أَمْ
تُرِيْدُوْنَ أَنْ تَسْأَلُوْا رَسُوْلَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوْسَى مِنْ قَبْلُ
وَ مَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيْمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ
(108) Atau apakah kamu hendak bertanya kepada Rasul kamu
sebagai telah ditanyai Musa di waktu dulu ? Dan barang siapa yang menukarkan
dengan kekafiran akan iman itu, maka sungguh telah sesatlah dia dari jalan
yang lurus.
وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْ بَعْدِ إِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ
عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِّنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوْا وَ
اصْفَحُوْا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ
(109) Sukalah kebanyakan dari Ahlul-Kitab itu kalau
(dapat) mereka mengembalikan kamu sesudah iman menjadi kafir,karena dengki
dari dalam diri mereka sesudah nyata kepada mereka kebenaran.Maka beri
maaflah mereka dan biarkanlah,sehingga Allah menunjukkan KuasaNya.
Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Kuasa
وَ أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَ آتُوا
الزَّكَاةَ وَ مَا تُقَدِّمُوْا لِأَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ
اللهِ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْر
(110) Dan dirikanlah olehmu sembahyang clan keluarkanlah olehmu akan zakat;
dan apapun yang kamu dahulukan untuk dirimu dan kebaikan, niscaya akan kamu
dapatlah dia di sisi Allah; sesungguhnya Allah adalah melihat apa yang kamu
kerjakan.
Setelah Allah memberikan
ajaran sopan-santun kepada umat yang beriman, supaya mereka memilih
kata-kata yang balk, yang tidak bisa disalah-artikan, dilanjutkan lagi
sekarang supaya mereka jangan meniru perangai-perangai Bani Israil yang suka
banyak tanya, banyak soal, yang bukan semata-mata untuk menghilangkan
keraguan ;
أَمْ تُرِيْدُوْنَ أَنْ تَسْأَلُوْا رَسُوْلَكُمْ كَمَا
سُئِلَ مُوْسَى مِنْ قَبْلُ
`Atau apakah kamu hendak bertanya kepada Rasul kamu sebagai
telah ditanyai Musa di waktu dulu ?" (pangkal ayat 108).
Nabi s.a.w akan bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan , dan mana yang
musykil akan ditunggunya wahyu Ilahi memberikan penjelasan. Tetapi dapatlah
dipahami bahwa dia pula orang yang datang bertanya hendak menyoal guru,
hendak mengukur dalam dangkal ilmu nya. Adapun yang bertanya karena hendak
mencari helah dan memutar-mutar. Ada pula yang bertanya di hadapan orang
banyak, supaya kelihatan bahwa dia orang istimewa.
Semuanya ini telah
dilakukan oleh Bani Israil kepada Musa. Sekarang timbul pertanyaan kepada
orang yang beriman, apakah kamu akan bertanya seperti itu pula kepada Nabi
kamu Muhammad s.a.w. .
Apakah perangai demikian akan
kamu contoh pula ? Maka dengan adanya pertanyaan secara demikian, jelas
sajalah maksudnya bahwa orang yang beriman jangan menanya seperti Bani
Israil kepada Musa a.s. itu terhadap Muhammad s.a.w Sebab perbuatan yang
demikian nyatalah bukan timbul dari iman, melainkan dari perangai kufur juga
adanya.
Jika datang perintah laksanakanlah dengan baik. Kalau tersangkut, pecahkan
sendiri sangkutan itu, seakal-budimu. Kalau ada hal yang tidak dibicarakan,
bukanlah itu karena lupa, melainkan disengaja untuk meringankan kamu.
Maka barang siapa yang masih
juga menanya-nanya seperti pertanyaan Yahudi itu, berartilah dia menukar
iman dengan kafir;
وَ مَنْ
يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيْمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ
`Dan barang siapa yang rnenukarkan dengan kekafiran akan iman
itu, maka sungguh telah sesatlah dia dari jalan yang lurus ". (ujung ayat
108).
Sesat dari jalan yang lurus, lalu memilih jalan yang berbelit-belit dengan
banyak mengemu kakan pertanyaan, guna melepaskan diri, akhirnya tersesat
kepada kufur, terlepas dari kebe naran, tenggelam dalam keingkaran. Dan
memang kalau kita dalam masyarakat, kerap kali orang , yang banyak
pertanyaan An adalah dengan maksud mencari jalan untuk melepaskan diri.
Sekarang karena belum lepas dari rangka peringatan kepada kaum yang beriman
ten - tang sikap menghadapi Ahlul-Kitab datang lagi ayat untuk menjelaskan
lagi.
Tadi di ayat 105 sudah dijelaslcan bahwa Ahlul-Kitab dan musyrikin tidaklah
bersenang hati kalau Allah menurunkan kebaikan kepada kaum yang beriman.
Kalau mereka tidak senang atau tidak suka kaum beriman dianugerahi Allah
kebaikan, apakah kiranya yang mereka senangi ?
وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْ بَعْدِ إِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا
مِّنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِّنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
"Sukalah kebanyakan Ahlul-Kitab itu kalau (dapat) mereka
mengembalikan kamu sesudah iman menjadi kafir, karena dengki dari dalam diri
mereka, sesudah nyata kepada mereka kebenaran. "(pangkal ayat 109).
Maka kalau baru sehingga tidak suka jika kaum
beriman beroleh kebaikan , belumlah begitu berbahaya.
Tetapi kalau mereka telah mulai berusaha agar kamu kembali menjadi kafir,
ini sudah lebih berbahaya. Kalau semata-mata tidak suka kaum beriman
mendapat kebaikan, itu namanya masih pasif. Tetapi kalau sudah berusaha
menarikmu kembali kedalam suasana kekafiran, itta namanya sudah mulai aktif.
Artinya sudah mulai dijadikan usaha. I'erasaan hati mereka tidak mereka
benamkan lagi, tetapi telah dijadikan rencana. Yang menjadi sebab yang
pokok ialah karena dengki. Hal itu wajib, sewajib-wajibnya oleh kaum yang
beriman, supaya tetap awas dan waspada. Dan hendaklah senantiasa kamu
perdalam imanmu, perkuat agamamu. Kalau imanmu bertambah kuat, usaha mereka
itu tidaklah akan berhasil. Hanya orang yang bodoh yang akan suka mengganti
kembali Allah Yang Maha Esa dengan berhala atau dengan kemegahan dunia yang
fana.
فَاعْفُوْا وَ اصْفَحُوْا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ
إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Maka beri maaflah mereka dart biarkanlah , sehingga Allah
menunjukkan kuasaNya."
Sebab orang yang beriman sejati tidaklah akan
mempan oleh usaha Ahlul-Kitab itu untuk mengkafirkan mereka kembali. Iman
kepada Allah adalah Nur, clan pendirian yang mereka ajak kembali supaya
dipakai itu ialah Zhulumat (gelap). Cobalah perhatikan nanti bagaimana Allah
memperlihatkan kuasaNya; bagaimana gagalnya usaha mereka. Dengan sikap
mereka mengajak kembali kepada yang gelap itu, mereka sebenarnya telah
menentang kehendak Allah. Yaitu Allah yang menguasai seluruh langit clan
bumi. Mereka yang kafir itu hanya me mandang yang disekeliling mereka saja.
Mereka tidak memandang jauh dan tidak mau insaf bahwasanya pendirian yang
salah dan bathil yang mereka pertahankan itu akan hancur. Dan itu hanyalah
soal waktu belaka. Orang yang beriman diperintahkan Tuhan supaya membiar - kan
mereka, artinya jangan gelisah. Tuhan memesankan:
فَاعْفُوْا
"Beri rnaaf mereka!"
Sebab mereka itu bodoh;
jangan kamu lekas marah.
وَ اصْفَحُوْا
"Dan biarkanlah mereka. "
Sebab di dalam perjuangan menegakkan
kebenaran dihadapan kebatilan, yang akan menang ialah barangsiapa yang lebih
panjang nafasnya. Biarkanlah mereka. Sebab mereka segera akan kehabisan
tenaga dan akal berhenti dengan sendirinya. Pada waktu itu kamu akan melihat
betapa Allah memperlihatkan kuasaNya. Jangan kamu terpesona oleh gelagak
buih ketika hari banjir ! Banjir akan segera reda, dan buih akan hilang
disirnakan angin.
إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Kuasa.
" (ujung ayat 109).
Tuhan Allah yang menguasai langit dan bumi
yang begitu besar dan luas pada pandangan kita manusia, maka bagi Tuhan
Allah Yang Maha Kuasa itu, soal kekufuran orang yang kafir itu hanyalah
sekelumit soal kecil saja. Mudah sajalah bagiNya memutarkan keadaan.
Kadang-kadang daripada yang tidak disangka-sangka. Dan itu selalu kejadian
dan beberapa kali dialami oleh Rasul s.a.w dan tiap orang yang beriman.
Ingatlah bagaimana orang Quraisy berusaha hendak mengepung Rasul clan hendak
membunuhnya.
Ingatlah kisah kejadian-kejadian kecil yang terjadi seketika beliau
bersembunyi di dalam gua. Kekuasaan siapa yang menghambat mata mereka,
sehingga mereka tidak merungkuk kan kepala di pintu gua, sehingga mereka
tidak rnelihat Rasul dan sahabatnya Abu Bakar yang tengah sembunyi, sedang
Rasul dan Abu Bakar melihat kaki-kaki mereka sehingga lutut ? Oleh sebab itu
maka yang amat penting ialah memperteguh hati.
Sebab benteng keislaman dan keimanan itu wajib diperteguh. Maka untuk
memperteguhkannya ialah :
وَ أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ
"Dan dirikanlah olehrnu sembahyang. "(pangkal ayat 110).
Selama ibadat sembahyangmu
masih tegak, selama suara azan masih berdengung memenuhi udara, Shalatil
Jama'ah masih berdiri, Jum'at masih ramai dikunjungi dengan shafnya yang
teratur, tidaklah ada satu usaha Ahlul-Kitab itu yang berhasil, sebab shaf
umat beriman itu rapat dan teguh.
وَ آتُوا الزَّكَاةَ
"Dan keluarkanlah akan zakat. "
Artinya, janganlah bakhil
mukmin yang kaya, mengeluarkan harta membantu orang yang miskin. Sebab
miskin itu adalah pintu kepada kufur. Asal perut berisi kadang-kadang orang
tidak keberatan menjual agamanya. Bukan saja zakat yang wajib, malahan
segala sedekah, hadiah dan hibah tandanya hati murah, demikian juga
memberikan hartabenda untuk pembangunan segala usaha menegakkan agama,
jangan ditahan-tahan :
وَ مَا تُقَدِّمُوْا لِأَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ
عِنْدَ اللهِ
"Dan apapun yang kamu dahulukan untuk dirimu dari kebaikan,
niscaya akan kamu dapatilah dia di sisi Allah."
Artinya, jika diberi Allah rezeki di zaman
sekarang ini, keluarkanlah terlebih dahulu sekarang juga, ini namanya telah
dikirimkan terlebih dahulu untuk persiapan din sendiri di hadapan hadirat
Allah; semuanya tidak akan hilang dengan sia-sia. Semuanya kelak akan engkau
dapati kembali di sisi Allah. Lebih baik kirimkan harta itu terlebih dahulu
dari sekarang. Sebab hartamu yang sebenarnya ialah telah engkau belanjakan.
Kalau engkau bakhil, engkau tahan tahan harta itu sementara engkau hidup
ini , kelak jika engkau mati, tidaklah ada faedahnya buat kamu sama sekali.
Maka kekuatan beribadat sembahyang, mengeluarkan zakat dan kesudian
mengeluarkan harta-benda, itulah dia pokok penting di dalam menangkis
serangan Ahlul-Kitab yang selalu berusaha keras memutar haluan hidupmu dari
Islam kembali menjadi kafir itu .
إِنَّ اللهَ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ بَصِيْر
"Sesungguhnya Allah, adalah melihat apa yang kamu kerjakan."
(ujung ayat 110).
Dengan berusaha terus dan bergiat terus menunjukkan dan mengamalkan iman,
merapatkan hubungan dengan Allah dengan mendirikan sembahyang dan
mengeluarkan zakat bagi merapatkan hubungan sesama sendiri, maka usaha
mereka hendak mengkafirkan kamu kembali niscaya akan gagal. Allah selalu
melihat bagaimana kegiatan kamu.
وَ قَالُوْا لَنْ
يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ كَانَ هُوْدًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ
أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْن
(111) Dan mereka berkata :
Sekalikali tidak akan masuk ke syurga melainkan siapa-siapa yang jadi
Yahudi atau Nasrani. Yang begitu hanyalah angan-angan mereka. Katakanlah :
Tunjukkan alasan kamu jika memang kamu orang-orang yang benar.
بَلَى مَنْ
أَسْلَمَ وَجْهَهُ ِللهِ وَ هُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ
وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْن
(112) Sekali-kali tidak ! Barangsiapa yang
menyerahkan dirinya kepada Allah, dan diapun berbuat balk, maka untuknyalah
pahalanya di sisi Tuhannya, dan tidaklah ada ketakutan atas mereka dan
tidaklah mereka akan berduka cita.
وَ قَالَتِ
الْيَهُوْدُ لَيْسَتِ النَّصَارَى عَلَىَ شَيْءٍ وَ قَالَتِ النَّصَارَى
لَيْسَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى شَيْءٍ وَ هُمْ يَتْلُوْنَ الْكِتَابَ كَذَلِكَ
قَالَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فَاللهُ يَحْكُمُ
بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
(113) Dan berkata orang Yahudi "Tidak ada
orang-orang Nasrani itu atas sesuatu. Dan berkata orang-orang Nasrani; Tidak
ada orang Yahudi itu atas sesuatu. Padahal mereka membaca kitab. Begitu
jugalah orang-orang yang tidak berpengetahuan berkata seumpama kata mereka
itu. Maka Allah akan memutuskan di antara mereka di hari kiamat pada barang
yang telah mereka perselisihkan itu .
وَ مَنْ أَظْلَمُ
مِمَّنْ مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهُ وَ سَعَى فِيْ
خَرَابِهَا أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوْهَا إِلاَّ خَآئِفِيْنَ
لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
(114) Dan siapakah yang lebih aniaya dari
orang-orang yang menghambat masjid-masjid Allah , daripada akan disebut
padanya namaNya , seraya berusaha mereka pada meruntuhkannya ? Mereka itu
tidaklah akan masuk kedalamnya, melainkan dengan ketakutan. Untuk mereka di
dalam dunia ini adalah kehinaan, dan untuk mereka di akhirat adalah azab
yang besar.
Di ayat 110 di atas tadi
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan supaya Islam dan imanmu itu
diamalkan, dijadikan kenyataan. Sembahyang dirikan , zakat keluarkan dan
hendaklah bermurah hati mengeluarkan harta-benda untuk segala amal
kebajikan. Dengan demikian maka usaha rnereka yang timbul dari hati dengki
untuk mengkafirkan kamu kembali pasti gagal.
Tetapi kalau agama hanya sebutan saja, sembahyang sudah banyak ditinggalkan
dan zakat tidak teratur keluarnya lagi, dan kaum Muslimin telah bakhil,
AhlulKitab tersenyum gembira. Dia rupanya mengerti bahwa segi kekuatan
Islam ialah pada sejalannya iman dengan perbuatan. Kalau itu tidak ada lagi,
maka orang yang dizaman jahiliyah di bawah martabatnya dari orang Yahudi dan
Nasrani akan kembali kepada keadaannya yang semula dan mereka akan mendabik
dada kembali mengatakan bahwa merekalah yang lebih tinggi. Itupun masih
mereka katakan :
وَ قَالُوْا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ كَانَ
هُوْدًا أَوْ نَصَارَى
"Dan mereka berkata : Sekali-kali tidak akan masuk ke syurga
melainkan siapa-siapa yang jadi Yahudi dan Nasrani. " (pangkal ayat 111).
Inilah perkataan sombong dari Yahudi dan Nasrani. Yaitu mereka berkata yang
akan masuk syurga hanyalah siapa yang menjadi Nasrani atau Yahudi. Mengapa
mereka berkata demikian ? Inilah karena agama telah mereka jadikan
golongan. Mereka tidak lagi menilai iman dan amal shalih seseorang. Sebab
yang mereka pertahankan ialah golongan. Apatah lagi memang jelas dengan
memakai nama Yahudi, yaitu nama suku yang terbesar dari dua belas suku Bani
Israil dan nama Nasrani, negeri Nazaret tempat lahir Nabi Isa a.s., maka
agama sudah menjadi nama golongan. Sebab itu dijelaskan oleh lanjutan ayat :
تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ
"Yang begitu hanyalah angan-angan rnereka."
Yaitu satu ucapan yarig tidak beralasan, yang
hanya timbul dari angan-angan dan khayal belaka.
قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْن
"Katakanlah: Tunjukkan alasan kamu, jika kamu memang orang
orang yang benar." (ujung ayat 111).
Apa sebabnya Yahudi
mengatakan surga hanya untuk orang yang jadi Yahudi, apa alasannya dan
buktinya.
Orang Nasrani berkata begitu pula; surga hanya untuk orang Nasrani. Apa
sebabnya ? Mengapa Yahudi tak boleh masuk? Mereka diminta mengeluarkan
alasan atau dalil yang masuk akal , bukan hanya amani; yaitu angan-angan ,
khayal-khayal yang bersimpang-siur.
Tunjukkan alasanmu ! Inilah satu pokok yang ditegakkan oleh ajaran Islam
di dalam menjunjung tinggi agama. Suatu dakwaan yang tidak ada alasan,
tidaklah dapat diterima. Orang Yahudi mengatakan bahwa yang akan masuk surga hanya orang Yahudi !
Orang Nasrani mengatakan begitu pula, surga hanya untuk orang Nasrani.
Mana alasan ? Apa sebab ? Ayat yang selanjutnya membantah perkataan itu :
بَلَى "Sekali-kali tidak!"
(pangkal ayat 112).
Perkataan yang benar ialah:
مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ ِللهِ وَ هُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ
أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ
"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, dan diapun
berbuat baik, maka untuknyalah pahalanya di sisi Tuhannya. "
Menyerahkan diri kepada
Tuhan, tunduk dengan segenap jiwa dan raga, tidak membantah dan mendurhakai,
tidak menolak kebenaran. Lalu dibuktikan dengan kesudian berbuat baik,
beramal.
Bukan mengakui menyerah kepada Tuhan dengan mulut saja, melainkan mesti ada
bukti. Itulah yang akan beroleh pahala dan beroleh syurga Allah. Tidak
peduli apa dia orang Arab atau Yahudi, Nasrani atau Shabi'in. Pendirian ini
pada ayat 62 pun telah diterangkan.
وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
"Dan tidaklah ada ketakutan atas mereka."
Artinya tidak ada rasa takut akan rnendapat
azab dan siksa dan murka Ilahi, karena diri telah menyerah kepadaNya sejak
semula, dan amalpun telah diperbuat.
وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْن
"Dan tidaklah mereka akan berduka cita. "
(ujung ayat 112).
Tidak akan berdukacita bahwa
amalan tidak akan diterima dan usaha mereka akan sia-sia belaka. Sebab
tujuan hidup telah disediakan oleh Tuhan. `Aslamawajhahu "; artinya, mereka telah menyerahkan diri kepada Tuhan.
Itulah yang pasti masuk syurga: Aslama menjadi Yuslimu dan mashdarnya atau
pokok kata ialah Islam. Sebab itu orang yang Islamlah yang akan masuk
syurga, walaupun tadinya dia dari Yahudi, dari Nasrani atau dari rnusyrik
penyembah berhala.
Dia tinggalkan ikatan diri dengan yang lain itu , dia bebaskan diri
daripadanya dan menyerah buat kepada Tuhan. Dibuktikan pula dengan
perbuatan. Sehingga walaupun ada orang yang menyebut dirinya telah Islam, tetapi
sebutan saja, tidak diikuti oleh amal yang baik, tidaklah akan masuk ke
dalam surga. Tidaklah akan bebas dia daripada rasa ketakutan dan dukacita. Lantaran itu maka nama Islarn bukanlah nama golongan. Bukan nama satu
keturunan dan bukan nama satu negeri. Islam itu ialah sikap hidup !
Pendirian yang masuk akal ini bolehlah dibandingkan dengan pendakwaan dan
amani mereka tadi, mana yang masuk akal dan mana yang benar. Ayat ini telah
menyumbat mulut orang yang mengakui dirinya Islam, tetapi hanya mulut saja,
padahal ketaatan pada Tuhan tidak ada. Bukti amal tidak ada. Pengertian
tentang arti menyerah kepada Allah tidak ada.
Mereka Islam hanya karena keturunan atau tanda peta belaka. Maka sama
sajalah keadaan mereka, sama-sama amani atau angan-angan dan khayal sebagai
orang Yahudi dan Nasrani itu pula.
Dan menjadi pelajaran lagi bagi kita orang Islam; sekali-kali jangan
mengemukakan suatu pendirian kalau tidak dengan alasan. Hatu Burhanakum :
Keluarkan alasanmu, telah menutup pintu taqlid turut-turutan dengan
serapat-rapatnya. Beragamalah dengan berpikir, pergunakanlah akal. jangan
hanya beragama karena pusaka saja.
وَ قَالَتِ الْيَهُوْدُ لَيْسَتِ النَّصَارَى عَلَىَ شَيْءٍ
"Dan berkata orang Yahudi. Tidak ada orang-orang Nasrani itu
atas sesuatu. " (pangkal ayat 113).
Pendeknya orang Nasrani itu
tidak sebuah juga; Kamilah yang benar !
وَ قَالَتِ النَّصَارَى لَيْسَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى شَيْءٍ
"Dan berkata orang-orangNasrani: Tidak ada orang Yahudi itu
atas sesuatu jua. "
Kamilah yang benar!
وَ هُمْ يَتْلُوْنَ الْكِتَابَ
"Padahal mereka membaca kitab. "
Orang Yahudi membaca Kitab Taurat, di
dalamnya dinyatakan bahwa akan ada Nabi yang akan menyambung usaha Nabi
nabi yang terdahulu. Orang Nasrani pun membaca Kitab; yaitu Kitab Injil. Di
dalamnyapun tersebut bahwa kedatangan Isa al-Masih adalah menggenapkan isi
Taurat, dan tidak akan mengubah isi Taurat. Di antara Kitab dengan Kitab tidak selisih, tetapi pengikut menjadi
berselisih. Yang satu mengatakan yang lain tidak berdasar, tidak sebuah
juga. Yang lain berkata pula,
كَذَلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ مِثْلَ
قَوْلِهِمْ
"Begitu jugalah orang-orang yang tidak berpengetahuan, berkata
seumpama kata mereka itu (pula). "
Mengatakan diri awaklah yang lebih, orang lain tidak ada yang benar. Orang
musyrikin Arab begitu pula berkata pada Yahudi dan Nasrani. Orang Majusi
Persia niscaya begitu pula bicara terhadap pemeluk agama atau golongan yang
lain, yaitu sudah rnenjadi kebiasaan yang merata dan umum di antara sekalian
orang yang memeluk agama tidak dengan pengetahuan.
فَاللهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيْمَا
كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
"Maka Allah akan memutuskan di antara mereka di hari kiamat
pada barang yang telah mereka perselisihkan itu." (ujung ayat 113).
Telah dapat dikira-kirakan apa keputusan yang akan diambil Tuhan terhadap
mereka semuanya, balk dia bernama Yahudi , Nasrani ,Majusi, orang Arab
Mekkah dan Madinah , orang Syabi'in dan lain lain, yang beragama tidak
dengan pengetahuan itu , yang berkata bahwa yang benar adalah pihak mereka
masing-masing saja.
Yang lain ahli neraka semua. Hanya mereka yang akan masuk surga. Sudah
nampak terlebih dahulu garis yang ditentukan T'uhan. Yaitu siapa di antara
mereka yang benar-benar berserah diri kepada Allah dan beramal yang balk ?
Yang agamanya bukan hanya di ujung lidah, tetapi kosong dari otak dan kosong
dari hati? Yang agama bukan asal beragama orang , beragama pula awak ?
Yang beramal dengan pengetahuan dan keinsafan. Mereka itulah yang akan
dibenarkan Tuhan. Adapun yang pengakuan mulut berteriak-teriak, tetapi amal
tidak terbukti, tidaklah akan disahkan Tuhan untuk mendapat pahalaNya.
Bagaimana pula kita hai kaum Muslimin ? Apakah syurga hanya tertentu buat
orang Islam saja? Dan yang benar hanyalah orang Islam saja ? Yahudi tidak
sebuah juga, Nasrani tidak sebuah juga ? Kalau engkau mengatakan bahwa yang
cukup segala sesuatunya hanyalah orang Islam, sudahkah engkau ketahui
hakikat agamamu yang engkau peluk? Apakah sah beragama dengan kebodohan ?
Selanjutnya bersabdalah Tuhan tentang kesucian rumah-rumah tempat beribadat
bersujud kepada Allah.
وَ مَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللهِ أَنْ
يُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهُ وَ سَعَى فِيْ خَرَابِهَا
"Dan siapakah yang lebih aniaya dari orang-orang yang
menghalang halangi mesjid-mesjid Allah daripada akan disebut padanya
namaNya seraya berusaha mereka pada meruntuhkannya?" (pangkal ayat 114).
Meskipun Nabi Muhammad s.a.w
telah datang membawa agama Tauhid, membawa Islam dan telah berdiri mesjid
Rasulullah di Madinah, namun perlindungan kepada sekalian tempat beribadat
menyembah Allah Yang Maha Esa dengan ayat ini telah dinyatakan. Mesjid
artinya ialah tempat sujud; di ayat ini dipakai kata jama' yaitu masaajid,
artinya semua tempat bersujud, sernua tempat bersembahyang. Dengan jalan
pertanyaan yang bernama Istifham-Inkari yaitu pertanyaan berisi sanggahan
keras , tempat-tempat beribadat itu telah dibela dengan ayat ini; siapa yang
lebih zalim dari orang-orang yang menghalang-halangi mesjid-mesjid Allah ?
Artinya, tidak ada lagi orang yang lebih zalim dari orang yang berbuat
demikian. Apatah lagi setelah menghalang halang berusaha pula
meruntuhkannya. Orang-orang perusak mesjid, penghancur rumah-rurnah tempat
beribadat itu memang jahat hatinya , jauh dari Tuhan :
أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوْهَا إِلاَّ
خَآئِفِيْنَ
"Mereka itu tidaklah akan masuk ke dalamnya , melainkan dengan
ketakutan. "
Padahal apabila telah masuk
ke dalarn sebuah tempat beribadat, balk dia mesjid Islam atau sinagog
Yahudi, atau gereja Nasrani, namun suasana di dalarnnya sudah lain.
Orang-orang yang masuk ke dalamnya dengan hati lembut, telah menyediakan
diri buat tafakkur kepada'Tuhan.
Betapapun cara mereka beribadat, namun yang mereka seru hanya Yang Esa juga.
Meskipun kadang-kadang bertemu ibadat yang bid'ah atau tambahan-tambahan ,
namun dia dapat diselesaikan apa bila keinsafan beragama yang sejati sudah
mendalam. Tetapi tidak boleh dihalangi , apatah lagi dirusak dan
diruntuhkan.
Dikatakan di dalam ayat ini rahasia jiwa orang yang amat zalim itu. Mereka
memang takut masuk ke dalam mesjid karena jiwa mereka sudah sangat berjauhan
dengan Tuhan. Keganasan mereka menghalangi orang beribadat , atau
rnenghancurkan mesjid bukanlah karena mereka gagah berani , tetapi si
pengecut.
Orang yang beribadat kepada Allah , yang meramaikan tempat beribadah ,
memang tidak merasa takut dan tidak tunduk hatinya kepada penguasa dunia
yang sombong lagi aniaya itu. Meskipun mereka kelihatan lemah , tetapi jiwa
mereka tidak bisa diperkosa. Si zalim takut masuk ke dalam tempat beribadat
karena takut mendengar khutbah yang berapi-api mencela perbuatannya.
Bagaimana zalim pula ancaman Tuhan kepada mereka.
لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ
"Untuk mereka di dalam dunia ini adalah kehinaan."
Sebab mereka menjadi timbunan sampah dan
nista orang yang dianiaya. Orang menutup mulut hanyalah karena takut akan
aniaya saja. Kadang kadang apabila orang tidak tahan menderita lagi, orang
akan merenggutkan mereka dari kekuasaannya.
Siang malam orang-orang yang zalim itu tidak akan bersenang diam, karena
hati kecil mereka sendiri telah merasa amat bersalah, karena telah
merusakkan tempat yang dimuliakan dan disucikan orang.
وَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
"Dan untuk mereka di akhirat adalah azab yang besar."
(ujung
ayat 114).
Macam-macam pulalah riwayat ahli tafsir tentang sebab turun ayat ini.
Kadang-kadang mereka bawakan hikayat seketika Nebukadnesar menaklukkan
Jerusalem, lalu meruntuh dan menghancurkan Haikal Sulaiman atau Baitul
Maqdis yang terkenal itu. Ada pula yang mengisahkan masuknya tentara Romawi
ke Palestina 130 tahun setelah wafatnya Nabi Isa al-Masih, lalu mereka
hancurkan pula kembah bangunan bangunan ibadat orang Yahudi.
Ada pula yang mengatak-an bahwa ayat ini adalah suatu bayangan , bahaya
besar yang akan datang kemudian hari dalam Islam sendiri, yaitu datangnya
kaum Qaramithah menyerang Mekkah merusak mesjid dan mencungkil Hajarul Aswad
(Batu Hitam) dari Ka'bah dan mebawanya ke Bahrain, pusat kedudukan merka.
Sampai 22 tahun lamanya batu mulia itu tertahan disana. Dan ada juga
mentafsirkan ketika tentara Salib menyerang negeri-negeri Islam dan
meruntuhkan mesjid-rriesjid .
Tetapi meskipun semuanya itu dipandang dari sanad riwayat tidaklah kuat
untuk menjadi sebab turun ayat, namun ayat ini telah menjadi pendirian yang
pokok dari Islam, yaitu membela dan mempertahankan dan menjaga kemuliaan
tempat-tempat beribadat.
Baik tempat beribadat orang Yahudi atau orang Nasrani, atau apatah lagi
mesjid mesjid Islam. Dengan pemeluk kedua agarna itu pertukaran pikiran
tentang i'tikad boleh diteruskan. Kepercayaan mereka yang salah boleh
dibantah, akal dapat diadu dengan akal. Tctapi sinagog , gereja dan biara
mereka tidak boleh diganggu.
Tidak boleh diganggu adalah kata yang masih pasif. melainkan lebih tegas
lagi; wajib dibela dan dipertahankan. Malahan pembelaan terhadap
tempat-tempat beribadat itulah yang menjadi dasar politik mendirikan
pertahanan dalam Islam. Artinya membentuk tentara dalam Islarn, menjadi senjata dan kendaraan untuk
perang, semuanya itu tujuan pertama adalah guna mempertahankan dan merribela
sinagog, gereja, biara dan mesjid dari kezaliman luar.
Pemeluk agama lain itu di dalam pemerintah Islam diberi jaminan dan dibela
dalam ibadat dan rumah suci mereka *[Dasar pofitik dan pertahanan islam ini
ditulis lagi dengan jelas didalam Surat al-Haj (Surat 22 ayat 40).Sudilah
diperiksa]
Sebab itu maka seketika Saiyidina Abu Bakar akan menyuruh Usamah berperang,
atau menyuruhKhalid bin al-Walid menaklukkan negeri-negeri taklukkan Roma-wi
yang beragama Nasrani, beliau pesankan yang terutama agar rumah-rumah
ibadat jangan diganggu.
Pendeta-pendeta yang sedang mengerjakan upacara agama jangan dihalangi. Itu
pula sebabnya maka seketika Jerusalem ditaklukkan oleh tentara Islam , Uskup
Nasrani memohon Khalifah Umar bin Khathab sendiri datang menerima penyerahan
takluk mereka , dan langsung Uskup itu diakui dalam jabatannya itu dengan
tidak diganggu.
Bahkan dalam Kerajaan Turki Osmani , seketika Sultan Muhammad Penakluk
(al-Fatih) menaklukkan Konstantinopel (1453) Patrick Nasrani di sana ,
beliau di akui dan diangkat menjadi menteri untuk urusan agama mereka dalam
perlindungan baginda.
Sampai sekarang , Kerajaan Turki Osmani telah habis, dan Turki telah
bertukar menjadi Republik namun gereja Kristen Orthodox , masih tetap
berpusat di Konstantinopel. Patricknya yang tertinggi masih berkedudukan di
negeri itu. Sebab yang terpenting ialah bahwa setelah negeri itu dikuasai
oleh Kerajaan Turki Islam, kedudukan itu tidak diganggu, sehingga tidak ada
niat Gereja Orthodox memindahkannya ke negeri lain. Sebab Konstantinopel
dahulunya adalah pusat Kerajaan Byzantium.
Oleh karena ayat ini, Alhamdulillah, bersihlah sejarah perjuangan dan
perkembangan Islam daripada meruntuhkan sinagog , gereja atau biara. Malahan
seketika Khalifah Umar bin Khathab datang ke Syam menerima penyerahan takluk
kaum Nasrani itu , hari telah petang , waktu Ashar sudah hampir habis ,
padahal beliau sedang dalam pekarangan Gereja Qiyamat , yang menurut
kepercayaan orang Nasrani dari sanalah Nabi Isa a.s. naik ke langit setelah
dia bangkit dari kubur.
Setelah beliau menyatakan bahwa beliau hendak sembahyang, pendeta di gereja
itu mempersilahkan beliau masuk ke dalam saja, agar beliau sembahyang secara
Islam di pekarangan dalam itu. Tetapi beliau menolak dengan alasan, kalau
beliau sembahyang ke dalam, takut kalau-kalau datang orang Islam yang di
belakang hari yang mendengar beliau pernah sembahyang di sana, merekapun
meminta pula diizinkan sembahyang disitu, sehingga orang Nasrani sendiri
yang hendak beribadat cara agamanya jadi terganggu karenanya. Sebab itu
beliau sembahyang di luar pekarangannya saja.
Sungguhpun begitu sarnpai sekarang ini, turis orang Islam berziarah ke
gereja itu, pendeta-pendeta yang di sana masih dengan bangganya menunjukkan
bahwa di tempat ini pernah Umar bin Khathab sembahyang.
Padahal Kerajaan Perancis ditahun 1830 setelah menaklukkan Aljazair, sudah
merampas mesjid Islam clan mengalihkannya menjadi gereja tidak dengan
persesuaian penduduk Muslimin. Maka setelah Aljazair menang dalam perjuangan
kemerdekaannya (1963), mesjid itu diambil orang kembali dan patung-patung
yang ada di dalamnya , dihancurkan , mihrabnya ditegakkan sebagai semula .
Sudah banyaklah perjuangan yang ditempuh
Islam, ada masa pasang naik dan ada masa pasang turun , namun suatu hal yang
menimbulkan rasa bahagia dalam hati , tidaklah banyak kejadian raja raja dan
penakluk Muslim yang melanggar larangan keras Allah dalam ayat ini ,
menghalangi pemeluk agama lain memasuki rumah ibadat mereka , apatah lagi
menghancurkan. Sebab Allah sendirilah yang mencap mereka zalim , tidak ada
zalim lebih atas dari itu lagi , jika menghalangi orang beribadat atau
mereka runtuhkan tempat beribadat.
Cuma Kaisar Moghul Aurangzeb
yang bertindak agak keras ketika baginda menaklukkan India. Yaitu baginda
perintahkan meruntuhkan kuil-kuil Hindu tempat memuja Dewa-dewa: Dewa
Brahmana, Dewa Wishnu, Dewa Shiwa dan beratus-ratus bahkan beribu dewa lagi.
Tetapi tidak beliau ganggu gereja-gereja Kristen yang telah ada dibawah
orang Portugis (Katholik) di beberapa negeri waktu itu. Karena menurut hemat
beliau, kuil-kuil itu tidaklah tempat memuja Allah, tetapi memuja berhala.
Sebab itu seketika menulis riwayat Kaisar-kaisar Moghul di India itu ,
orang-orang Barat lebih memuji muji Kaisar Akbar dan memburuk-burukkan
Kaisar Aurangzeb. Sebab Kaisar Akbar bukan saja menenggang orang Hindu,
bahkan di akhir hayatnya, karena tenggang menenggang, tidak tentu lagi agama
apa yang baginda peluk.
Di istana baginda ada api pujaan orang Parsi. Ada berhala berhala orang
Hindu, ada pula panitia penterjemahan Taurat dan Injil. Dan beliau coba
membentuk sebuah agama baru, gabungan segala agama, yang beliau namai Din
Ilahi : Agama Tuhan. Dan beliau jadikan api sebagai rumus dari kekekalan
Tuhan.
Karena tenggang menenggang , baginda korbankan agama baginda
sendiri, dan beliau bentuk agama baru. Tetapi setelah baginda mangkat , yang
mengantarkan jenazah baginda kekubur tidak lebih dari 10 orang , karena
hanya 10 orang yang benar-benar menganut agama itu. Kemudian agama itu telah
diteruskan oleh Nyonya Annie Besant , dan Nyonya Balavatsky dengan
Theosofie.Dan di masa puteranya Syah Jehan, agama Akbar itu dipadamkan
kembali.
Tetapi toleransi yang demikian luas dalam Islam telah disalah gunakan oleh
pemeluk agama lain, terutatna Nasrani. Di mana-mana negeri yang mereka
merasa kuat , berebutlah mereka mendirikan gereja di daerah orang Islam ,
sehingga Ulama Fiqh mengeluarkan berbagai hasil Fiqh mengatur , bahwa di
daerah Islam tidak boleh didirikan gereja yang baru. Ulil-Amri Islam berhak
mengaturnya.
Dan di Tanah air kita Indonesia, setelah negeri ini bebas dari penjajahan
Belanda-Kristen , perlombaan mendirikan gereja di tanahtanah orang Islam ,
meskipun di tempat itu tidak ada orang Kristen bertambah hebat dari pada
waktu penjajahan sendiri.
Meskipun golongan penduduk yang terbesar (mayoritas) adalah kaum Muslimin.
Apa sebabnya ?
Karena umumnya pemegang kekuasaan adalah orang yang mendapat pendidikan
Belanda khususnya dan Barat umumnya, yang bagi mereka tidak perduli dan
tidak jadi perhatian , apakah yang banyak itu gereja atau mesjid. Dan
pendidikan Barat yang telah berurat-berakar itu menyebabkan timbulnya satu
perasaan , bahwa kalau rnereka mempertahankan hak kaum Muslimin, rnereka
akan dituduh fanatik. Oleh karena taktut dituduh fanatik itu , mereka akan
marah dan sangat murka kepada orang Islam sendiri, kalau orang Islam itu
saja menentang orang mendirikan gereja di pekarangan kaum Muslimin.
Keluasan dada Islam yang ditanamkan oleh ayat yang bertuah ini, adalah satu
perinngatan keras yang wajib dipegang teguh oleh penguasa-penguasa Islam.
Itu sebabnya maka sampai sekarang orang Nasrani minoritas di negeri-negeri
Islam , sebagai di Mesir, di Suria , Irak dan Transyordania , masih tetap
ada. Mereka itu telah diakui dan dilindungi (dzimmi) sejak 14 abad yang
telah lalu.
Di Libanon mereka dapat mendirikan negara sendiri , di mana mereka dapat
menjadi presiden menurut Undang Undang Dasar yang disokong oleh Perancis di
waktu Libanon mencapai kemerdekaannya. Tetapi orang Islam di Spanyol setelah
pertahanan terakhir Kerajaan Islam di Granada (Banil Ahmar) kalah, maka
mereka yang tinggal di Spanyol dipaksa masuk Nasrani dengan keras , dan
mesjid-mesjid mereka dijadikan gereja .
Yang masih saja berkeras memegang agamanya diusir besar-besaran berjuta
banyaknya. Sebab itu maka babis musnahlah minoritas Islam dari negeri
Spanyol, Portugal dan juga Prancis.
Seketika hebat peperangan Turki 0smani dengan Rusia-Tsar di dalam abad
kesembilan Belas, Kerajaan Tsar menuntut Kerajaan Turki memberikan hak bagi
Rusia memperlindungi umat Kristen di negeri Turki.
Padahal perlindungan yang diberikan Turki kepada minoritas Kristen itu telah
cukup balk. Malahan sampai sekarang ini sebagai kita tuliskan di atas tadi,
Gereja Orthodox Yunani yang banyak tersebar di Eropah Timur dan Rusia masih
tetap berpusat di Istambul dan Gereja Kopti masih tetap berpusat di
Iskandariyah.
Ada orang membantah , mengapa Sultan Muhammad Penakluk menjadikan gereja Aya
Sophia menjadi mesjid Islam. Kita akui itu adalah sebagai lambang kemenangan
politik pada waktu itu , yang disodarkan oleh Sultan kepada Uskup Besar
Kristen di Istambul (Konstantinopel) karena gereja di waktu itu terlalu
banyak sedang mesjid Islam belum ada, padahal kekuasaan sudah di tangan
kerajaan Islam. Hal ini berbeda dengan menukar mesjid Gordova menjadi
gereja, setelah memaksa sisa orang Islam yang ada di Gordova menjadi
Kristen.
Dan Sultan Muhammad Penakluk dan raja-raja Turki kemudiannya tidak ada
terdengar meruntuhkan gereja atau sinagog. Malahan sampai saat tafsir ini dikarang, orang-orang tua-tua Kristen di
Yugoslavia masih saja mengenang kebahagiaan yang mereka rasai tatkala negeri
mereka dibawah kekuasaan Turki , yang baru pada tahun 1912 dihabiskan dari
sana. Sudah pasti jauh lebih baik pernerintah T'urki-Islam dari pemerintah Komunis
Tito.
Dan seketika Jakarta yang didirikan Syarif Hidayatullah (Fatahillah) sebagai
lambang kemenangan Islam di Jawa Barat (1527), jadilah Jakarta atau
Jayakarta sebuah negeri Islam yang makmur. Tetapi se.jak tahun 1611 masuklah
pengaruh Belanda. Maka seketika pengarang Inggris yang besar Arnold Toynbee
datang ke Jakarta setelah Indonesia merdeka , dia mengakui keluasan dada
kaum Muslimin , karena di mana-mana berdiri gereja-gereja yang megah.
Sebagai penglihatan sepintas-lalu beliau telah terkesan akan keluasan dada
Islam. Padahal bukan keluasan dada saja, melainkan karena tidak ada kekuasan
selama 350 tahun. Maka berdirilah gereja-gereja yang rnegah di tempat yang
penting-penting ,di tempat yang di diami oleh penduduk sengsara , dengan
tidak ada sokongan pemerintah , hanya dari iuran jama'ahnya saja.
Scjarah berjalan terus , kadang-kadang membawa suka , kadang kadang membawa
duka. Namun ayat ini terus menjadi ancaman keras kepada penguasa-penguasa
Islam, jangan menghalangi orang beribadat , di rumah ibadat, jangan
merusakkan tempat beribadat.
Karena perbuatan itu adalah sangat zalim. Dan pertahankanlah sinagog ,
gereja dan biara, dan. kemudian itu mesjid Islam, daripada gangguan
orang-orang yang bermaksud kepada agama memuja Allah : Tuhan Allah. Yang
Maha Esa.
Memang telah berdiri di beberapa tempat dan kota beberapa mesjid yang besar.
Tetapi seluruhnya tidaklah didirikan oleh pemerintah, tidaklah didirikan
oleh Kementerian atau Departemen Agama. Hanya sebuah mesjid dalam kota
Jakarta, yaitu Mesjid Agung Al-Azhar, yang berdiri di atas suatu pekarangan
yang luas di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. 90% mesjid itu. adalah bantuan
pemerintah, namun panitia dan pengurusnya tetap swasta.
Mengapa yang satu itu lolos ? Ialah karena Perdana Menteri yang
mempermudahnya waktu itu ialah Mohammad Natsir, Menteri Agamanya Kyai Faqih
Usman dan walikota Jakarta almarhum Syamsurrijal. Ka1au tidaklah karena itu,
90% kemungkinan bahwa tanah itu telah diserahkan kepada Katholik.
Mesjid Istiqlal yang dikerjakan dalam masa lebih 10 tahun, asal mulanya
telah diprakarsai oleh satu panitia swasta. Tetapi untuk kemegahan dirinya ,
Ir Sukarno rnencaplok panitia itu , lalu dikepalainya sendiri. Setelah dia
jatuh, kembali seret lagi pembangunan mesjid itu.
Dan seluruh panitia pendirian mesjid-mesjid di daerah yang luas di Indonesia
ini , seperti Mesjid Ambon , Mesjid Kota Medan , Mesjid Agung di Palembang ,
mesjid di Flores dan lain-lain , adalah panitia swasta belaka, pengusaha
pemerintah takut rnenonjolkan diri , mengelakkan tuduhan fanatik agama.
Di beberapa kota orang mendirikan mesjid dengan memakai nama Jendral-jendral
supaya jangan terlalu bayak desas-desus menghalang-halanginya. Sebab orang
takut kepada nama tentara.
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16
17
18 19 20
21
22
23 24
25
26
27
28
29
To Main Menu |