وَ إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَّ
إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْم
(163) Dan Tuhan kamu itu adalah Tuhan
Yang Maha Esa . Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Murah, lagi Maha
Penyayang.
إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ اخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَ
النَّهَارِ وَ الْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ
النَّاسَ وَ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاء مِنْ مَّاء فَأَحْيَى بِهِ
الْأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَ بَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَآبَّةٍ وَ تَصْرِيْفِ
الرِّيَاحِ وَ السَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ
لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ
(164) Sesungguhnya pada kejadian semua langit dan
bumi dan perubahan malam dan siang d an kapal yang berlayar di lautan
membawa barang yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah
dari langit dari ada air, maka dihidupkanNya dengan (air) itu bumi, sesudah
matinya , seraya disebarkanNya padanya dari tiap-tiap jenis binatang, dan
peredaran angin, dan awan yang diperintah di antara langit dan bumi; adalah
semuanya itu tanda-tanda bagi kaum yang berakal.
Mengenal Allah Dengan Memperhatikan Alam
Sesudah Tuhan Allah
memberikan peringatan yang demikian keras, bahwa kutuk laknat Allah dan
Malaikat serta manusia akan datang timpa bertimpa ke atas diri orang yang
tidak mau percaya, yang sampai matinya tetap dalam kufur. Tuhan pada ayat
ini mengemukakan pokok ajaran agama tentang Tuhan. Dengan demikian orang
diperingatkan lagi; janganlah hendaknya mereka sampai bertahan dalam
kekafiran dan mati dalam kufur. وَ
إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
"Dan Tuhan kamu itu, adalah Tuhan Yang
Maha Esa, "(pangkal ayat 163).
Dialah ilah, Tuhan
Pencipta. Berdiri sendiri Dia dalam kekuasaan dan penciptaanNya, tidak
bersekutu Dia dengan yang lain. Mustahil berbilang Tuhan itu; sebab kalau
Dia berbilang, pecahlah kekuasaan. Mustahillah alam yang telah ada ini
diciptakan oleh kekuasaan yang berbilang. Dia adalah Esa dalam sifatNya
sebagai Ilah, sebagai Tuhan Pencipta. Dan Dia adalah Esa dalam sifatNya
sebagai Pemelihara, sebagai Rabb
لاَّ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
"Tidak ada Tuhan melainkan Dia. "
Apabila telah diakui TunggalNya dalam
penciptaanNya, maka hanya Dialah yang wajib disembah dan dipuja. itulah yang
bernama Tauhid Rububiyah. Dan setelah diakui bahwa Tunggal Dia dalam
pemeliharaanNya atas alam, maka hanya kepadaNya sajalah tempat memohon
pertolongan. Inilah yang disebut Tauhid Uluhiyah. Tersimpul keduanya di
dalam ucapan: "Hanya kepada Engkau saja Kami menyembah; dan hanya kepada
Engkau saja kami memohon pertolongan."
الرَّحْمَنُ الرَّحِيْم
"Yang Maha Murah, Yang Maha Penyayang,"
(ujung ayat 163). Yang
Maha Murah arti dari Ar-Rahman; maka Ar-Rahman adalah satu di antara
sifatNya yang berhubungan dengan diriNya sebagai Ilah, sebagai Tuhan
Pencipta. Ar-Rahman adalah sifat tetap pada dirinya: Sehingga untuk
kejelasan sifat tetap Ar-Rahman itu, sifat ini selalu dimulai dengan memakai
Alif-lam (AI). Ar-Rahim ialah sifatNya dalam keadaanNya sebagai Rabb,
sebagai Tuhan Pemelihara. Maka membekaslah Ar-Rahim Tuhan pada pemeliharaan.
Inilah pokok pendirian agama. Bila pokok yang pertama ini sudah dipegang
oleh seorang hamba, berarti dia telah memasuki pintu gerbang kepercayaan.
Maka dihimpunkanlah dia ke dalam ucapan syahadat pendek La Ilaha Illallah.
"Tidak ada Tuhan melainkan Allah."
Tidak ada Tuhan yang patut aku sembah melainkan Allah. Tidak ada Tuhan
tempat aku meminta tolong melainkan Allah.
Menarik perhatian kita pada ayat ini ialah karena terlebih dahulu dia
menerangkan Allah dalam keesaanNya: "Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha
Esa." Artinya bahwasanya dalam menciptakan alam ini Dia tidak bersekutu
dengan yang lain; "La llaha illa Huwa. "Tidak ada Tuhan melainkan Dia
sendirinya. Sebab itu tidak ada yang layak buat dipuja dan disembah,
melainkan Dia.
Kalau Allah yang menciptakan alam, bukanlah kepada berhala kita meminta
terimakasih.
"Yang Maha Murah lagi Maha Penyayang. "
Terasalah kemurahanNya dan kasih-sayangNya di dalam seluruh alam ini. SATU,
tiada berserikat dan Pemurah serta Pengasih. Maka ayat ini selain menanamkan
rasa Tauhid, adalah pula menanamkan rasa cinta. Rasa cinta adalah lebih
mendalam jika kita selalu suka menikmati keindahan alam sekeliling kita.
Tuhan Allah bukanlah diakui oleh akal saja adanya, bahkan juga dirasakan dan
diresapkan dalam batin, dalam kehalusan dan keindahan. Itulah sebabnya maka
lanjutan ayat ini adalah ayat yang menerangkan sebagian dari keindahan alam,
yang lebih diketahui apabila pengetahuan tentang alam bertambah mendalam.
Maka datanglah ayat selanjutnya, lihatlah alam sekeliling ini:
إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ
"Sesungguhnya pada kejadian semua langit
dan bumi." (pangkal ayat 164).
Pertama sekali diperhatikanlah
kejadian semua langit dan bumi; menghadap dan menengadahlah ke langit yang
tinggi itu. Berlapis-lapis banyaknya, cuma mata kita dalam tubuh yang kecil
ini hanya dapat melihatnya sedikit sekali. Sungguhpun sedikit yang dapat
dilihat sudahlah sangat mengagumkan; Langit itu membawa perasaan kita
menjadi jauh dan rawan sekali. Mengagumkan dia pada malam hari dan
menakjubkan dia pada siang hari.
Di sana terdapat berjuta-juta bintang hanya sedikit yang dapat dilihat
dengan mata, dan lebih banyak lagi yang.tidak terlihat. Bumi adalah salah
satu dari bintang-bintang yang banyak itu. Kita yang berdiam di bumi ini
merasa bumi sudah besar, padahal dia hanya laksana sebutir pasir saja di
antara bintang berjuta. Wahai, alangkah dahsyatnya kekuasaan Tuhan di
langit.
Tidak mungkin semuanya itu terjadi dengan sendirinya. Suatu masa lantaran
kagumnya manusia pada bintang bintang, ada yang menyangka itulah Tuhan. Ini
menjadi bukti bahwa akal dan perasaan manusia sejak zaman purbakala telah
merasakan bahwa tidaklah alam itu terjadi dengan sendirinya.
Bertambah tinggi pengetahuan manusia tentang ilmu falak , bertambah manusia
kagum tentang sangat teraturnya perjalanan cakrawala langit itu. Adanya
peraturan memastikan fikiran sampai kepada adanya yang mengatur.
Setelah lama kita menengadah ke langit , marilah menekur ke bumi; pada
kejadian bumipun adalah hal yang menakjubkan. Ta'jub yang tidak akan selesai
selesainya selama umur masih ada , selama akal masih berjalan dan selama
bumi itu masih terkembang.
Dia hanya satu di antara berjuta bintang, tetapi alangkah banyaknya rahasia
yang terpendam di dalamnya. Perhatian atas kejadian bumi adalah perhatian
yang kedua. Bumi itu, hanya seperempat daratan, yang tiga perempatnya adalah
lautan. Dalam-daratan yang seperempa: itu berapa banyaknya rahasia kekayaan
Ilahi yang terpendam dan berapalah baru yang diketahui oleh manusia. Dan
dalam lautan yang tiga perempat itu , baru berapa yang terukur dan baru
berapa yang diketahui. Tiap terbuka rahasia yang baru , ternyatalah bahwa di
belakangnya berlapis-lapis lagi rahasia kejadian yang lain. Untuk mengetahui
itu , hanya akal manusia jua yang berguna. Beribu-ribu universitas didirikan
bagi penyelidikan rahasia bumi, maka semuanya mengagumkan. Mungkinkah
semuanya itu terjadi dengan kebetulan? Apakah adanya belerang, minyak tanah,
emas, perak dan segala macam logam, garam dan lain lain itu terjadi tidak
teratur? llmu telah mengatakan bahwa-semuanya itu teratur. Kalau tidak
teratur, tidaklah dia menjadi ilmu !
Kemudian itu masuk kepada perhatian yang ketiga.
وَ اخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ
"Dan perubahan malam dan siang."
Pergiliran bumi mengelilingi matahari dalam
falaknya sendiri yang menimbulkan hisab atau hitungan yang tepat, sampai
dapat membagi tahun, bulan, hari dan jam dan minit serta detik. Sampai dapat
mengetahui peredaran musim dalam setahun, sampai manusia hidup di dunia
mencocokkan diri dengan edaran malam dan siang itu, sampai manusia mencatat
apa yang dinamakan sejarah; baik sejarah ummat manusia seluruhnya, atau
sejarah bangsa naik dan bangsa yang punah, atau sejarah orang seorang, mulai
lahirnya, hidup dan matinya.
Teratur edaran malam dan siang itu karena teratur peredaran bumi dan
perjalanan matzhari, sampai orang dapat menerka akan terjadi gerhana
matahari 1,000 tahun lagi, bahkan 100,000 tahun lagi. Dapat manusia
memastikannya dengan ilmu, bukan urusan tenung yang ghaib, karena sangat
teraturnya. Mungkinkah peraturan yang seperti ini terjadi sendirinya dengan
tidak ada yang mengatur?
Kemudian itu masuk kepada perhatian yang keempat:
وَ الْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِي الْبَحْرِ بِمَا
يَنْفَعُ النَّاسَ
"Dan kapal yang berlayar di lautan
membawa barang yang bermanfaat bagi manusia. "
Sesungguhnya sejak zaman purbakala manusia telah
tahu membuat kapal. Makanya manusia berani membuat kapal, walaupun pada
mulanya sangat sederhana sekali, ialah karena kepada manusia telah diberikan
pengetahuan tentang peredaran angin dan kegunaan laut.
Dengan kapal itu manusiapun mengenal akan manusia di pulau dan benua lain
dan terjadilah perhubungan antara manusia karena pertukaran keperluan hidup.
Supaya ada pertukaran kepentingan hidup sehari-hari. Apabila tadi
diterangkan, hanya seperempat bahagian daratan, dan tiga perempat bahagian
adalah lautan .
Beribu kali kapal ditenggelamkan taufan dan ombak yang besar, namun
keinginan manusia hendak berlayar tidaklah padam. Di dalam al-Quran, selain
daripada ayat ini terdapat tidak kurang dari 23 kali sebutan kapal. Malahan
di zaman Nabi Nuh telah dipergunakan kapal untuk pengangkutan besar-besaran.
ini menjadi bukti bahwa al-Quran telah membayangkan kesanggupan manusia
membuat yang lebih sempurna. Sehingga di zaman sekarang berlayar dengan
kapal-kapal sebagai Empress of Britain, Queen Elizabeth, Queen.Mary; United
States dan lain-lain, adalah laksana berlayar dalam sebuah negeri. Sampai
ada kapal yang mempunyai bioskop sendiri, pemandian besar, suratkabar harian
sendiri, televisi sendiri, dan sebagainya.
Kemudian telah berpindah pula ke udara dengan berbagai ragam penerbangan,
sesudah terlebih dahulu menyelam ke dasar laut dengan kapal selam, dan
sekarang telah ada kapal selam yang dijalankan dengan tenaga atom.
Bagairnana rnanusia akan mencapai kemajuan yang sepesat ini dalam
perkapalan, sehingga hubungan dengan bahagian-bahagian dunia yang begini
jauh sudah demikian rapatnya ? lalah karena kepada manusia diberikan ilrnu
tentang pelayaran. Dengan mendapat ilmu itu mengertilah manusia akan
sebahagian kecil daripada rahasia alam. Dan kembalilah mereka kepada pokok
pangkal, yaitu bahwa semuanya ini tidaklah terjadi dengan sia-sia atau
kebetulan. Pasti ada pengaturannya.
Kemudian itu masuk pula kepada perhatian yang kelima:
وَ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاء مِنْ مَّاء فَأَحْيَى
بِهِ الْأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَ بَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَآبَّةٍ
"Dan apa yang diturunkan Allah dari
langit daripada air, maka dihidupkanNya dengan (air) itu bumi sesudah
matinya, seraya disebarkanNya padanya dari tiap-tiap jenis binatang."
Di sini secara pendek diterangkan kepentingan
air hujan, menghidupkan bumi yang telah mati. Bila hujan datang bumi itupun
hidup kembali. Tumbuhlah segala macam tumbuh-tumbuhan karena adanya air.
Hujan itu ada yang meresap ke bawah tanah, kelak menjadi telaga. Ada yang
mengalir menjadi sungai-sungai bandar berkali untuk mengairi sawah dan
ladang , dan alirannya yaAg terakhir melalui tempat yang rendah ialah ke
laut. Kelak dari laut akan menguap lagi ke udara, untuk menyusun diri lagi
untuk menjadi hujan. Dengan adanya hujan atau turunnya air dapatlah
segala-galanya hidup, baik tumbuh-tumbuhan atau binatang berbagai jenis,
termasuk manusia sendiri. Dan berusahalah manusia membuat irigasi, bendungan
air, dam-dam besar. Malahan satu bendungan besar telah dikenal dalam negeri
Saba' 1,000 tahun sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan ada ayat yang khas
membicarakannya dalam al-Quran, bagaimana kemakmuran negeri itu ketika
bendungan air masih dipelihara baik-baik, dan bagaimana pula bangsa itu
menjadi punah setelah bendungan itu tidak dipelihara lagi, sampai mereka
mengembara kian ke mari dibawa nasib.*
Perhatian yang keenam ialah:
وَ تَصْرِيْفِ الرِّيَاحِ
"dan peredaran angin."
Yang kita sebut di zaman kita ini peredaran
cuaca. Bahkan kepandaian manusia di zaman moden, dalam rangka penyelidikan
geofisika telah dapat mengetahui peredaran ke timur dan ke baratnya, ke
utara dan ke selatannya, menentukan pada jam sekian akan keras angin, pada
jam sekian udara agak panas sedikit, dan jam sekian akan turun hujan.
Bagaimana usaha manusia akan dapat mengetahui sepasti itu, menjadi ilmu
pengetahuan kalau bukan lantaran teraturnya. Siapakah pengatur itu? Niscaya
adalah Tuhan!.
Perhatian yang ketujuh: وَ
السَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ
"Dan awan yang diperintah di antara
langit dan bumi."
Pada ayat ini di antara angin dengan awan
dipisahkan perhatiannya; karena angin boleh dikatakan dekat kepada manusia
setiap hari dan awan beredar pada cakrawalai.yang lebih tinggi. Dia
diperintah atau diatur beredar ke sana dan beredar ke mari, membagi-bagikan
hujan dan pergantian suhu pada bumi. Bertambah moden hidup manusia bertambah
penting perhatian kepada pergeseran awan itu, untuk menentukan penerbangan
kapal terbang di udara.
Dan di ujung sebagai kuncinya Tuhan bersabda:
لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ
"Adalah semuanya itu tanda-tanda bagi
kaum yang berakal." (ujung ayat 164).
Fikirkanlah dan renungkan ketujuh soal yang
dikemukakan Tuhan itu! Dia menghendaki kita mempergunakan akal. Dia
menghendaki manusia menjadi sarjana dalam lapangan masing-masing. Mencari
Tuhan setelah mempelajari alam. Itu §cbabnya maka di dalam surat Fathir
(Surat 35 ayat 28), dengan tegas Tuhan berkata:
"Sesungguhnya yang akan takut kepada Allah, hanyalah orang-orang yang
berpengetahuan." (Fathir: 28)
Di ayat ini disebutkan ulama, menurut artinya yang asli, yaitu orang yang
berilmu. Dengan ayat ini dapatlah kita fahamkan bahwasanya mencari Tuhan
* Surat Saba' surat 34, ayat 15 sampai ayat 21.
dalam ajaran Islam ialah dengan memperdalam penyelidikan tentang alam. Maka
Tuhan Allah yang didapat dari sebab ilmu itu, jauh lebih mendalam
pengaruhnya atas jiwa dan budi daripada apa yang ditentukan ilmu sifat 20 ,
atau susunan manusia atau ilmu theologi orang Kristen yang memberi bentuk
Tuhan itu sebagai manusia , atau Tuhan menjelmakan diri sebagai manusia.
Penyelidikan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah demikian tinggi pada abad kita
ini rupanya telah membawa para sarjana kepada keimanan akan adanya Tuhan
menurut , sistem yang diajarkan oleh al-Quran ini. Beberapa buku tentang
kepercayaan kepada adanya Allah Yang Maha Kuasa, ditinjau dari segi ilmu
telah banyak dikeluarkan orang. Satu di antaranya karancan Prof. Cresson
telah disalin ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Manusia Tidak Hidup
Sendirian. Satu buku yang lain yang berjudui Telah Jelas Allah Di Zaman Ilmu
Pengetahuan. Beberapa orang ahli telah menulis dalam buku itu dan dari
bidangnya masing-masing tentang hal ini.*/Buku ini telah disain oleh Dr.
Damardasy Abdulmajid Sarhan ke bahasa Arab.
Dari tulisan Dr. Frank Allan yang dimu!ai di halaman 7 dapat dikutip di
antaranya begini: "..... pastilah asal-usul alam ini ada penciptanya, yaitu
yang dahulu tidak ada permulaan Yang Maha Tahu dan Maha Meliputi
PengetahuanNya itu atas segala-galanya. Maha Kuat, yang kekuasaanNya tidak
terbatas. Pastilah seluruh yang ada ini Dia yang menciptakan .....
"Dan Dia adalah akal yang tidak berkesudahan, Dia Allah dengan sendirinya,
dengan hikmat Yang Maha Sempurna mencipta bahagian bahagian dari proton itu,
sehingga bisa menjadi penetapan dari hidup. Maka Dia bangunkan dan Dia beri
bentuk dan diberiNya anugerah rahasia hidup."
Di halaman 41 didapat pula tuiisan Dr. George Earl David: "Bertambah maju
kendaraan ilrnu pengetahuan dan bertambah jauh terbelakang segala dongeng
khurafat kuno, bertambahlah pula penilaian manusia terhadap agama dan
penyelidikan keagamaan.
"Mungkin banyak sebabnya yang mendorong; manusia supaya meninjau kembali
soal-soal agama, tetapi kita percaya bahwa semuanya itu pulangnya kepada
satu sebab jua, yaitu keinginan manusia yang sangat jujur hendak sampai
kepada kebenaran.
"Maka hendaklah kita pisahkan dalam hal ini di antara melawan agama atau
keluar dari agama dengan atheist ( tidak bertuhan). Dan kita akui bahwa
orang yang keluar dari sebagian fikiran-fikiran kuno beragama yang diterima
dari ajaran setengah agama, karena hendak percaya kepada satu ujud Yang Maha
Kuasa dan Maha Agung belumlah dituduh bahwa orang itu telah atheist , tidak
mempercayai Tuhan . Orang semacam ini mungkin tidak memeluk suatu agama,
tetapi dia percaya bahwa Tuhan Allah ada. Bahkan boleh jadi imannya kepada
adanya Tuhan Allah berdiri atas sendi sendi yang amat kokoh."
Maka kalau kita turutkan pelajaran mencari Tuhan yang ada dalarn alQuran
dengan seksama, akan bertemulah kita dengan kenyataan bahwa mencari Tuhan
secara ilmiah moden ini telah mendekati kepada yang dikehendaki al-Quran.
Amat menarik lagi apa yang telah ditufis oleh Dr. Wolter Oscar Lindberg,
yang dimulai di halaman 33 di antaranya demikian:
"Kegagalan beberapa sarjana di dalam memahami dan menerima pokok-pokok dasar
pendirian tentang pengakuan adanya Tuhan dari segi ilmu pengetahuan adalah
dari beberapa sebab. Dua di antaranya hendak kita sebutkan:
Pertama: Maka orang sampai tidak percaya kepada adanya Allah, ialah karena
langkah yang ditempuh oleh setengah organisasi atau gerakan internasionai
yang berdasarkan atheist, menurut program politik tertentu, yang bertujuan
menyebarkan faham tidak bertuhan dan memerangi kepercayaan kepada Allah.
Sebab mereka pandang bahwa kalau kepercayaan kepada Tuhan masih ada,
-sangatlah bertentangan dengan dasar gerakan itu.
Kedua: Walaupun telah bebas akal manusia dari ketakutan , tidak juga mudah
membebaskannya dari fanatik dan sentimen. Di dalam sekalian gerakan agama
Kristen selalu ditanamkan kepercayaan, sejak dari masa kanak-kanak bahwa
Tuhan itu ialah berupa manusia, sebagai pengganti dari kepercayaan bahwa
manusia itu adalah Khalifah Allah di bumi ini. Dan setelah akal bertumbuh
selanjutnya dan dilatih mempergunakannya dalam metode-metode ilmu
pengetahuan, maka rupa yang ditanamkan sejak masa kanak-kanak itu tidak
jugalah dapat mereka sesuaikan dengan jalan berfikir teratur atau logika
yang dapat diterima. Akhirnya setelah gagal segala usaha menyesuaikan
fikiran keagamaan yang kuno itu dengan metode berfikir ilmiah dan logika ,
kita dapati ahli-ahli fikir yang demikian mencoba melepaskan dirinya dari
kesulitan itu dengan membuang habis fikiran tentang Allah.
Setelah mereka sampai ke dalam keadaan yang begini di dalam persangkaan
bahwa mereka telah melepaskan diri dari pada kekacauan fikiran agama
bersamaan dengan hasil-hasil yang menyebabkan kekacauan dalam jiwa, maka
tidaklah mereka mau lagi kembali memikir-mikirkan soal ini, bahkan mereka
tantang setiap fikiran baru yang ada hubungannya dengan memperkatakan
tentang Tuhan."
Menarik pula tulisan Dr. George Herbert Blunt, di antaranya di halaman 84:
"Semata-mata telah percaya tentang adanya Tuhan, belumlah menyebabkan
seorang telah dapat disebut beriman. Karena setengah manusia takut akan
ikatan-ikatan yang dibelenggukan kepada kemerdekaan fikirannya karena
mengakui bahwa Allah itu ada. Ketakutan itu bukan tidak berdasar. Karena
kita saksikan kebanyakan sekte-sekte Kristen, sampaipun kepada sekte yang
boleh disebut besar, kerap memaksakan suatu macam fikiran kepadanya secara
diktator. Tidak syak lagi bahwa kediktatoran fikiran ini lain tidak hanyalah
bikinan manusia saja, bukan suatu keharusan dari agama. Misalnya Kitab injil
sendiri; Dia memberi orang kebebasan berfikir seketika dia berfikir
bersama-sama."
Dan.sebagai kuncinya kita salinkan perkataan Dr. John Adolf Bohler dari
halaman 104 dan 105:
"Dan pastilah kita dapat merasakan kodrat Allah pada sekalian peraturan yang
Dia jadikan dan undang-undang yang tunduk kepada sekalian yang ada. Mungkin
manusia ini sanggup menafsirkan segala yang sulit karena telah mendapat
rahasia dari peraturan-peraturan yang mengaturnya itu. Tetapi manusia lemah
tak sanggup untuk membuat sendiri undang-undang itu, sebab undang-undang itu
adalah ciptaan Allah semata-mata. Kepandaian manusia hanyalah
membongkar-bongkar rahasia itu untuk dipakainya mencapai rahasia alam yang
belum dia ketahui. Setiap undang-undang dan peraturan yang didapat oleh
manusia sebenarnyalah akan memperdekatkannya kepada Allah, dan kemampuan
untuk mencapaiNya. Itulah dia tanda-tanda yang dengan dia Allah itu
bertambah nyata. Mungkin buat mengenal Allah bukan ini saja jalan
satu-satunya. Mungkin juga Allah dapat kita kenal dari Kitab-kitab Suci
misalnya. Tetapi kejelasan ada Allah yang disaksikan pada penciptaanNya
atas alam yang kita saksikan ini bolehlah dikatakan yang
sepenting-pentingnya dipandang dari segi kita."
Banyak lagi kata-kata lain dalam buku itu yang tidak dapat lengkap kalau
hanya kita salin saja. Yang lebih baik ialah bila ditelaah seluruh isi buku
itu, akan mernberikan kesan pada kita, bahwa dalam kalangan sarjana-sarjana
alam yang besar di zaman moden ini telah timbul suatu kepercayaan Yang murni
terhadap adanya Allah, ialah sebagai akibat daripada mendalamnya, ilmu
pengetahuan, terutama pengetahuan tehnik dan fisika atau apa yang disebut
ilmu pengetahuan eksakta.
Renungkan kembali ayat yang kita tafsirkan ini dan baca kesan dari ahli-ahli
dan sarjana itu, sampai kita kepada kesimpulan: "Dengan mempelajari keadaan
alam, kita akan sampai kepada kepercayaan akan adanya Allah."
Sistem yang dianggap moden ini telah dimulai oleh al-Quran sejak 14 abad
Yang lalu.
Dan dengan ini kita mendapat kesan pula bahwasanya suatu ilmu pengetahuan
moden yang menjauhkan diri daripada kepercayaan akan adanya Allah, sudah
terhitung kolot, atau dikacaukan oleh ambisi-ambisi politik golongan
tertentu.
01 02
03
04
05
06
07
08
09 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37 38 39
40
To Main Menu
|