ini. Apabila cita Muhammad yang sejati
ditegakkan, kitapun akan berjumpa pertentangan dengan kekufuran yang
demikian.
Hati mereka menerima kebenaran itu, tetapi mereka timbuni, mereka
sembunyikan, laksana peladang menugalkan biji jagung ke tanah tadi, sesudah
mereka masukkan ke dalam lobang itu, mereka timbuni dari atas. Tetapi jagung
akan tumbuh juga kecuali kalau telah mendapat cap sebagai yang disebutkan
Tuhan dalam wahyu itu. Umpamanya jagung yang sudah direbus.
Atau dengan tidak kita sadari, kita mengakui diri orang Islam. Al-Qur'an
kita baca dan kita lagukan dengan tajwid yang baik, tetapi isinya tidak kita
pahamkan dengan seksama. Lalu datang orang menyerukan kebenaran, supaya kita
benar-benar kembali kepada ajaran Rasul. Hati kecil mengakui kebenaran itu,
tetapi ditolak dengan keras karena diri tersinggung, karena dengki, karena
merasa "dilintasi"; apakah kita akan beroleh bahaya besar pula ? Yaitu
dicap hati kita oleh Tuhan dan diselubungi mata kita, sehingga kebenaran
tidak nampak lagi ? Agama Islam telah kita terima dalam
keseluruhannya dan telah kita namai dia agama kita. Ada di antara orang
Islam yang marah dan merasa dihina kalau dikatakan dia kafir. Tetapi amal
Islam tidak dikerjakannya, dan jika diajak kepada ajaran Islam dia marah.
Apakah ini akan dapat murka Tuhan pula dengan dicap hati dan pendengarannya
? Dan penglihatannya ditutup dan diselubungi ?
Islam hanya bisa hidup karena selalu adanya dakwah. Islam hanya bisa hidup
kalau ahli-ahli pikirnya selalu menggali rahasianya buat dijalankan. Dia
tidak boleh dibiarkan membeku (jumud). Kalau telah jumud dia berarti mati.
Maka orang yang menghidupkannya kembali akan bertemulah dengan rintangan
besar, yaitu kekufuran dari orang yang mengakui dirinya Islam sendiri. Namun,
sebagai juga kedua ayat ini diperingatkan pada Nabi Muhammad s.a.w bukan
buat beliau putus asa, melainkan supaya bekerja lebih giat.
Maka bagi
penyambung waris Muhammad, ayat inipun bukan menyebabkan putus-asa, tetapi
buat pendorang semangat.Dan jangan pula salah menafsirkan, lalu berkata
bahwa kalau sudah dicap Allah hati mereka, buat apalagi dakwah ? Padahal
datangnya cap ialah sesudah sikap mereka yang tidak mau percaya. Bukan cap
terlebih dahulu, melainkan pertentangan merekalah yang terlebih dahulu
terjadi. Sesudah kita ketahui tentang keadaan si kafir yang dimaksud mula mula oleh
ayat tadi, patut juga kita ketahui siapa yang dikatakan kafir menurut hukum
agama. Yang dikatakan kafir ialah orang-orang yang tidak mau
percaya kepada adanya Allah. Atau percaya juga dia bahwa Allah ada, tetapi
tidak dipercayainya akan ke EsaanNya, dipersekutukannya yang lain itu dengan
Allah. Atau tidak percaya akan kedatangan Rasul-rasul dan Nabi-nabi Allah
dan tidak percaya akan kehidupan Hari Akhirat.
Tidak percaya akan adanya
surga dan neraka. Pendeknya tidak menerima, tidak mau percaya kepada
keterangan-keterangan jelas yang termaktub dalam kitab Allah, semuanya itu
ditolaknya, setelah datang kepadanya keterangan yang jelas.
Kita misalkan ada seorang beragama Islam, tetapi dia tidak mengerjakan puasa
atau sembahyang. belumlah tentu dia sudah pasti menjadi kafir karena
meninggalkan itu. Tetapi kalau sudah dia menyatakan bahwa sembahyang dan
puasa itu tidak dikerjakannya, karena dia tidak mau percaya akan perintah
itu, meskipun sudah pasti dia patut tahu, sebagai seorang Islam, maka pada
waktu itulah dia boleh disebut kafir.
Lantaran itu maka dibagi-bagi orang-orang yang kafir itu kepada beberapa
tingkat pula, mengeluh terus karena kesusahan, padahal nikmat Allah tetap
juga diterima, tetapi dia lupakan nikmat karena adanya kesusahan. Orang ini
telah mendekati pintu kufur.
Tahu akan kebenaran tetapi tidak mau mengakuinya, ialah corak kafir yang
terbanyak di jaman Nabi s.a.w Adapun kafir di jaman kita ini, yang hampir
sama dengan itu ialah orang-orang yang menyatakan bahwa Islam itu hanya
agama untuk orang Arab, bukan untuk bangsa lain. Atau berkata bahwa agama
itu hanya untuk ibadat kepada Allah saja, sedang peraturan-peraturan Islam
yang mengenai masyarakat, tidaklah sesuai lagi dengan jaman, wajib dirobek
sama sekali.
Tetapi kalau mereka masih mengakui kebaikan peraturan-peraturan itu, dan
kitapun jangan berhenti berusaha buat menjalankannya, belum dapat dipastikan
kekufurannya. Misalnya juga tentang larangan riba dalam al-Qur'an; al-Qur'an
sudah melarang riba dengan nyata-nyata, padahal di jaman sekarang seluruh
dunia menjalankan ekonomi dengan memakai Bank, yang tidak dapat dipisahkan
dengan riba. Maka kalau ada orang yang berkata, bahwa peraturan al-Qur'an
tentang riba itu sudah kolot, kita tidak percaya bahwa dia akan dapat
menyusun ekonomi kita. Orang ini sudah terancam oleh kekafiran.
Tetapi kalau
dia berkata : "Pengaruh Yahudi terlalu besar kepada ekonomi dunia ini,
sehingga kita Umat Islam terpaksa memakai sistem ekonomi dengan riba itu,
dan belum dapat berbuat lain." Belum dapat orang itu dituduh kafir.
Ada lagi semacam kafir, yaitu tidak mau tahu apa kebenaran itu dan tidak
perduli, tidak cinta. Tiap-tiap diseru kepada kebenaran, tiap itu pula dia
menjauh. Terdengar seruan ditutupnya telinganya, nampak kebenaran
dipicingkannya matanya. Sebab matanya sudah tidak dibiasakannya menentang
cahaya kebenaran itu, maka silaulah dia bila bertemu dengan dia.
Ada lagi karena tidak ada perhatian sama sekali kejurusan itu. Yang
diketahuinya hanyalah asal perut berisi, asal selera lepas, asal dapat hidup.
Kekafiran seperti ini terdapat pada umat yang buta agama yang jarang sekali
mendapat penerangan atau dakwah. Kafir karena bodoh ini masih dapat
diikhtiarkan memperbaiki dengan banyak dakwah agama. Negeri-negeri yang
seperti ini adalah tanah yang subur buat menghabiskan Islam dari tempat itu,
dan menggantinya dengan agama lain yang kuat memberi makan dan membagi-bagi
beras !
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16
17
18 19 20
21
22
23 24
25
26
27
28
29
To Main Menu |