Tafsir Suroh Maryam ayat 96 - 98      

                                                                   


                                                       

(96) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal yang shalih, niscaya akan dijadikan untuk mereka oleh Tuhan Pengasih suatu percintaan.


                                                 

(97) Maka Kami mudahkan Dia dengan lidah engkau, tidak lain ialah supaya engkau timbulkan kegembiraan dengan dia ter虐adap orang-orang yang ber負akwa, dan supaya engkau ancam dengan dia orang-orang yang berkeras kepala.


                                  

(98) Dan berapa banyak telah Kami binasakan sebelum mereka, daripada golong-golongan. Adakah (masih) engkau dapati agak seorang dari mereka, atau engkau dengar suara bagi mereka ?


Iman Menimbulkan Cinta

 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal yang shalih." (pangkal ayat 96).

Iman berkembang di dalam hatinya dan amal yang shalih menjadi gerak daripada hidupnya, karena bekas dari iman itu. Sehingga per temuan di antara iman dan amal shalih itu menyebabkan peribadi Mu'min itu bersih luar dalam. Apa yang ada dalam batinnya itulah yang terbukti pada sepak terjang kehidupannya:

"Niscaya akan dijadikan untuk mereka oleh Tuhan Pengasih suatu percintaan." (ujung ayat 96).

Arti percintaan di ujung ayat ini ialah bahwa orang beriman dan beramal shalih itu dengan sendirinya tumbuh rasa cinta di hati orang sesama Mu'min terhadap kepada dirinya. Sebab iman itu menimbulkan sinar dalam batin, dan sinar batin itu melimpah keluar, memancarlah sinar itu kepada wajah, kepada mata, kepada rambut dan kepada seluruh diri; cahaya yang menimbulkan cinta. Sebagaimana tersebut di dalam sebuah Hadits yang dirawikan oleh Termidzi dari Sa'ad bin Abu Waqash dan Abu Hurairah:

                   

"Bahwasanya Nabi s.a.w. berkata: "Apabila Allah telah mencintai seorang hamba, dipanggilNya Jibril : " Sesungguhnya Aku telah rnencintai si Fulan, maka cintai pulalah dia." Berkata s.a.w.: Maka menyerulah Jibril itu di langit. Kemudian turunlah kepadanya cinta itu pada penduduk bumi. Itulah maksud sabda Allah: "Akan dijadikan untuk mereka oleh Tuhan Pengasih suatu per苞intaan." Dan apabila telah benci Allah kepada seorang hamba. dipanggilNya pula Jibril : "Aku telah beni kepada si Fulan." maka diserukannya pulalah di langgit , kemudian turunlah kepadanya kebencian itu ke atas bumi."

(Termidzi mengatakan bahwa Hadits ini Hasan, dan dikeluarkan juga Hadits dengan arti seperti ini oleh Bukhari dan Muslim dan ditulis juga oleh Imam Malik di dalam Al-Muwaththa') . 

Dan ada pula satu Hadits yang dirawikan oleh Abu Bakar bin Sabiq al-Amawi, dengan sanadnya dan Ibnu Ahbas, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

"Sesungguhnya Allah memberikan kepada orang yang Mu'min itu rasa dekat don muka jemih don rasa cinta dalam hati orang-orang yang shalih don malaikat-malaikat. "

Ibnu Abbas menceriterakan tentang kecintaan orang kepada orang yang beriman dan beramal shatih itu demikian: "Dijadikan Allah dalam hati hamba虐amba Allah rasa sayang kepadanya. Tidak bertemu dengan dia seorang yang ada iman pula, melainkan terus merasa hormat. Bahkan orang-orang musyrik dan munafik pun terpaksa membesarkannya."

Haram bin Hayyan berkata pula: "Apabila seseorang telah menghadapkan hatinya kepada Allah, Allah pun akan menghadapkan hati orang-orang yang beriman pula kepadanya, sehingga dia mendapat rezeki dengan cinta mereka dan kasih-sayang rnereka." AI-Qurthubf memberikan penafsirannya pula: "Bila seseorang telah dicintai orang di dunia ini, di akhirat pun dia akan dicintai juga. Karena Allah tidaklah mencintai, kecuali terhadap orang yang beriman dan bertakwa, dan tidak Dia ridha kecuali kepada orang yang ikhlas dan bersih hati. Moga-moga kita di衫asukkan Allah dalam golongan itu dengan kurnia dan kasihnya."

Mujahid menjelaskan pula arti cinta Mu'min itu: "Dicintai dia oleh manusia di dunia ini." Said bin Jubair menjelaskan pula: "Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai dia, artinya sesama orang beriman." Al-`Aufi menjelaskan lagi menurut riwayat yang diterimanya dari Ibnu Abbas: "Dicintai oleh Kaum Musl.imin di dunia im, mendapat rezeki yang baik dan lidah yang jujur."

Saiyidina Usman bin Affan berkata pula: "Tidaklah seorang hamba me要gerjakan amal yang baik ataupun amal yang buruk, melainkan pastilah Allah Yang Maha Kuasa akan memperlihatkan bekas amal itu pada laku perangai要ya."

"Maka Kami mudahkan dia dengan lidah engkau. " (pangkal ayat 97).

Yaitu Kami mudahkan al-Quran itu, tidak Kami persukar. Buktinya ialah karena dia diturunkan dengan engkau. Yaitu dengan bahasa engkau. Bahasa yang dipakai itu disebut lidah. Language dalam bahasa Inggeris, artinya yang asal ialah lidah juga. Kemudian dipakai untuk pengertian bahasa. Memang dengan lidahlah bahasa itu diucapkan. Orang yang lidahnya kelu tidaklah bersih bahasanya. Apatah lagi lidah dalam membaca al-Quran. Huruf-huruf yang keluar dari sepenuh mulut kita.

Tiap-tiap tempat keluar huruf itu dinamai makhraj. Kita disuruh memakai tajwid, yaitu melatih lidah agar kena bacaan huruf itu dan tepat menurut yang dipakai oleh bangsa Arab. Bacaan yang baik itu dinamai Fashih. Dan Nabi Muhammad sendiri pun memang fasih lidahnya mengucap虺an al-Quran yang diterimanya sebagai wahyu dari Ilahi itu, sehingga bahasa Wahyu yang indah diucapkan oleh lidah yang indah pu1a.

" Tidak lain ialah supaya engkau timbulkan kegembiraan dengan dia ter虐adap orang-orang yang bertakwa."

Artinya bahwa dengan susun kata wahyu yang indah, dalam bahasa Arab yang dimengerti oleh yang mendengarkan, Rasululiah dapat mencapai hati orang-orang yang bertakwa itu. Karena akan menjadi lebih gembira mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk karena pujian wahyu dengan bahasa mereka sendiri:

"Dan supaya engkau ancam dengan dia orang-orang yang berkeras kepala." (ujung ayat 97).

Karena bahasa yang dipakai buat mengancam itu adakah bahasa mereka sendiri, mudah-mudahan mereka pun akan insaf. Dan kalau tidak insaf dan masih saja berkeras kepala, dengan tidak semena-mena menolak kebenaran kecelakaan jualah yang akan menimpa diri mereka. Keras kepala. Menyeleweng dari jalan yang benar. Membuta tuli.

 

"Dan berapa banyak telah Kami binasakan sebelum mereka, daripada golongan-golongan." (pangkal ayat 98).

"Dan berapa banyak," artinya telah banyak sekali kurun-kurun, golongan-golongan atau generasi demi generasi yang sebelum kaum Quraisy yang menghalang-halangi merintangi dan me要antang Rasul Allah itu yang dibinasakan oleh Tuhan. Sebabnya sama saja; yaitu bahwa ummat-ummat atau golongan-golongan yang dibinasakan itu menantang Rasul-rasul tidak mau percaya kepada risalat yang dibawa oleh Nabi-nabi. Segala daya upaya mereka lakukan, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum musyrikin Quraisy sekarang ini, yaitu seketika Rasul Allah menyam計aikan seruannya.

Apa yang kejadian ?

Satu demi satu golongan dan generasi itu dihancur-binasakan oleh Tuhan. Ada yang negerinya seluruhnya dihancur-leburkan, baik dengan letusan gunung merapi sehingga mereka ditimpa lahar habis mati. Atau datang angin keras dan dahsyat " si kukut bulu'", sehingga bulu pun dapat dikukutnya dari badan karena saking hebatnya. Ada yang dimusnahkan dengan pekik atau teriakan malaikat. Ada yang ditunggang-balikkan negeri itu oleh gempa bumi, yang di atas dikebawahkan dan yang di bawah dikeataskan, dan seluruh penduduk habis binasa. Sedang Nabi yang mereka usir dan mereka tolak selamat bersama pengikutnya.

Penghalang Nabi-nabi itu telah hilang lenyap:

 

 "Adakah (masih) engkau dapati agak seorang dari mereka?"

Mana dia Fir'aun yang menjadi kepala bala bencana melawan seruan Nabi Musa dan Harun? Mana dia Raja Namrud yang menolak keras seruan Nabi Ibrahim? Mana dia kelompok penantang Nabi Shalih dalam negeri Tsamud dan kelompok penantang Nabi Hud dalam negeri `Ad? Mana dia yang mengancam Nabi Syu'aib karena beliau menyerukan agar kaum saudagar berlaku jujur? Alangkah gagah perkasanya mereka di waktu hidup. Sampai ada yang mendakwakan diri jadi Tuhan. Adakah masih engkau dapati agak seorang di antara mereka ? , Tidak ada lagi ! , mereka telah hilang didalam kabut sejarah , namun yang.menang ialah Kebenaran yang dibawa Nabi-nabi juga

                      

"Atau engkau dengar suara bagi mereka" (ujung ayat 98).

Suara lantang berapi-api mempropagandakan kebesaran diri semasa hidup: rnana iagi sekarang ? Sorak-sorak riuh-rendah menyambut kebesaran beliau atau menyoraki orang banyak agar takluk kepada kekuasaan beliau: di mana lagi suara itu sekarang? Mengapa tidak kedengaran lagi ? Mengapa kalau ada orang yang rnengingat itu kembali,orangpun tersenyum mengenangkan kesombangan manusia tertindas habis oleh kebesaran Ilahi.

Memanglah benar apa yang dikatakan orang bahwasanya:

"Yang batil itu tidak ada hakikatnya."

Yang batil adalah laksana buih. Mengembang naik dibawa oleh air bah yang rnengalir deras, karena derasnya pula hujan di hulu. Namun beberapa saat kemudian, air bah itu pun susut, lalu kering, dan buih air bah itu tidak ditemui orang lagi. Mana yang ada manfaatnya bagi manusia, itulah yang tinggal. Adapun Yang buih sirnalah dia dihembus angin .

Inilah ayat peringatan dan penutup surat. Peringatan bagi Nabi Muharnmad sendiri di dalam beliau menghadapi kesombongan kaum yang musyrik penantang kebenaran Dan ini pun peringatan bagi setiap orang yang bercita-cita hendak rneneruskan perjuangan Nabi-nabi dan Rasul-rasul di dunia ini. Karena benarlah sebagai apa yang dikatakan oleh Imam Ghazali:

"Apabila suatu苞ita besar dan mulia, sulitlah jalannya dan banyaklah yang akan menghalangi要ya "

 

Wallahu a'lam bishshawab.


 01 02  03  04  05  06  07  08  09  10   11  12  13  14  15  16   17  18  19  20  21   Back To MainPage  >>>>