Tafsir Suroh Ali-Imran Ayat 10 - 13       

(10) Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, tidaklah akan dapat melepaskan mereka, harta-benda mereka dan tidak pula anak-anak mereka dari Allah sesuatu juapun. Dan mereka itu semuanya adalah bakaran neraka.

(11) Sebagaimana halnya dengan keluarga Fir'aun dan orang-­orang yang sebelum mereka. Mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami. Maka Allah akan menyiksa mereka dengan dosa mereka. Dan Allah adalah sangat pedih siksaanNya.

(12) Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu ; kamu akan dikalahkan dan akan dikumpulkan kepada Jahannam, (yaitu) seburuk-buruk tempat persediaan .

(13) Sesungguhnya telah ada bagi kamu suatu tanda pada dua golongan yang bertemu. Yang satu golongan berpe­rang di jalan Allah dan yang lain adalah kafir. Mereka (yang berperang karena Al­lah) melihat kepada mereka (yang kafir) dengan pengliha­tan mata, dua kali sebanyak mereka. Padahal Allah menyokong dengan perto­longanNya siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu ibarat bagi orang yang mempunyai fikiran.

                                                                 
Baikpun perutusan Najran yang dituju, ataupun untuk yang lain, namun ayat-ayat ini telah dipangkali dengan penerangan Tauhid. Maka tiap-tiap seruan dan ajakan kepada Tauhid, selalu akan ada manusia yang menolak atau kafir. Selalu akan ada manusia yang acuh tak acuh menerima ajakan kebenaran. Perdayaan paling mendorong kepada manusia sehingga menjadi kafir, yang

teutarna adalah dua hal. Pertam harta benda, kedua anak dan keturunan. Fikiran manusia setengahnya demikian sempit, mencari dan mengumpulkan harta pertahanan untuk anak. Ada yang waktunya hanya habis untuk itu. Dan ada lagi setelah harta itu terkumpul, dia menjadi kaya raya, dan anak-cucu yang akan menyambung turunan ada pula, diapun merasai cukuplah dengan itu. Itulah hidup. Ajakan kebenaran tidak perduli. Keselarnatan akhirat tidak difikirkannya lagi. Kepada manusia yang seperti ini datangJah peringatan:

إِنَّ الَّذينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللهِ شَيْئاً
" Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, tidaklah akan dapat melepaskan mereka , harta-benda mereka dan tidak pula anak-anak mereka dari Allah sesuatu juapun " (pangkal ayat 10).

Pada ayat 9 di atas tadi telah diterangkan bahwa semua manusia akan dikumpulkan di hari yang tidak diragukan itu. Apa yang akan dibawa ke sana? Hanyalah amal! Demikian Tuhan selalu menerangkan. Maka kalau orang mati , satu sen pun harta yang dibanggakan di dunia itu tidak akan menolong apa-apa. Amalnya si dia, pada si dia, amal si ayah pada ayah. Maka oleh karena yang dibawa menghadap Tuhan hanyalah kekafiran, keingkaran kepada kebenaran, niscaya diri yang kafir itu hanyalah akan menjadi penyalaan api neraka.

وَ أُولئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّا
"dan mereka itu semuanya adalah bakaran neraka." (Ujung ayat 10).

Dengan ini diperingatkanlah bahwa harta dan anak, kalau tidak hati-hati, adalah pintu kepada kufur. Harta-benda dan anak-­anak adalah barang yang nampak oleh mata. Inilah yang disebut "hidup kebenaran", sedang kepercayaan kepada Tuhan adalah hidup "kerohanian".
Sedang hidup kebendaan ini tidaklah lama. Yang akan lama kita rasai ialah hidup kerohanian. Hidup Akhirat. Sebab itu di balik penglihatan mata, hendaklah diperhatikan penglihatan hati.

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَ الَّذينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
"Sebagaimana haInya dengan keluarga Fir'un dan orang-orang yang sebelum mereka. "  (pangkal ayat 11) .

Fir'aun dengan segala keluarga pengiring dan pembantu kekuasaannya, demikian juga ummat-ummat yang sebelum Fir'aun, seperti ummat Nabi Nuh,Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Luth. Ummat-ummat itu sama saja dengan Fir'aun dan keluarganya atau rezimnya. Tujuan hidup mereka hanya berkisar di sekitar harta-benda dan anak.

Benda, sekali lagi benda. Yang bernama hidup bagi mereka hanya itu. Bangga dengan harta-benda dan bangga dengan anak. Dengan harta-benda segala maksud akan tercapai apatah lagi dengan adanya kekuasaan.

كَذَّبُوا بِآياتِنا
"Mereka telah mendustakan ayat-ayat kami"

Seruan kerohanian tidak mereka perdulikan. Seruan yang disampaikan oleh rasul-rasul tidak mereka perdulikan, bahkan rasul-rasul itu mereka musuhi, sebab mengganggu perhatian terhadap harta-benda dan kemegahan keluarga.

فَأَخَذَهُمُ اللهُ بِذُنُوبِهِمْ
"Maka Allah akan menyiksa mereka dengan sebab dosa mereka."

Sebab orang-orang yang diperbudak oleh harta itu selalu akan berusaha menghasilkan harta agar terkumpul, biarpun dengan berbuat dosa, kezaliman dan penganiayaan. Mereka menjadi sombong, dan tidak akan menghargai orang lain kalau orang itu tidak bercakap yang disokong oleh harta.

Maka di hadapan Allah, tidak perduli Fir'aun, tidak perduli kaya-raya dan banyak keturunan. Di hadapan Allah semuanya itu tidak dapat dibanggakan, dan tidak ada harganya, sebab pada hakikatnya yang empunya harga itu ialah Tuhan itu sendiri. Nilai seorang Fir'aun tidak ada di hadapan Allah. Yang bernilai hanya iman. Fir'aun tak mempunyai iman.

وَ اللهُ شَديدُ الْعِقابِ
"Dan Allah sangat pedih siksaanNya." (ujung ayat 11).

Ayat-ayat seperti ini menginsafkan manusia dari ketakaburannya. Mentang-mentang kaya-raya atau banyak anak keturunan yang akan dibanggakan, janganlah sampai lupa daratan. Sedangkan di dunia, hanyalah manusia yang berhutang budi dan yang lemah hati yang dapat dipengaruhi. Kayalah engkau, namun aku tidaklah akan meminta kepada engkau.

Banyakpun anak engkau, orang-orang yang terpandang dalam masyarakat, berjabatan, bertitel segala macam, namun aku bukan budak engkau. Sedangkan di dunia lagi begitu, apatah lagi di hadapan Allah di akhirat. Kecil dan hina orang yang kafir itu di hadapan Allah. Anak-anak pun tidak akan dapat dibanggakan di akhirat. Bahkan anak itupun dapat membuat malu di hadapan Allah, karena hidupnya yang maksiat. Takkala ayahnya masih hidup, sebab ayahnya kaya, tujuannya hanya kesenangan diri, dan kosong jiwanya dari iman. Di akhirat sama-sama menjadi alas neraka dengan ayah yang membanggakannya itu. Sebab itu maka lanjutan ayat lebih tegas lagi:

قُلْ لِلَّذينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَ تُحْشَرُونَ إِلى‏ جَهَنَّمَ وَ بِئْسَ الْمِهادُ
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: Kamu akan dikalahkan dan akan dlkumpulkan kepada jahannam, (yaitu) seburuk-buruk tempat persediaan." (ayat 12).

"Kamu akan dikalahkan," akan datang masanya harta-bendamu itu tidak dapat mempertahankan kamu. Kalah di dunia dan kalah di akhirat. Setinggi-tinggi melambung, kamu akan terhenyak ke tanah. Baik harta itu meninggalkan kamu atau kamu meninggalkan harta. Anak-anak yang kamu manjakan dan kamu banggakan akan berserak-serak membawa lagaknya masing-masing, untuk menghancurkan hatimu.

Dan kelak kamu akan dikumpulkan dan dihalau ke dalam neraka. Hanya dirumuskannya saja dengan satu kalimat, yaitu "seburuk-buruk tempat persediaan." Tukaran dari apa yang kamu rasa seindah-indah tempat kediaman di kala hidupmu.

قَدْ كانَ لَكُمْ آيَةٌ في‏ فِئَتَيْنِ الْتَقَتا فِئَةٌ
"Sesungguhnya telah ada bagi kamu satu tanda pada dua golongan yang bertemu." (pangkal ayat 13).

Dikatakan suatu tanda untuk menjadi perhatian dan perbandingan:

تُقاتِلُ في‏ سَبيلِ اللهِ وَ أُخْرى‏ كافِرَةٌ
" Yang satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain adala kafir."

Nabi saw dan ummatnya disuruh memperhatikan perbandingan di antara kedua golongan itu apabila mereka berhadapan:

يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ
"Mereka (yang berperang karena Allah melihat kepada mereka (yang kafir) dengan penglihatan mata dua kali sebanyak mereka."

Jumlah yang kafir itu dua kali ganda banyaknya, lengkap dengan harta dan benda, ramai dengan anak dan keturunan, sedang bilangan yang beriman dan berjuang pada jalan Allah itu hanya sedikit, kurang harta, tidak ada yang akan dibanggakan selain daripada iman kepada Allah.

وَ اللهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشاءُ
"Padahal Allah menyokong dengan pertolonganNya siapa yang dia kehendaki."

Hal ini telah kejadian seketika peperangan badar. Ummat yang berjuang pada jalan Allah menghadapi ummat yang kafir tiga kali lipat lebih banyak dari mereka. Allah menyokong dan memberikan kemenangan kepada yang berjuang pada jalan Allah, sebab yang mereka perjuangkan bukan harta dan bukan anak, tetapi keyakinan kepada Tuhan.

Lantaran ada sesuatu yang diperjuangkan, semangatpun bertambah dan tidak takut menghadapi maut. Padahal orang yang terikat oleh kebanggaan harta dan anak takut menghadapinya.

إِنَّ في‏ ذلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصارِ
" Sesungguhnya pada yang demikian itu adalab suatu ibarat bagi orang yang mempunyai fikiran." (ujung ayat 13).

Oleh karena itu bukanlah semata-mata siksaan akhhirat yang akan diderita kafir itu, bahkan. juga siksaan dikalahkan di dunia. Ini telah kejadian pada kaum Quraisy sampai mereka kalah dalam mempertahankan berhala mereka di Makkah. Dan juga telah diderita oleh orang-orang Yahudi yang telah memungkiri janji-­janji mereka dengan Rasulullah saw di Madinah, sehingga Bani Nadhir diusir seluruhnya dari Madinah dan Bani Quraizhah dipancung sekalian orang laki-lakinya karena khianat, dan harta ­benda mereka dirampas.

Menjadi ibaratlah bagi kaum yang beriman bahwasanya hati ini jangan dilekatkan kepada harta-benda, sebab harta-benda hanyalah semata perhiasan dunia. Dan jangan berjiwa kecil menghadapi segala kesulitan hidup. Bukan agama mengutuk harta, tetapi memberi peringatan jangan sampai harta-benda dan anak keturunan membelokkan haluan hidup dalam menuju Tuhan. Dan ini dijelaskan lagi pada ayat berikutnya:


01     02      03    04    05     06     07   08    09   10   11    12                       Back To MainPage       >>>>