Tafsir Surat Al -Mujaadalah Ayat  18 - 21
                                                                        

     يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَميعاً فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَما يَحْلِفُونَ لَكُمْ وَ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلى‏ شَيْ‏ءٍ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْكاذِبُونَ
18.[ Yaitu ] pada hari yang Allah akan membangkitkan mereka semuanya, lalu mereka pun bersumpah kepada-Nya sebagaimana mereka bersurnpah kepada kamu dan mereka menyangka bahwa mereka adalah atas sesuatu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang pembohong.


اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطانُ فَأَنْساهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولئِكَ حِزْبُ الشَّيْطانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطانِ هُمُ الْخاسِرُونَ
19. Mereka telah dipengaruhi syaithan, yang telah membuat rnereka lupa mengingat Allah. Mereka itu adalah golongan syaithan. Ketahuilah sesungguhnya golongan syaithan itu, rnerekalah yang merugi.


إِنَّ الَّذينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ أُولئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ
20 Sesungguhnya orang-orang yang menantang Allah dan Rasul-Nya , mereka itu sendirilah yangg termasuk orang-orang yang rendah-hina.


كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَ رُسُلي‏ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزيزٌ
21. Allah telah menentukan ; " Pasti akan menanglah Aku dan Rasul-rasul-Ku." sesunguhnya Allah adalah Maha Kuat, Maha Perkasa.


يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَميعاً
[ Yaitu ] pada hari yang Allah akan membangkitkan mereka .semuanya" [ Pangkal ayat 18].

Itulah hari qiyamat kelak. Di waktu itu seluruh manusia akan dibangkitkan, termasuk orang-rang yang munafik itu , buat mempertanggung jawabkan sikap hidup mereka di dunia ;

فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَما يَحْلِفُونَ لَكُمْ
" lalu mereka pun bersumpah kepadaNya sebagaimana rnereka bersumpah kepada kamu."

Tidak juga mereka sadar ketika mulai dibangkitkan itu bahwa kehidupan sudah bertukar. Bahwa mereka tidak di dunia lagi melainkan di akhirat. Sebab itu kebiasaan buruknya di kala hidup di dunia dahulu; dia bersumpah lagi membela diri, mempertahankan kebohongan, padahal sudah berada di hadapan Allah.

وَ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلى‏ شَيْ‏ءٍ
"Dan mereka menyangka bahwa rnereka adalah atas sesuatu."

Itulah pula suatu yang akan menambah siksaan mereka kelak. Yaitu setelah Tuhan menjatuhkan keputusan hukuman atas kesalahannya. Tuhan menjelaskan di ujung ayat;

أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْكاذِبُونَ
"Ketahuilah~sesunguhnya mereka adalah orang-orang pembohong"

Artinya ialah penjelasan Tuhan untuk meyakinkan kita bahwa orang-orang ini adalah orang pembohong yang telah dikira-kirakan sendiri azab apa yang akan mereka terima.

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطانُ
" Mereka telah dipengaruhi syaithan. " [ Pangkal ayat 19].

Orang yang telah jatuh ke bawah pengaruh orang lain tidak lagi mempunyai kemerdekaan untuk bertindak sendiri. Apatah lagi yang dipengaruhi oleh syaithan. Bertambah lemahlah kepribadiannya sendiri untuk melawan pengaruh itu. Atau laksana anak-anak muda yang telah terlanjur meminum ganja atau morphine. Bagaimana pun sengsara dirinya karena meminum atau memakan makanan yang berbahaya itu, namun dia tidak ada lagi mempunyai kekuatan buat membebaskan diri daripadanya.

Itulah yang

فَأَنْساهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ
" Telah membuat mereka lupa mengingat Allah "

karena mereka telah dibuat mabuk oleh syaithan itu. Mereka telah sangat sukar melepaskan diri dari pengaruh syaithan dan mendekatkan diri kepada Allah.

أُولئِكَ حِزْبُ الشَّيْطانِ
" Merek itu adalah golongan syaithan."

Atau telah masuk menjadi anggota partai syaithan.

أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطانِ هُمُ الْخاسِرُونَ
"Ketahuilah, sesunguhNya golongan syaithan itu adalah mereka yang merugi." [ ujung ayat 19 ]

Sebab jalan syaithan adalah jalan yang buntu, tidak ada ujung. Kalau ada ujung itu, tidak lain hanyalah neraka. Tenaga telah habis, namun hasilnya tidak ada. Mereka mencoba hendak menghambat jalan Tuhan. Namun jalan Tuhan mesti langsung , bagaimana pun menghalanginya. Maka orang yang telah jadi alat-alat syaithan itu rugi dengan sendirinya, sebab mereka tidak dapat masuk lagi dalam golongan orang yang dini'mati Allah.

إِنَّ الَّذينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ
"Sesungguhnya orang-orang yang menantang Allah dan Rasul-Nya" [pangkal ayat 20].

Menantang Allah dan rasul terutama ialah karenu tidak mau menerima atau tidak mau menjalankan peraturan yang didatangkan dari Allah dan disampaikan oleh Rasul. Atau membuat peraturan lain atau menerima peraturan lain. Padahal yang lain ! itu adalah semata-mata bikinan manusia. Seakan-akan mereka merasa bahwa mereka lebih pandai dari Allah mengatur manusia.

أُولئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ
"Mereka itu sendirilah yang termasuk orang-orang yang rendah hina." [Ujung ayat 201].

Tegasnya merekalah yang akan kalah.

Suatu perlawanan yang dilakukan oleh si makhluk kepada khaliknya, adalah suatu tantangan yang tidak mengukur sehingga mana kekuatan diri. Berpuluh bahkan beratus beribu kali manusia mencoba melawan menantang aturan Allah dan Rasul, baik secara sendirian atau secara berkelompok, namun yang binasa adalah mereka, bukan Allah.

Beratus kali orang mengatur siasat hendak memungkiri kebesaran Allah, namun terlemparlah dia ke tepi dalam keadaaan hina. Kadang-kadang apabila kita renungi janazah seorang besar yang mencoba menantang Tuhan, alangkah ngerinya kejatuhan rnanusia tersungkur di bawah telapak kaki Tuhan baik secara simbolik atau secara kenyataan pun sekali.

كَتَبَ اللَّهُ
"Allah telah menentukan." [pangkal ayat 21].
Yaitu suatu ketentuan yang tidak bisa dirubah oleh siapa pun untuk selama-lamanya ;

لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَ رُسُلي‏
" Pasti akan menanglah Aku dan Rasul-Rasul-Ku . "
Sebab Allah itu kekal, dan ajal manusia yang melawan sangat terbatas. Allah kaya, sedang manusia yang melawannya tidak mempunyai cukup persediaan ;

إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ
" sesungguhnya Allah adalah Maha Kuat."

Sedang orang yang menantangnya adalah sangat lemah;
عَزيزٌ
" Maha Perkasa." [ Ujung ayat 21 ]

Marilah kita renungkan satu syi'ir orang Arab tentang kerbau menanduk gunung;

"Wahai dia yang menyinduk gunung, karena ingin melukainya,
Kasihanilah kepalamu, tak usah dikasihani bukit itu " .

Sedangkan kerbau lagi percuma menyinduk gunung apatah lagi manusia hendak menantang Tuhan.

Atau syair Failosoof Ar-Razi yang terkenal ;

"Dan berapa banyaknya puncak yang telah didaki oleh manusia, manusia itu telah turun kembali ; namun gunung tetap gunung ".

Begitulah perumpamaan tentang tingginya gunung dan lamanya terpancang jadi pasak bumi. Di tengadah oleh manusia lalu didakinya. Maksudnya hendak menguasai. Apanya yang dikuasainya ? Apanya yang dibanggakannya ? Dia membanggakan sebab puncak yang tinggi sekali dari puncak Himalaya telah dapat ditaklukkannya. Apanya yang telah ditaklukkannya? Yaitu didakinya dengan berlelah payah, menempuh angin ribut dan taufan salju, untuk menginjak puncak gunung itu sejenak. kemudian diapun turun kembali. Kelak dari jauh dia lihat kembali puncak gunung itu. Kelihatan puncak itu seakan-akan tersenyum mentertawakannya. Seakan-akan dia berkata; "Dengan menginjak puncakku beberapa saat engkau merasa telah menaklukkan. Namun aku belum pernah merasa takluk kepada apa dan siapa pun , kecuali kepada Tuhan. Dan engkau sendiri, hai insan yang pongah ! Yang engkau banggakan hanya sedikit saja yaitu bahwa engkau pernah naik ke atas puncakku! Setelah itu engkau segera turun ..........

Lebih dari perumpamaan demikianlah manusia sombong , masuk anggota golongan syaithan yang mencoba menantang Allah dan Rasul Nya.
 


 01   02   03   04   05   06  07  08                                             Back To MainPage       >>>>