Maka tersebutlah dalam beberapa banyak tafsir, bahwasanya pada tahun ke-9
Hijriyah, setelah masyarakat dan pemerintahan Islam terbentuk dengan
kokohnya, terutama setelah Makkah dapat ditaklukkan, dan garis-garis
demarkasi yang membatasi Makkah dengan Madinah tidak ada lagi, bahwa utusan
utusan dari setiap pelosok Tanah Arab telah datang ke Madinah untuk
menyatakan tunduk atau menyatakan pengakuan atas berdirinya kekuasaan Islam
itu.
Di antara utusan yang amat
penting ialah utusan kaum Nasrani dari Najran, terdiri dari 60 orang. Di
antara yang enampuluh orang itu terdapat 14 pemuka agama dan orang-orang
berpengaruh. Mereka datang dengan pakaian-pakaian resmi menurut agama
mereka, ada yang berdokohkan salib , berpakaian kebesaran pendeta. Mereka
disambut dengan baik sekali di Madinah, di pekarangan Mesjid Nabi. Setelah
datang waktunya mereka hendak sembahyang menghadap ke Timur, karena di
Madinah tidak ada gereja Nasrani, mereka dipersilahkan oleh Nabi saw
melakukan upacara sembahyang menurut agama mereka di dalam Mesjid Madinah
(Lihat Sirah Ibnu Hisyam)
Peraturan Islam terhadap Ahlul-Kitab telah ada. Paksaan dalam agama tidak
ada. Tetapi tidak ada halangan jika diadakan pertukaran-pertukaran pikiran.
Mereka mengetahui kelapangan dada Rasulullah saw, sebab itu mereka mengajak
juga mengadakan pertukaran pikiran dalam hal kepercayaan. Untuk menjawab
inilah hampir separuh dari ayat-ayat surat Ali Imran diwahyukan Tuhan.
Menurut riwayat, ialah dari ayat pertama sampai ayat 83. Di dalam ayat 83
ayat itu dapatlah kita merenungkan dasar itikad dalam Islam dan penolakannya
atas kepercayaan bahwa Nabi Isa Almasih anak Allah. Sejak ayat permulaan
telah dijelaskan kebesaran dan keesaanNya.
الم
"Alif-Lam-Mim" (Ayat 1).
Sebagai kebiasaan kita, arti dari huruf-huruf ini kita serahkan saja kepada
ilmu Allah Ta'ala.
اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia."
(pangkal ayat 2).
Tunggal Dia dalam kekuasaan dan
kebesaranNya, tidak ia beranak dan tiada ia diperanakkan, dan tidak ada yang
menyerupai atau menandingi Dia sesuatu juapun. Tidak ada yang patut disembah
dan dipuja, hanyalah Dia saja.
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْ
"Yang Berdiri SendiriNya." (ujung
ayat 2).
Mustahil bersekutu yang lain
dengan Dia. Sebab yang lain itu adalah makhluk dan ciptaanNya belaka.
Tidaklah masuk di akal bahwa Allah itu tiga di dalam satu, ataupun satu di
dalam tiga; atau beranak.
نَزَّلَ عَلَيْكَ
"Dia telah menurunkan kepada engkau
(pangkal ayat 3 )
DitujukanNya sabdaNya kepada utusanNya,
الْكِتابَ بِالْحَقِّ
"sebuah kitab dengan kebenaran,"
yaitu kebenaran yang dapat diuji
dan dibanding, yang datang dari Tuhan, disampaikan oleh malaikat utusan
Tuhan yang bernama Jibril, yang kadang-kadang disebut juga Ruhul-Qudus.
مُصَدِّقاً لِما بَيْنَ
يَدَيْهِ
"Menyetujui (isi kitab) yang ada di
hadapannya." Dijelaskan lagi:
وَ أَنْزَلَ التَّوْراةَ وَ
الْإِنْجيلَ
"Dan Dia telah menurunkan Taurat dan Injil."
(ujung ayat 3). مِنْ
قَبْلُ
" Terlebih dahulu." (pangkal ayat
4).
Yaitu bahwa sebelum kitab al-Qur'an itu diturunkan kepada rasul-Nya yang
penghabisan, Muhammad saw, terlebih dahulu telah diturunkan pula Taurat dan
Injil. A1-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad saw membenarkan atau
mengakui isi wahyu dari kedua kitab itu.
Semua kitab itu, Taurat dan Injil dan al-Qur'an, semuanya diturunkan dari
alam ghaib yang tertinggi di dalam alam syahadah kita ini. Disebut
diturunkan sebab maqam Ilahi adalah maqam yang mulia. Sedangkan perintah
raja yang disampaikan kepada rakyat yang diperintahnya disebut juga perintah
baginda telah turun, padahal tempat raja bersemayam bukanlah di atas gunung,
dan rakyat bukanlah di dalam lurah.
هُدىً لِلنَّاسِ
"Petunjuk bagi manusia."
Artinya segala kitab-kitab suci yang diturunkan dari maqam yang
mulia itu, baik Taurat ataupun Injil, ataupun al-Qur'an bertujuan satu saja,
yaitu memberi petunjuk dan bimbingan bagi manusia, terutama bagaimana supaya
mereka kenal hubungan mereka dengan Tuhan, al-Khaliq Pencipta alam dan
Pencipta manusia, supaya manusia itu dapat berbakti kepadaNya.
وَ أَنْزَلَ الْفُرْقانَ
"Dan dia turunkan al-Furqan."
Al-Furqan diambil dari kata al-farq, artinya pembatas, pembeda, penyisihkan
di antara yang benar dengan yang salah, yang hak dan yang batil, jalan yang
lurus denganjalan yang bengkok berbelit-bel'at. Oleh sebab itu maka
al-Qur'an sendiripun disebut juga al-Furqan, bahkan Taurat pun disebut juga
al-Furqan. Maka menurut tafsir Ibnu Jarir, yang dimaksud dengan al-Furqan di
sini ialah akal manusia sendiri. Artinya rasul-rasul diutus, kitab-kitab
diturunkan dan buat menampung wahyu Ilahi itu manusia pun diberi akal buat
membedakan yang benar dari yang salah. Oleh sebab itu maka dengan adanya
al-Furqan, akal itu jika rnanusia menganut suatu kepercayaan, hendaklah yang
benar-benar sesuai dengan akal mereka sendin.
Sedang wahyu yang datang dari Tuhan pun tidak mungkin berbeda dari intisari
akal murni itu. Maka kedatangan rasul-rasul dan turunnya kitab-kitab adalah
menuntun al-Furqan manusia , atau akal murni manusia tadi, di dalam menuju
keridhaan Tuhan. Tidak mungkin orang yang teratur caranya berpikir akan
menolak kebenaran Tuhan. Sebab itu berkata Tuhan pada lanjutan ayat:
إِنَّ الَّذينَ كَفَرُوا بِآياتِ اللهِ لَهُمْ عَذابٌ شَديدٌ
" Sesungguhnya orang-orangyang tidak mau
percaya kepada ayat-ayatAllah, bagi mereka azab yang sangat."
Azab itu ada dua macam, pertama azab dunia, yaitu azab kekacauan fikiran,
azab karena tidak dapat memperbedakan di antara buruk dengan baik, azab
hidup yang sebagai 'menghasta kain sarung," berputar-putar di sana-sana
juga, tidak bertemu ujung. Dan azab yang kedua ialah di akhirat.
Ayat-ayat yang patut dipercaya oleh akal yang murni itu amat banyak. Di
sekeliling kita banyaklah ayat-ayat, tanda kebesaran Tuhan. Di antaranya
yang terpenting ialah lahirnya seorang manusia, bernama Isa Almasih, sampai
berbeda dengan kelahiran manusia biasa. Dia lahir tidak dengan hubungan
kelamin laki-laki dengan perempuan. Hal yang demikian tidak mustahil pada
akal; sebab kekuasaan Allah meliputi sebab dan akibat. Maka kejadian yang
demikian itu, patutlah menambah iman manusia kepada Allah yang Tunggal dalam
keln~asaanNya.
Maka kalau ada orang yang tidak mau percaya kejadian itu, durhakalah dia
kepada Allah dan padamlah suluh akalnya yang murni, sebab itu tersiksalah
dia. Di dunia dengan kekacauan fikiran dan di akhirat dengan siksaan neraka.
وَ اللهُ عَزيزٌ
'Dan Allah adalah Maha Gagah."
Berlaku seluruh apa yang Dia kehendaki, tidak ada siapa-siapapun yang dapat
memerintah Allah, supaya Allah menuruti apa yang dia kehendaki.
ذُو انْتِقامٍ
"Mempunyai siksaan." (ujung ayat 4).
Kepada setiap orang yang mencoba menentang Allah.
إِنَّ اللهَ لا يَخْفى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّماءِ
"Sesunguhnya Allah itu, tidak ada yang tersembunyi atasNya sesuatu juapun di
langit dan di bumi." (Ayat 5).
Allah yang Maha Kuasa, Maha Gagah Perkasa, dan menyediakan siksaan itu,
demikian luas kekuasaanNya, sehingga tidak ada yang tersembunyi sesuatu,
baik di bumi maupun di langit. Berjuta-juta bintang di langit, setiap
bintang diketahuiNya keadaannya. Setiap angin yang berembus adalah atas
kehendakNya. Setiap awan yang mengejuju di udara adalah atas ketentuanNya.
Baik di bumi, dengan bintang-bintang dan tumbuhtumbuhannya atau lautan
dengan segala macam isinya dan ikannya. Atau di bawah kulit bumi dengan
logam dan minyak tanahnya, Dia. al-Hayyu, yang Hidup dan Al-Qayyum, Yang
Berdiri dengan SendiriNya, Yang mengetahui semuanya.
Tidaklah seorang juapun makhluk yang dapat menandingi menyamai atau
mendekati sekalipun kekuasaan dan pengetahuan yang maha luas. Dan ini sudah
suatu bayangan kepada utusan Najran, bahwasanya Isa Almasih, makhluk dan
utusan Allah itupun tidaklah mempunyai pengetahuan seluas itu, meliputi
seluruh langit dan bumi. Sebab dia bukan Tuhan.
هُوَ الَّذِيْ يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ
"Dialah yang memberimu rupa di dalam kandungan-kandungan sebagaimana yang
dikehendakiNya " (Pangkal ayat 6).
Sudah beribu-ribu tahun manusia ditakdirkanNya hidup dalam dunia ini, sudah
beribu juta manusia yang mati dan 3.000.000.000 (tiga milyar) manusia yang
ada sekarang, dan inipun akan mati dan akan datang lagi berjuta juta manusia
sampai hari kiamat, namun tidak ada dua orang yang serupa, baik bentuk muka
atau bentuk suara ataupun sidik jari (rajah tangan).
Semuanya itu Dia yang telah membentuknya, sejak lagi di alam rahim ibu,
bahkan sejak lagi masih setetes mani. Tidak ada kekuasaan lain yang
menandingi itu, dan tidakpun Isa Almasih, sebab dia hanya makhluk.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ
" Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Gagah Perkasa."
Sehingga dari kegagah-perkasaanNya manusiapun lahir ke dunia tidak atas
kehendak manusia itu sendiri. Mau ataupun tidak mau mesti lahir.
الْحَكِيْم
" Yang Bijaksana," (ujung ayat 6) sehingga selama hayat manusia masih
dikandung badannya, tersedialah dengan cukup penyambutan atas hidupnya.
Dengan inilah Tuhan memberikan persediaan atas RasulNya menyambut
utusan-utusan dari Najran, pun guna menetapkan dasar dari tauhid pegangan
manusia. Dijelaskan terlebih dahulu bahwa rasul-rasul datang adalah dalam
satu rangka tujuan , dan kitab-kitab diturunkanpun untuk maksud yang sama.
Sebab itu maka Islam mengakui adanya Taurat dan adanya Injil, bersama adanya
al-Qur'an.
Perlu kita jelaskan lagi bagaimana i'tikad Islam tentang Taurat dan Injil
dan bagaimana perbedaannya dengan kepercayaan Yahudi dan Nasrani tentang
kedua kitab itu. Taurat adalah bahasa Ibrani (Hebrew), kadang-kadang
disebutkan juga Tautet. Artinya ialah syariat atau peraturan. Menurut
ahlul-kitab (Yahudi dan Nasrani), kitab Taurat itu terdiri dari lima kitab
yang menurut mereka Musa sendiri yang menulisnya atau menyuruh tulisnya,
yaitu:
1. Kitab Kejadian
2. Kitab Keluaran
3. Kitab Imamat Orang Lewi
4. Kitab Bilangan
5. Kitab Ulangan
Menurut orang Yahudi kelima kitab inilah yang Taurat. Tetapi orang Nasrani
mempunyai pendirian bahwasanya segala kitab Nabi-Nabi, dan sejarah Raja-raja
dan Hakim-hakim Bani Israil yang sebelum lahir Isa Almasih, itulah dia yang
Taurat, dan mereka namai juga Perjanjian Lama atau Wasiat Yang Lama.
Adapun menurut pengertian yang ditunjukkan oleh al-Qur'an, yang Taurat ialah
wahyu Allah yang diturunkanNya kepada RasulNya Musa a.s. untuk petunjuk bagi
Bani Israil. Di dalam salah satu kitab yang menurut kepercayaan mereka
termasuk Taurat itu, yaitu Kitab Ulangan fasal 31, ayat 9, ada tertulis:
"Bermula, maka oleh Musa disuratkanlah Taurat ini, lalu diberikannya kepada
imam-imam orang Lewi yang mengusung Tabut Perjanjian Tuhan dan kepada segala
tua-tua Bani Israil."
Pada lanjutan dari ayat itu, ke atasnya, diterangkan bahwa Nabi Musa
memerintahkan kepada kaumnya supaya Taurat yang telah beliau tuliskan itu
senantiasa dibaca dan diulang-ulang. Tetapi pada ayat 16 dan 17
disebutkanlah bahwa Tuhan Allah berfirman kepada Musa, bahwa setelah dia
meninggal dunia kelak, mereka akan menuruti jalan yang salah sehingga akan
ditimpa oleh murka Tuhan.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa al-Qur'an memberi petunjuk bahwa Nabi
Musa memang ada menerima suatu kitab wahyu bernama Taurat. Keterangan
al-Qur'an ini bertemu pula jejaknya di dalam Kitab Ulangan fasal 31 ayat 9
itu.
Tetapi ahli ahli penyelidik sejarah menjelaskan pula bahwa Kitab Taurat yang
ditulis Nabi Musa dan diletakkan dekat Tabut Perjanjian Allah itu telah
terbakar takkala Nebukadnezar datang menjarah dan membakari Jerusalem dan
membungi-hanguskan Baitul Maqdis.
Kemudian sekali, setelah kerajaan Nebukadnezar hancur dan Bani Israil dapat
dibebaskan pulang ke Jerusalem oleh Raja Persia bernama Korusy, baginda
perintahkanlah membangun imam yang lain menyusun kembali pesan-pesan pusaka
Musa dan sejarah Bani Israil sejak keluar dari Mesir. Dan disusun juga pesan
orang tua tua turun-temurun tentang kejadian alam dalam 6 hari, tentang
kejadian Adam dan selanjutnya. Sejak itulah muncul Taurat yang baru, dengan
himpunan kelima kitab yang disebutkan tadi.
Ahli-ahli theologi dalam kalangan Nasrani pun mengakui bahwasanya naskah
ahli Taurat tulisan Nabi Musa itu tidak ada lagi.
Al-Qur'an pun memberikan isyarat; tersebut di dalam surat 5 (al-Maidah) ayat
13 bahwasanya mereka telah merubah-rubah kalimat Allah dari tempatnya.
"Mereka telah merubah-rubah kalimat Allah dari tempatnya, dan mereka
tinggalkan sebahagian dari (isikitab) yang telah dijadikan peringatan untuk
mereka. " (al-Maidah: 13)
Demikian tentang Taurat. Sekarang tentang Injil.
Injil adalah bahasa Yunani, artinya "kabar selamat". Setengah mereka
mengartikannya pelajaran yang baru. Menurut orang Kristen, yang Injil itu
ada empat buah:
1. Injil karangan Matius
2. Injil karangan Markus
3. Injil karangan Luka
4. Injil karangan Yahya (Yohannes), ditambah dengan Kitab Kisah Perjalanan
segala Rasul, dan Surat-surat Paulus, Surat-surat Petrus , Surat Yohannes,
Surat Ya'kub dan Wahyu Yohannes.
Adapun Injil-injil yang empat itu adalah masing-masing penulisnya itu
menulislcan Kisah Kehidupan Nabi Isa Almasih dan ajaran-ajaran beliau, bukan
semasa beliau hidup, tetapi setelah beliau meninggal.
Injil pertama, menurut ahli-ahli sejarah Nasrani sendiri; kata satu riwayat,
ditulis pada tahun 37. Kata satu riwayat lagi ditulis tahun 64, kata riwayat
lagi tahun 98. Dan ada juga riwayat lain lagi. Pendeknya setelah kitab-kitab
itu dibawa ke dalam pencernaan ilmiah, timbullah berbagai ragam penyelidikan
yang kalau dibaca oleh orang Kristen sendiri, dengan sendirinya menimbulkan
keraguan mereka.
Menurut keterangan Paulus sendiri yang dipandang sebagai pembina utama dari
agama Kristen sebagai yang sekarang di zarnan hidupnya sudah terdapat banyak
Injil yang palsu. Kemudian Majlis Tinggi para pendeta mengambil ketetapan
bahwa yang disahkan hanya yang empat itu saja.
Adapun Injil yang dita'rifkan oleh al-Qur'an ialah wahyu yang diturunkan
Allah kepada RasulNya Isa al-Masih as. Diantara "kabar selamat" yang lagi
seorang Rasul Tuhan menyempurnakan ajaran beliau.
Perbedaan di antara pencatatan Taurat dengan Injil ialah, bahwa Taurat
memang dituliskan oleh Nabi Musa sendiri dan banyak orang Yahudi
menghafalnya. Tetapi naskah asli telah hilang. Kemudian hari, hafalan
imam-imam itu dikumpulkan kembali oleh Imam dan Nabi yang bernanna 'Izra (
Uzair menurut al-Qur'an ).
Tetapi Injil tidaklah ada keterangan bahwa Nabi Isa ada mencatatnya. Tetapi
meskipun beliau tidak mencatat, banyaklah pengajarannya diingat oleh
rnurid-muridnya, diantaranya ialah khotbah beliau di gunung yang terkenal
itu. setelah beliau meninggal barulah dicatat riwayat perjalanan hidup
beliau
bersamaan dengan pengajaran-pengajaran beliau , tetapi yang disahkan
kemudian hanyalah catatan-catatan atau karangan dari empat orang Matius~
Markus, Lukas dan Yohannes.
Di dalam al-Qur'an surat al-Maidah ayat 14, diterangkan pula bahwa orang
Nasrani pun sebagaimana diperingatkan tentang orang Yahudi di ayat 13 tadi,
banyak lupa pula isi kitab yang diperingatkan kepada mereka itu, sehingga di
antara golongan-golongan mereka sendiri timbullah perselisihan, permusuhan
dan berbenci-bencian sampai hari kiamat.
Yang sekarangpun kita lihat betapa jauh perbedaan kepercayaan misalnya di
antara Katolik Yunani dan Katolik Roma, di antara Katolik dengan Protestan
dan di antara satu sekte dengan sekte lain, yang beratus-ratus banyaknya.
Lantaran itu dapatlah diambil kesimpulan bahwa al-Qur'an memberi ingat kita
bahwa Nabi Musa ada menenma Taurat dan Nabi Isa ada menerima Injil. Tetapi
apa yang di zaman sekarang dinamai Taurat dan dinamai Injil oleh pemeluk
kedua agarna itu, tidaklah kita terima dengan sekaligus, bahkan Nalbi kita
memesankan: "Jangan langsung dibenarkan dan jangan langsung didustakan."
Sesuai dengan penyelidikan ilmiah ahli-ahli dan sarjana. Apatah lagi isi-isi
asli dari kedua kitab itu telah tersimpan dalam al-Qur'an, yaitu mengakui
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dengan keyakinan pula bahwasanya
kepercayaan yang mengatakan bahwa ummat Bani Israil adalah ummat yang paling
tinggi dan terpilih di dunia ini, sangat kita tolak sebab tidak sesuai
dengan ajaran asli dari Tuhan.
Demikianpun pengakuan bahwa Nabi Isa adalah anak Allah atau diapun Allah
juga. Kita percaya ajaran asli Nabi Isa tidaklah ada yang begitu itu; baru
timbul setelah beliau meninggal dunia.
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10 11
12
>>>> |