وَ اتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِيْنُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَ مَا
كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَ لَكِنَّ الشَّيْاطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ
السِّحْرَ وَ مَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ
وَ مَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُوْلاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ
فَلاَ تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهِ بَيْنَ
الْمَرْءِ وَ زَوْجِهِ وَ مَا هُم بِضَآرِّيْنَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ
بِإِذْنِ اللهِ وَ يَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنْفَعُهُمْ وَ
لَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَ
لَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْن
(102)
Dan mereka ikut
apa yang diceritakan oleh syaitan-syaita tentang Kerajaan. Sulaiman ,
padahal tidaklah kafir Sulaiman,akan tetapi syaitan-syaitan itulah yang
kafir. Mereka ajarkan kepada manusia sihir, dan apa yang diturunkan kepada
kedua Malak di Babil , Harut dan Marut. Padahal mereka berdua tidak
engajarkan seseorang melainkan sesudah keduanya berkata: Kami tidak lain
hanyalah suatu percobaan , maka janganlah kamu kafir ! .Tetapi mereka
pelajari dari keduanya apa yang menceraikan di antara seseorang dengan
isterinya. Dan tidaklah mereka dapat membahayakan seseorang dengan dia ,
melainkan dengan izin Allah. Dan mereka pelajari apa yang memberi mudharat
kepada mereka dan tidak mernberi manfaat kepada mereka. Dan sesungguhnya
merekapun telah tahu bahwa orang yang membelinya tidaklah ada untuk mereka
bagian di akhirat.Dan amatlah buruknya suatu harga yang dengan itu mereka
menjual diri mereka, jikalau mereka tahu.
وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوْا وَ اتَّقَوْا لَمَثُوْبَةٌ
مِّنْ عِنْدِ اللهِ خَيْرٌ لَّوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
(103)
Padahal
jikalau sekiranya mereka beriman dan ber-takwa, sesungguhnya pahala dari
sisi Allah lah yang lebih baik; jikalau adalah mereka mengetahui.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ
تَقُوْلُوْا رَاعِنَا وَ قُوْلُوا انْظُرْنَا وَ اسْمَعُوْا وَ لِلْكَافِرِيْنَ
عَذَابٌ أَلِيْمٌ
(104)
Wahai
orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu berkata
Raina,
tetapi katakan lah
Un-zhurna ,
dan dengarkanlah.
Dan bagi orang-orang yang kafir adalah siksaan yang pedih.
HARUT DAN MARUT
Tersebut di
dalam Perjanjian Lama , dalam "Kitab Raja-raja I", Pasal 11 dari ayat 1
sampai 10, bahwa Nabi kita Sulaiman alaihis salam di hari tuanya telah
menyembah berhala , untuk menuruti kehendak isteri-isteri baginda yang
banyak itu.
Di situlah tersebut bahwa isteri baginda
Sulaiman 700 dan gundiknya 300.
Dikatakan pada ayat 3 bahwa segala
isterinya itu menyesatkan baginda. Sehingga baginda dirikan beberapa rumah
penyembahan berhala , dan turut pula baginda pergi menyembah berhala itu,
sehingga Tuhan Allah murka kepadanya, dan menyatakan bahwa setelah dia
rnangkat Kerajaannya akan mundur, tidak semegah di zaman ayahnya Nabi Daud
lagi.
"Kitab Raja-raja" yang menuliskan
ceritera Nabi Sulaiman murtad itu
menurut kepercayaan orang
Yahudi adalah termasuk dalam gabungan Kitab Taurat juga. Dengan demikian
orang Yahudipun percaya bahwa Nabi Sulaiman telah kafir. Inilah yang
dibantah keras oleh ayat ini.
وَ اتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِيْنُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَ مَا
كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَ لَكِنَّ الشَّيْاطِيْنَ كَفَر
"Dan mereka ikut apa yang diceriterakan
oleh syaitan-syaitan tentang Kerajaan Sulaiman, padahal tidaklah kafir
Sulaiman, akan tetapi syaitan syaitan itulah yang
kafir."(pangkal ayat 102).
Siapakah syaitan-syaitan itu ? Bukan
saja iblis halus yang syaitan, manusia kasar itupun kalau telah membuat
berbagai ragam dusta, terutama terhadap kesucian Nabi Allah, adalah syaitan
pula. Mereka itulah yang syaitan dan mereka itulah yang kafir. Selain dari
menuduh bahwa Nabi Sulaiman di hari tuanya telah murtad, meninggalkan
Allah dan
menyembah
dewa-dewa dan berhala-berhala, karena tertarik oleh
isteri-isterinya.Mereka katakan
pula bahwa Nabi Sulaiman itu banyak sihirnya. Kerajaan dipelihara atas
kekuatan sihir:
وْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَ مَا
أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ
"Mereka ajarkan kepada manusia sihir, dan
apa yang diturunkan kepada kedua Malak di Babil, Harut dan Marut."
Syaitan-syaitan
itu juga, yaitu manusia manusia syaitan mengajarkan sihir kepada orang dan
mengata kan pula bahwa sihir itu adalah pusaka dari Nabi Sulairnan. Nabi
Sulaiman menyimpan berbagai ragam sihir di bawah Mahligai Kerajaannya.
Inilah ceritera syaitan-syaitan pembuat bohong yang diterima mereka turun
temurun, sampai menuduh Nabi Sulairnan telah murtad. Dicantumkan pula pada
Kitab yang dinamai pula Taurat.
Ceritera yang
tidak masuk akal terhadap seorang Nabi Allah ini diikuti pula oleh Bani
Israil di zaman Rasulullah s.a.w, bahkan mereka ceriterakan pula kepada
orang Islam yang ada pada masa itu. Tidak ! - kata Tuhan - Sulaiman tidak
kafir.
Yang kafir ialah
syaitan-syaitan itu. Sebab itu apa yang dicatat dalam "Kitab" yang dikatakan
suci itu, bukanlah wahyu Ilahi, melainkan wahyu syaitan. Di samping
mengajarkan sihir tersebut pula ceritera tentang dua orang Malak di negeri
Babil, namanya yang seorang Harut dan yang seorang lagi Marut.
Di dalam Qira'at
yang umum bagi al-Qur'an disebut
malakaini
tetapi ada lagi
Qira'at Ibnu Abbas dan Abu Aswad dan lain, yaitu
Malikaini;
yang pertama
malak,
artinya
Malaikat. Yang kedua
malik,
artinya raja. Jadi
menurut yang pertama, keduanya itu adalah Malaikat adanya.
Ada ahli tafsir
menuruti bunyi Qira'at yang pertama
Malakaini,
dua orang
Malaikat, menafsirkan bahwa memang dua Malaikat turun dari langit buat
membawa fitnah, tetapi mereka peringatkan kepada setiap orang yang hendak
datang belajar sihir kepada mereka , bahwa kalau kami ajarkan sihir ini
jangan kamu pakai untuk yang buruk, sebab kami ini datang hanya semata-mata
sebagai percobaan atau ujian bagi kamu. Itulah yang disebut di lanjutan ayat
:
وَ مَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى
يَقُوْلاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُوْنَ
مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَ زَوْجِهِ
"Padahal
mereka berdua tidaklah mengajar seorang melainkan sesudah keduanya berkata:
Kami ini tidak lain hanyalah suatu percobaan, maka janganlah kamu kafir.
Tetapi mereka pelajari daripada keduanya apa yang menceraikan di antara
seseorang dengan isterinya. "
Walaupun
banyak ahli tafsir memakai tafsir ini, atau penafsir-penafsir
yang kemudian ikut menjalin ceritera tafsir ini dengan tidak memakai
timbangannya sendiri, namun kita tidaklah puas dengan tafsir begini.
Dua Malaikat
turun dari langit. Sengaja mengajarkan sihir kepada orang. Kepada tiap orang
yang belajar mereka katakan bahwa mereka datang hanyalah sebagai fitnah,
percobaan atau ujian Tuhan bagi mereka. Kemudian diajarkannya juga sihir
itu. Yakni sihir yang berbahaya, yaitu ilmu bagaimana supaya suami-isteri
berkasih kasihan bercerai karena pengaruh ilmu itu.
Cobalah
saudara-saudara pikirkan! Cara mengajarkan sihir demikian itu bukanlah
seperti perbuatan Malaikat, tetapi perbuatan penipu, tentu maksud
Malakaini,
dua Malaikat
disini adalah lain.
Ahli-ahli tafsir
yang lain mengatakan bahwa. ada dua orang yang dipandang orang sebagai orang
shalih di negeri Babil itu, namanya Harut dan Marut, sehingga lantaran
terkenal shalihnya disebut orang mereka malaikat. Sebagai pendusta-pendusta
digelari syaitan-syaitan.
Menurut ahli
tafsir yang berpendapat begini, kedua orang itu, Harut dan Marut, karena dia
orang baik-baik sampai dikatakan orang seperti malaikat. Macam-macam ilmu
yang mereka ajarkan. Ada juga yang meminta diajarkan sihir, merekapun tahu
ilmu itu, tetapi siapa yang hendak belajar diberinya nasihat terlebih dahulu
, supaya jangan dipergunakan kepada yang buruk. Yang belajar itu berjanji di
hadapan keduanya tidak akan mempergunakan kepada yang buruk, tetapi setelah
mereka keluar dari tempat gurunya itu, mereka pergunakanlah kepada yang
buruk, sehingga dapat menceraikan suami dengan isterinya.
Ada lagi ahli
tafsir menceriterakan bahwa tiap orang yang akan belajar, disuruhnya dahulu
pergi buang air kecil. Setelah orang itu kembali, lalu ditanyai oleh Harut
dan Marut itu, adakah yang keluar ? Kalau hanya air kencing saja yang
keluar, belumlah mereka mau mengajar. Tetapi setelah ada yang mengatakan ada
sesuatu yang keluar dari farajnya, langsung terbang kelangit, barulah orang
itu diajarkan. Karena iman orang itu telah keluar dari dalam dirinya, karena
yang terbang itu ialah imannya. Maka kafirlah dia dan bisalah masuk
pelajaran sihir kepadanya.
Ada pula satu
riwayat lain yang lebih dahsyat. Dalam memberikan riwayat ini dibawa-bawa
pula nama sahabat Rasulullah s.a.w. yang shalih, yaitu Sayidina Abdullah bin
Umar. Kononnya malaikat-rnalaikat di langit rnengomel-ngomel mengapa terlalu
banyak anak Adam yang durhaka kepada Tuhan.
Lalu Tuhan
menjawab: "Kalau kamu sekalian bertempat ditempat anak Adam itu, kamupun
akan mendurhakai Aku." Malaikat menjawab: "Bagaimana kami akan durhaka,
padahal kami siang dan malam hanya bertasbih memuji Engkau dan mensucikan
Engkau." Tuhan menjawab: "Sekarang cobalah pilih dua di antara kamu dan
suruhlah mereka keduanya pergi ke dunia. Supaya kamu ketahui betapa sulitnya
kedudukan anak Adam itu di dunia."
Maka dipilih dua
di antara Malaikat-malaikat itu, yaitu Harut dan Marut, diutus ke dunia.
Rupanya sesampai di dunia, benar saja mereka kena uji dengan ujian yang
hebat. Mereka bertemu dengan seorang perempuan yang amat cantik. Merekapun
jatuh hati dan timbul syahwat. Sehingga merekapun berbuat zinalah dengan
perempuan itu dan telah mulai pula meminuxn minuman keras.
Maka murkalah
Tuhan kepada kedua Malaikat itu. Mereka disuruh memilih azab duniakah yang
akan mereka terima atau azab akhirat. Mereka pilihlah azab dunia, biar
sampai kiamat. Maka diazab Tuhanlah kedua Malaikat itu, tergantung sekarang
ini di antara langit dan bumi. Adapun parempuan yang telah menyebabkan
mereka jatuh itu namanya Zuhrah, dikutuk Tuhan berganti menjadi bintang.
Maka terbanglah dia ke langit sebelah Timur. Itulah dia bintang Zuhrah yang
terbit pagi itu (Bintang Timur).
Setengah ahli
tafsir, sebagi as-Sayuthi dalam ad-Durrul Mantsur
menyalinkan juga
riwayat ini dengan tidak ada syarah (komentar) apa apa. Ibnu Katsir
menyalinkan juga sebagian. Tetapi penafsir al Qurthubi membantah keras
riwayat ini, mengatakan tidak mungkin riwayat ini dari sahabat yang mulia,
Ibnu Umar.
Setelah diselidiki
bertemu lagi sumber berita, yaitu dari Ka'ab al-Ahbar lagi , Pendeta Yahudi
yang masuk Islam itu, yang dalam kehidupannya sehari-hari adalah seorang
Islam yang shalih. Tetapi dia suka sekali mendongeng dongeng seperti ini.
Dialah sumber dari banyak penafsiran yang dinamai
Israiliyat.
Ibnu Katsir
meskipun menyalinnya, namun dia dengan tegas menolak ini semua. Kata beliau
: "Kesimpulannya ialah bahwa semuanya ini kembali kepada ceritera-ceritera
Bani Israil, sebab tidak ada dari Hadits yang marfu' dan shahih yang ada
rantai hubungannya dengan Nabi kita
as-Shadiq al-Mashduq
( yang benar lagi
dibenarkan) , lagi Ma'shum,
yang apabila
beliau bercakap tidaklah keluar dari kehendaknya sendiri.
Dalam al-Qur'an
kisah itu nyata, tidak panjang lebar seperti itu. Dan kita hanya beriman
kepada yang tersebut dalam al-Qur'an, rnenurut apa yang dikehendaki Allah."
Demikian Ibnu Katsir.
Orang Islam yang
bebas berpikir, yang semata-mata berpegang kepada al-Qur'an dan Hadits yang
shahih, tidaklah tertarik mempercayai ceritera ini
.
Ini adalah
ceritera yang dikarang-karangkan saja oleh orang Yahudi. Campur-aduk di
antara dongeng-dongeng Yunani Kuno, yang mengatakan bahwa bintang Seroja,
atau bintang Tsuraiya yang oleh orang Yunani dinamai bintang Venus.
Bintang Venus
menurut Mithologi orang Yunani, adalah Dewa dari Kecantikan. Patung Venus
Milo yang telah hilang tangannya, di zaman sekarang tersimpan di museum kota
Paris. Dongeng Harut dan Marut dengan bintang Zuhrah, atau Tsuraiya sebagai
jelmaan dari perempuan cantik yang dikatakan berbuat jahat dengan kedua
malaikat itu ada terdapat dalam Talmud, dalam kitab Madrasa Yadkut Pasal 33.
Inilah yang disalin begitu saja oleh orang-orang Islam yang ketagihan
dongeng , mereka masukkan ke dalam Tafsir al-Qur'an. Ar-Razi menegaskan
dalam tafsirnya bahwa kisah ini adalah dongeng yang tak dapat diterima akal.
Keterangan yang
kalut tentang Harut dan Marut ini banyak. Rupanya seketika Al-Qur'an
membantah dongeng syaitan-syaitan tentang Kerajaan Nabi Sulaiman, telah
timbul lagi dongeng lain yang tidak kurang lucunya.
Tetapi penafsir
Ibnu Jarir at-Thabari menafsirkan
Wama Unzila.
(Dan apa yang
diturunkan kepada dua Malak); huruf
Ma
mempunyai dua
arti. Kadang-kadang Ma artinya apa, dan kadang-kadang artinya
tidak.
Maka menurut
penafsiran beliau ialah:"Dan
tidaklah diturunkan kepada kedua Malak Harut dan Marut.
" Sebagai lanjutan
dari kata "dan tidaklah kafir
Sulaiman,"
sebagai membantah
ceritera syaitan yang diikut-ikut oleh orang Yahudi itu, dan tidak pula ada
yang diturunkan kepada kedua Malak, Harut dan Marut, di negeri Babil itu.
Sebab selain dari
mereka yang mengikut ceritera syaitan-syaitan bahwa di negeii Babil ada dua
orang Malak, diturunkan kepada keduanya ilham tentang sihir. Maka tidaklah
mereka berdua mengajarkan sihir, dan tidaklah mereka berdua mengajarkan
sihir, dan tidaklah mereka berdua memberi orang nasihat terlebih dahulu,
karena mereka datang adalah
sebagai percabaan
belaka, supaya mereka jangan kafir. Sama-sekali itu tidak ada ! Demikian
tafsir Ibnu Jarir. Sama-sekali itu hanya ceritera syaitan-syaitan penipu
yang mereka ikut-ikut saja.
Dari kesimpulan ayat
ini maka teranglah bahwa selain ikut menuduh Nabi Sulaiman telah kafir, dan
menuduh beliau banyak sihir, demikian juga dua Malak guru sihir di negeri
Babi l, selain dari soal soal itu, di Madinah di waktu itu orang-orang
Yahudi juga banyak yang asyik dengan sihir.
Tetapi siapa yang
dapat terpengaruh oleh sihir ? ialah orang yang lemah jiwanya , atau yang
percaya bahwa ada lagi sesuatu yang memberi mudharat di luar kehendak Allah.
Sebab itu maka tersebutlah di lanjutan ayat dengan tegas :
وَ مَا
هُم بِضَآرِّيْنَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللهِ
"Dan tidaklah mereka dapat membahayakan
seseorang dengan dia, melainkan dengan izin Allah. "
Artinya orang yang
tidak
diperlindungi
Allah jugalah yang dapat kena sihir. Yaitu orang-orang yang terlebih dahulu
jiwanya telah lemah.
وَ
يَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنْفَعُهُمْ
"Dan mereka pelajari apa yang memberi
mudharat kepada mereka , dan tidak memberi manfaat kepada mereka."
Di
sinilah dibuka
kejahatan belajar sihir. Belajar sihir tidak ada dengan maksud baik,
melainkan akan membawa bahaya saja bagi diri yang mempelajarinya. Sebab
segala sihir ialah hendak menganiaya orang lain, atau hendak menentang
peraturan Allah yang telah berlaku atas alam ; hendak menceraikan orang
dengan bininya (kebenci).
Hendak menawan hati
seorang perempuan (pekasih). Hendak menuju menganiaya orang lain , sebagai
gayung , tinggam , teluh, tuju, pitunduk dan sebagainya. Makbul permintaan
yang jahat itu atau tidak makbul , namun tukang sihir tidak ada yang selamat
hidupnya, sebab dasar niatnya telah jahat.
Benar juga sebagian
dongeng ahli tafsir itu, yaitu
terbang
iman dari dalam diri terlebih dahulu , baru ilmu sihir itu bisa masuk.
وَ
لَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ
"Dan sesungguhnya
merekapun telah tahu bahwa orang yang membelinya tidaklah ada untuk mereka
bagian di akhirat. "
Sebab di atas dunia
mereka telah menyediakan hidup untuk menganiaya orang lain, niscaya di
akhirat bagian mereka tidak lain dari neraka. Oleh sebab itu di dalam Hadits
yang shahih tersebut sabda Rasulallah s.a.w bahwa sihir adalah salah satu
dari tujuh dosa
1.Syirik
2.Mendurhakai ibu dan bapak. 3. Mempercayai tukang
sihir 4. berjina.
5 . bersumpah palsu 6. Sihir. dan 7. Lari dari medan perang..-
وَ
لَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْن
"Dan amatlah buruknya
satu harga yang dengan itu mereka menjual diri mereka , jikalau mereka
tahu. " (ujung ayat 102).
Niscaya teranglah betapa hinanya menjual diri mereka. Mereka telah menjual
dan mereka pertukarkan dengan sihir. Tegasnya mereka beli sihir, bukan
dengan uang, tetapi dengan iman. Mereka sangka mereka mendapat laba karena
mengetahui sihir, padahal kerugianlah yang didapat. Tetapi mereka tidak tahu
itu , yang membawa mereka sengsara.lantaran hati telah busuk, mukapun selalu
keruh dan kesat. Bayangan hati dicerminkan oleh muka.
وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوْا وَ اتَّقَوْا لَمَثُوْبَةٌ
مِّنْ عِنْدِ اللهِ خَيْرٌ لَّوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
"Padahal jikalau sekiranya mereka beriman dan bertakwa, sesungguhnya pahala
dari sisi Allahlah yang lebih baik; jikalau adalah mereka mengetahui."(ayat
103).
Artinya, kalaulah mereka langsung saja percaya kepada kebenaran yang dibawa
Nabi, dan hidup dengan bertakwa, tidak hanya berkeras kepala dan asyik
dengan sihir, bahagia jugalah yang akan mereka rasai, karena pahala dari
Tuhan. Bukankah pahala dari Tuhan itu lebih balk? Lebih membawa
keberuntungan, daripada hanya sihir dan khayal yang tak menentu ? Sampai
mempercayai bahwa Nabi mereka sendiri, Nabi Sulaiman a.s. telah kafir.
Tetapi mereka tidak mau tahu itu ! Mereka masih berkeras pada hawa nafsu dan
mempertahankan ajaran-ajaran pendeta-pendeta mereka yang telah banyak
memutar-mutar hukum menurut kemauan mereka sendiri.
Dengan ayat-ayat ini dua kesan yang kita dapat. Pertama al-Qur'an
mempertahankan kesucian Nabi Sulaiman. Orang Yahudi mengakui bahwa Sulaiman
adalah Rasul dan Nabi mereka dan Raja mereka. Tetapi dengan semena-mena
telah mereka katakan bahwa dekat matinya beliau telah murtad. Nabi Muhammad
s.a.w. membantah keras tuduhan jahat
itu ,
dengan al-Qur'an, dengan Wahyu ilahi, dan dalam ajaran Muhammad s.a.w. semua
Nabi wajiblah dihormati dan tidak boleh dibedakan. Dan inipun telah menjadi
dasar i'tikad dalam Islam, bahwasanya sekalian Rasul Allah, yang diutus
Allah membawa wahyu ilahi kepada manusia , mustahil melakukan dosa besar.
Apatah lagi dosa kembali menyembah dewa-dewa karena disesatkan oleh
isterinya. Padahal seorang Nabi diutus Tuhan ialah buat menghancurkan
berhala.
Kesan yang kedua ialah beberapa buku
ganjil yang tersiar dalam
kalangan kaum Muslimin di zaman mundurnya, yang mengambil
khasyiat
dari ayat-ayat al-Qur'an untuk satu maksud yang nyata-nyata sihir. Untuk
menawan hati perempuan (pekasih), untuk memisahkan
suami dengan
isterinya (kebenci) , untuk memukul orang sehingga pingsan atau mati sekali,
untuk menutup mulut orang sehingga tidak berani membuka mulut seketika
menagih piutang ; semuanya itu dengan ayat-ayat al-Qur'an ! Apakah ini bukan
ketularan Yahudi di zaman Rasul ? Yang dipukul demikian keras dengan ayat
ini ?
Sopan Santun dengan Rasulullah S .A. W.
Setelah demikian
banyak kata dihadapkan kepada Bani Israil, sekarang dihadapkan tuntunan bagi
orang yang Mukmin sendiri, pengikut setia daripada Rasul, agar mereka
menjaga sopan-santun. Karena salah satu sebab keruntuhan jiwa Bani Israil
itu ialah kerusakan akhlak mereka terutama terhadap Nabi-nabi dan
Rasu1-rasul mereka.
Di antara
sopan-santun itu ialah kesopanan memilih kata-kata yang akan diucapkan.
Pilihlah kata-kata yang halus dan tidak bisa diartikan salah:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَقُوْلُوْا
رَاعِنَا وَ قُوْلُوا انْظُرْنَا وَ اسْمَعُوْ
"Wahai orang-orang yang beriman! Ianganlah
kamu berkata: RA'INA, tetapi katakanlah UNZURNA dan
dengarkanlah baik-baik."
(pangkal ayat
104).
Sepintas lalu arti
Ra'ina
ialah
gembalakanlah kami, atau bimbinglah kami. Dari kata
Ri'ayah
dan yang
digembalakan itu ialah Ra'iyyah
(dalam
bahasa Indonesia menjadi rakyat). Tetapi dia bisa pula berarti lain, yaitu
Ru'iy-na,
yang berarti
tukang gembala kami. Satu kali jadi
Fi'il-amar,
tetapi satu kali
bisa pula menjadi Ism
fa'il.
Mohon supaya kami
digembalakan , bisa ditukar artinya menjadi engkau ini adalah tukang gembala
kepunyaan kami. Dan bisa pula dari ambilan kata
Ra'unah,
yaitu orang yang
tidak baik perangainya. Maka orang-orang lain yang berniat jahat bisa saja
dengan sengaja membawa arti kata itu kepada yang bukan kamu maksud. Dan ada
pula artinya yang lain yang lebih buruk, yaitu : "Hai orang bodoh tunggu
sebentar." Oleh sebab itu hendaklah kamu pilih kata yang artinya tidak dapat
diputar-putar kepada maksud buruk.
Kata itu adalah
Unzhurna,
artinya pandanglah
kami; tiliklah kami. Pandangan matapun boleh, pandangan hatipun boleh, namun
kami tidak lepas dari bimbingan engkau. Dan diapun berarti beri peluanglah
kami, dan juga berarti dengarkanlah perkataan kami. Dengan kata
Unzhurna
tidak ada sudut
buruk buat orang masuk! Begitulah hendaknya sopan-santun
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16
17
18 19 20
21
22
23 24
25
26
27
28
29
To Main Menu |