Baikpun perutusan Najran yang dituju,
ataupun untuk yang lain, namun ayat-ayat ini telah dipangkali dengan
penerangan Tauhid. Maka tiap-tiap seruan dan ajakan kepada Tauhid, selalu
akan ada manusia yang menolak atau kafir. Selalu akan ada manusia yang acuh
tak acuh menerima ajakan kebenaran. Perdayaan paling mendorong kepada
manusia sehingga menjadi kafir, yang
teutarna adalah dua hal. Pertam harta benda, kedua anak dan keturunan.
Fikiran manusia setengahnya demikian sempit, mencari dan mengumpulkan harta
pertahanan untuk anak. Ada yang waktunya hanya habis untuk itu. Dan ada lagi
setelah harta itu terkumpul, dia menjadi kaya raya, dan anak-cucu yang akan
menyambung turunan ada pula, diapun merasai cukuplah dengan itu. Itulah
hidup. Ajakan kebenaran tidak perduli. Keselarnatan akhirat tidak
difikirkannya lagi. Kepada manusia yang seperti ini datangJah peringatan:
إِنَّ الَّذينَ
كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللهِ
شَيْئاً
" Sesungguhnya orang-orang yang kafir
itu, tidaklah akan dapat melepaskan mereka , harta-benda mereka dan tidak
pula anak-anak mereka dari Allah sesuatu juapun " (pangkal ayat
10).
Pada ayat 9 di atas tadi telah diterangkan bahwa semua manusia akan
dikumpulkan di hari yang tidak diragukan itu. Apa yang akan dibawa ke sana?
Hanyalah amal! Demikian Tuhan selalu menerangkan. Maka kalau orang mati ,
satu sen pun harta yang dibanggakan di dunia itu tidak akan menolong
apa-apa. Amalnya si dia, pada si dia, amal si ayah pada ayah. Maka oleh
karena yang dibawa menghadap Tuhan hanyalah kekafiran, keingkaran kepada
kebenaran, niscaya diri yang kafir itu hanyalah akan menjadi penyalaan api
neraka.
وَ أُولئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّا
"dan mereka itu semuanya adalah bakaran
neraka." (Ujung ayat 10).
Dengan ini diperingatkanlah bahwa harta dan anak, kalau tidak hati-hati,
adalah pintu kepada kufur. Harta-benda dan anak-anak adalah barang yang
nampak oleh mata. Inilah yang disebut "hidup kebenaran", sedang kepercayaan
kepada Tuhan adalah hidup "kerohanian".
Sedang hidup kebendaan ini tidaklah lama. Yang akan lama kita rasai ialah
hidup kerohanian. Hidup Akhirat. Sebab itu di balik penglihatan mata,
hendaklah diperhatikan penglihatan hati.
كَدَأْبِ آلِ
فِرْعَوْنَ وَ الَّذينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
"Sebagaimana haInya dengan keluarga
Fir'un dan orang-orang yang sebelum mereka. " (pangkal ayat
11) .
Fir'aun dengan segala keluarga pengiring dan pembantu kekuasaannya, demikian
juga ummat-ummat yang sebelum Fir'aun, seperti ummat Nabi Nuh,Nabi Hud, Nabi
Shalih, Nabi Luth. Ummat-ummat itu sama saja dengan Fir'aun dan keluarganya
atau rezimnya. Tujuan hidup mereka hanya berkisar di sekitar harta-benda dan
anak.
Benda, sekali lagi benda. Yang bernama hidup bagi mereka hanya itu. Bangga
dengan harta-benda dan bangga dengan anak. Dengan harta-benda segala maksud
akan tercapai apatah lagi dengan adanya kekuasaan.
كَذَّبُوا بِآياتِنا
"Mereka telah mendustakan ayat-ayat
kami"
Seruan kerohanian tidak
mereka perdulikan. Seruan yang disampaikan oleh rasul-rasul tidak mereka
perdulikan, bahkan rasul-rasul itu mereka musuhi, sebab mengganggu perhatian
terhadap harta-benda dan kemegahan keluarga.
فَأَخَذَهُمُ اللهُ بِذُنُوبِهِمْ
"Maka Allah akan menyiksa mereka dengan
sebab dosa mereka."
Sebab orang-orang yang
diperbudak oleh harta itu selalu akan berusaha menghasilkan harta agar
terkumpul, biarpun dengan berbuat dosa, kezaliman dan penganiayaan. Mereka
menjadi sombong, dan tidak akan menghargai orang lain kalau orang itu tidak
bercakap yang disokong oleh harta.
Maka di hadapan Allah, tidak perduli Fir'aun, tidak perduli kaya-raya dan
banyak keturunan. Di hadapan Allah semuanya itu tidak dapat dibanggakan, dan
tidak ada harganya, sebab pada hakikatnya yang empunya harga itu ialah Tuhan
itu sendiri. Nilai seorang Fir'aun tidak ada di hadapan Allah. Yang bernilai
hanya iman. Fir'aun tak mempunyai iman.
وَ اللهُ شَديدُ الْعِقابِ
"Dan Allah sangat pedih siksaanNya."
(ujung ayat 11).
Ayat-ayat seperti ini
menginsafkan manusia dari ketakaburannya. Mentang-mentang kaya-raya atau
banyak anak keturunan yang akan dibanggakan, janganlah sampai lupa daratan.
Sedangkan di dunia, hanyalah manusia yang berhutang budi dan yang lemah hati
yang dapat dipengaruhi. Kayalah engkau, namun aku tidaklah akan meminta
kepada engkau.
Banyakpun anak engkau, orang-orang yang terpandang dalam masyarakat,
berjabatan, bertitel segala macam, namun aku bukan budak engkau. Sedangkan
di dunia lagi begitu, apatah lagi di hadapan Allah di akhirat. Kecil dan
hina orang yang kafir itu di hadapan Allah. Anak-anak pun tidak akan dapat
dibanggakan di akhirat. Bahkan anak itupun dapat membuat malu di hadapan
Allah, karena hidupnya yang maksiat. Takkala ayahnya masih hidup, sebab
ayahnya kaya, tujuannya hanya kesenangan diri, dan kosong jiwanya dari iman.
Di akhirat sama-sama menjadi alas neraka dengan ayah yang membanggakannya
itu. Sebab itu maka lanjutan ayat lebih tegas lagi:
قُلْ لِلَّذينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَ
تُحْشَرُونَ إِلى جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمِهادُ
"Katakanlah kepada orang-orang yang
kafir itu: Kamu akan dikalahkan dan akan dlkumpulkan kepada jahannam,
(yaitu) seburuk-buruk tempat persediaan." (ayat 12).
"Kamu akan dikalahkan," akan datang masanya harta-bendamu itu tidak dapat
mempertahankan kamu. Kalah di dunia dan kalah di akhirat. Setinggi-tinggi
melambung, kamu akan terhenyak ke tanah. Baik harta itu meninggalkan kamu
atau kamu meninggalkan harta. Anak-anak yang kamu manjakan dan kamu
banggakan akan berserak-serak membawa lagaknya masing-masing, untuk
menghancurkan hatimu.
Dan kelak kamu akan dikumpulkan dan dihalau ke dalam neraka. Hanya
dirumuskannya saja dengan satu kalimat, yaitu "seburuk-buruk tempat
persediaan." Tukaran dari apa yang kamu rasa seindah-indah tempat kediaman
di kala hidupmu.
قَدْ كانَ لَكُمْ آيَةٌ في فِئَتَيْنِ الْتَقَتا
فِئَةٌ
"Sesungguhnya telah ada bagi kamu satu
tanda pada dua golongan yang bertemu." (pangkal ayat 13).
Dikatakan suatu tanda untuk menjadi perhatian dan perbandingan:
تُقاتِلُ في سَبيلِ اللهِ وَ أُخْرى كافِرَةٌ
" Yang satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain adala
kafir."
Nabi saw dan ummatnya disuruh memperhatikan perbandingan di antara kedua
golongan itu apabila mereka berhadapan:
يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ
"Mereka (yang berperang karena Allah
melihat kepada mereka (yang kafir) dengan penglihatan mata dua kali sebanyak
mereka."
Jumlah yang kafir itu dua kali ganda banyaknya, lengkap dengan harta dan
benda, ramai dengan anak dan keturunan, sedang bilangan yang beriman dan
berjuang pada jalan Allah itu hanya sedikit, kurang harta, tidak ada yang
akan dibanggakan selain daripada iman kepada Allah.
وَ اللهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشاءُ
"Padahal Allah menyokong dengan pertolonganNya siapa yang dia kehendaki."
Hal ini telah kejadian seketika peperangan badar. Ummat yang berjuang pada
jalan Allah menghadapi ummat yang kafir tiga kali lipat lebih banyak dari
mereka. Allah menyokong dan memberikan kemenangan kepada yang berjuang pada
jalan Allah, sebab yang mereka perjuangkan bukan harta dan bukan anak,
tetapi keyakinan kepada Tuhan.
Lantaran ada sesuatu yang diperjuangkan, semangatpun bertambah dan tidak
takut menghadapi maut. Padahal orang yang terikat oleh kebanggaan harta dan
anak takut menghadapinya.
إِنَّ في ذلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصارِ
"
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalab suatu ibarat bagi orang yang
mempunyai fikiran."
(ujung ayat 13).
Oleh karena itu bukanlah semata-mata siksaan akhhirat yang akan diderita
kafir itu, bahkan. juga siksaan dikalahkan di dunia. Ini telah kejadian pada
kaum Quraisy sampai mereka kalah dalam mempertahankan berhala mereka di
Makkah. Dan juga telah diderita oleh orang-orang Yahudi yang telah
memungkiri janji-janji mereka dengan Rasulullah saw di Madinah, sehingga
Bani Nadhir diusir seluruhnya dari Madinah dan Bani Quraizhah dipancung
sekalian orang laki-lakinya karena khianat, dan harta benda mereka
dirampas.
Menjadi ibaratlah bagi kaum yang beriman bahwasanya hati ini jangan
dilekatkan kepada harta-benda, sebab harta-benda hanyalah semata perhiasan
dunia. Dan jangan berjiwa kecil menghadapi segala kesulitan hidup. Bukan
agama mengutuk harta, tetapi memberi peringatan jangan sampai harta-benda
dan anak keturunan membelokkan haluan hidup dalam menuju Tuhan. Dan ini
dijelaskan lagi pada ayat berikutnya:
01
02
03
04
05
06 07
08
09
10 11
12 Back To MainPage
>>>>
|