ما كانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ
وَلَدٍ سُبْحانَهُ إِذا قَضى أَمْراً فَإِنَّما يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ َ
(35)
Tidaklah layak bagi Allah mernpunyai anak. Maha Suci Dia! Apabila Dia
menetapkan suatu perkara, Dia hanya berkata: Jadilah! Maka dia pun terjadi.
وَ إِنَّ
اللهَ رَبِّي وَ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هذا صِراطٌ مُسْتَقيمٌ َ
Dan sesungguhnya Allah adalah Tuhanku
dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia; inilah jalan yang lurus!
فَاخْتَلَفَ الْأَحْزابُ مِنْ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ لِلَّذينَ كَفَرُوا مِنْ
مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظيمٍ َ
( 37) Maka berselisihlah
golongan-golongan itu diantara mereka , maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang kafir dari persaksian hari yang hebat itu kelak .
أَسْمِعْ
بِهِمْ وَ أَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنا لكِنِ الظَّالِمُونَ الْيَوْمَ في
ضَلالٍ مُبينٍ
(38)Alangkah terang mereka mendengar
dan melihat, pada hari mereka akan datang kepada Kami itu. Namun orang orang
yang aniaya pada hari sekarang pun, di dalam kesesatan yang nyata
وَ
أَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَ هُمْ في غَفْلَةٍ
وَ هُمْ لا يُؤْمِنُونَ
( 39) Dan ancamkanlah kepada mereka hari
penyesalan itu, ketika telah diputuskan perkara. Karena mereka lalai dan
mereka tidak beriman
إِنَّا
نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْها وَ إِلَيْنا يُرْجَعُونَ َ
(40) sesungguhnya Kamilah yang mewarisi
bumf dan siapa pun yang ada di atasnya: dan kepada Kamilah mereka akan
dikembalikan.
Allah Yang Tunggal
ما كانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ َ
"Tidaklah layak bagi Allah mempunyai anak."
(pangkal ayat 35).
Artinya, kalau kita
berfikir dengan fikiran yang teratur dan memakai akal yang sihat, tidaklah
layak dan tidaklah akan terupa pada akal itu bahwa Allah akan ada anakNya.
سُبْحانَهُ
"Maha Suci Dia."
Bersihlah kiranya Allah
daripada apa yang dikira-kirakan oleh akal yang kacau itu. Allah Yang Maha
Kuasa, Yang Awwal tidak ada permulaan . Yang Akhir tidak berkesudahan.
bersihlah daripada kemungkinan beranak. Karena "anak" adalah keturunan! Dan
yang perlu kepada keturunan itu ialah manusia atau binatang bernyawa yang
lain, yang hidupnya terbatas; lahir ke dunia, lalu kemudiannya mati! Dia
cemas akan meninggal dunia padahal keturunan tidak ada. Sedang Allah adalah
HIDUP! Hidup terus, yang dahulu daripada segala yang ada, dan tetap ada
setelah segala sesuatu musnah kelak. Demikian tinggi dan mutlak kekuasaannya
sehingga:
إِذا قَضى أَمْراً
فَإِنَّما يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"Apabila Dia menetapkan suatu perkara, Dia
hanya berkata: "Jadilah!" Maka dia pun terjadi." (ujung ayat 35).
Allah yang demikian besar dan agung kekuasaannya , yang dengan satu ucapan
saja menyuruh terjadi. sesuatu pun terjadi. apa perlunya mempunyai anak?
Apakah orang yang menyangka bahwa Allah itu telah tua, dan dia tidak sekuasa
dahulu lagi untuk menyuruhkan sesuatu terjadi, sehingga sesuatu itu tidak
terjadi. Lalu perlu anaknya yang masih segar buat melanjutkan atau
menyambung kekuasaan itu?
Kejadian Isa Almasih itu pun demikianlah
halnya. Allah memerintahkan supaya Isa Almasih terjadi dalam kandungan
Maryam , dengan tidak melalui yang terbiasa, yaitu percampuran mani
laki-laki dengan mani perempuan. Allah perintahkan supaya dia terjadi dalam
kandungan, maka dia pun terjadilah, menjadi manusia yang lengkap.Di dalam
Surat 3, ali Imran ayat 59 (lihat Juzu' 3) pun sudah dijelaskan, bahwasanya
perumpamaan kejadian Isa itu di sisi Allah sama saja dengan kejadian Adam;
sama Dia jadikan dari tanah, kemudian Dia berkata: "Jadilah!", maka dia pun
terjadi.
Kemudian datanglah ayat 36 yang berbunyi:
وَ إِنَّ اللهَ رَبِّي وَ رَبُّكُمْ َ
"Dan sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan
Tuhan kamu." (pangkal ayat 36).
Ayat ini adalah
menceriterakan ucapan daripada Isa Almasih kembali. Apakah ucapan ini
memang sambungan dari ucapan beliau seketika masih dalam ayunan itu, atau
ucapan beliau yang seterusnya kemudian hari , dalam rangka perjuangan beliau
mengajak Ummat manusia kepada Tauhid tidaklah penting kita ketahui. Karena
memang seruan sekalian Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah itu memang demikian,
yaitu menyeru manusia agar menyembah, berbakti dan beribadat kepada Allah
belaka:
"فَاعْبُدُوهُ
" Maka sembahlah Dia , "
memperhambakan diri kepadanya sahaja, tidak mempersekutukan Dia dengan yang
lain : هذا صِراطٌ مُسْتَقيمٌ
"Inilah jalan yang lurus." (ujung ayat 36).
Inilah jalan yang lurus, karena jalan itu
hanya satu. Inilah yang sesuai dengan akal yang sihat. Kalau hendak menuju
titik yang satu, jalannya dari pangkal, yang cepat sampai ialah satu pula.
Garis paralel (dua sejajar) tidaklah sampai kepada titik yang satu. Maka
barangsiapa yang menempuh satu jalan, menuju kepada satu titik, akan
sampailah dia dengan selamat kepada yang dituju. Tetapi barangsiapa yang
bercabang fikiran sejak semula, sampai kepada akhir perjalanan pun akan
tetap bersimpang-siur. Sebagaimana pepatah yang terkenal dari orang Melayu:
"Kayu yang berjupang tidak dapat ditancapkan ke bumi".
فَاخْتَلَفَ الْأَحْزابُ مِنْ بَيْنِهِمَْ
"Maka berselisihlah golongan-golongan itu di antara
mereka." (pangkal ayat 37).
Berbagailah perselisihan ahlul-kitab
tentang kelahiran Nabi Isa itu, sejak dahulu sampai sekarang. Sampai sebagai
telah kita sebutkan di atas tadi Raja negero Romawi, Kaisar Costantin
mengumpulkan pendeta-pendeta yang disuruh musyawarat bersama-sama, yang
banyaknya sampai 2170. Macam-macamlah pendapat yang keluar; segolongan
berkata bahwa di antara Allah dengan Almasih seibarat persatuan api dengan
besi seketika sudah sangat panas. Sebahagian berkata bahwa di antara Allah
bersatu dengan Almasih laksana lautan dengan ombak, 100 berkata lain, 70
berkata lain pula. 50 berbeda pula dengan yang 100 dan dengan yang 70, dan
yang 160 lain pula. Akhirnya terdapatlah yang sefaham hanya 300 orang,
ditambah dengan 8 orang yang mula-mulanya ragu-ragu .
Dan Kaisar Costantin mendengarkan mereka
itu berbincang dengan sangat hati-hati. Sedang baginda adalah seorang raja
yang masih melekat dalam dirinya faham agama orang Romawi Kuno, dan banyak
terpengaruh oleh filsafat. Lalu akhirnya mengambil pendirian yang condong
kepada yang 300 itu, yaitu bahwa "Tuhan" itu terdiri dari tiga oknum; "Allah
Bapa, Allah Putera (itulah Isa Almasih) dan Allah Ruhul-Qudus", yang
kadang-kadang merupakan dirinya sebagai burung merpati. Tiga oknum itu,
meskipun tiga hendakiah dipercayai bahwa dia itu sebenarnya adalah satu jua.
Diputuskanlah yang demikian dengan kehendak raja, menjadi
DEKRIT !
Lalu dikeluarkanlah peraturan, diperbuat
berbagai undang-undang dan beberapa ketentuan untuk melindungi kepercayaan
yang telah diputuskan itu. Penganutnya yang 300 orang mendapat perlindungan
Raja, yang lainnya diusir atau dikucilkan, artinya bahwa keputusan kerajaan
menentukan bahwa orang yang melanggar keputusan itu keluar dari lingkungan
Kristen. Maka tidaklah boleh yang lain lagi berpendirian lain daripada
pendirian yang telah diputuskan oleh Kaisar tersebut.
Maka seluruh negeri Syam (Mosopotami), Asia Kecil dan negeri-negeri orang
Rum ikutlah kepada ajaran yang diputuskan itu. Di zaman Kaisar tersebut
berdirilah tidak kurang daripada 12,000 gereja. Dan Ibu dari Kaisar
Costantin sendiri, Ratu Helena mendirikan sebuah tempat pemujaan di puncak
Golgota, bukit tempat Nabi Isa Almasih hendak disalib orang Yahudi atas izin
dari Kerajaan Romawi itu. Penyaliban Nabi Isa itulah yang dijadikan pokok
asasi kepercayaan Kristen, yang kata mereka ialah karena hendak menebus dosa
seluruh manusia, yang dipusakai oleh manusia dari nenek-moyangnya Adam, yang
berdosa karena memakan buah yang terlarang itu !
Padahal tidaklah Isa Almasih meninggal di atas kayu palang (salib), tidaklah
beliau mati dalam kehinaan, melainkan diangkatkan Allah derajat beliau
lebih tinggi.
Sampai kepada zaman modern kita ini perselisihan segala golongan Kristen
tentang kepercayaan kepada Isa Almasih itu bukanlah berkurang dari mereda,
bahkan bertambah centang-parenang, kucar-kacir. Masing-masing gereja lain
kepercayaannya dan lain cara pemujaannya. Ada Orthodox dan ada Katholik
Roma, dan ada pula Katholik Yunani; semuanya dihitung sebagai Orde yang
lama. Dan ada pula Protestant, pelawan dan penantang kuasa Paus Katholik dan
menegakkan gereja sendiri. Sedang mereka ini pun terbagilah kepada tidak
kurang daripada 200 macam gereja dan sekte.
فَوَيْلٌ لِلَّذينَ كَفَرُوا مِنْ مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظيمٍ
"Maka kecelakaanlah bagi orang orang
yang kafir dan persaksian hari yang hebat itu kelak." (ujung ayat
37). Ujung ayat ini
membayangkan bahwa akan datanglah sesuatu zaman, bahwa kebenaran dari pokok
kepercayaan ini akan diuji oleh pergantian masa. Kian lama kian naiklah
kecerdasan manusia , maka kian lama kian hilanglah pamor dari kepercayaan
yang tidak masuk akal itu. Sehingga banyaklah orang yang melawan dan
menantangnya. Banyaklah orang yang membelakangi agama, karena menyangka
bahwa ajaran agama tidak lain daripada ajaran yang bodoh tak masuk akal.
Lebih-lebih dalam abad keduapuluh ini, sehingga di Eropa dan Amerika sendiri
kian mundurlah perhatian orang kepada agama seperti itu, bahkan orang lebih
suka hidup dalam kesesatan karena muak dan bosan. Maka kelihatanlah
peradaban dunia sekarang ini telah terlepas samasekali kendalinya dari
tangan agama yang selama ini disangka jadi anutan dari bangsa-bangsa itu,
padahal telah lama mereka belakangi.
Dan di akhirat kelak akan
diperhitungkanlah ajaran yang samasekali bukan berasal dari Allah dan bukan
dari ajaran Isa Almasih itu di hadapan Tuhan, sebagaimana tersebut di akhir
Surat 5, al-Maidah, ayat 116 sampai 120. (Tafsir Juzu' 7).
Maka tersebutlah dalam sebuah Hadis yang
Shahih, diterima riwayatnya daripada Sahabat Rasulullah s.a.w. yang bernama
`Ubbadah bin Shamit, disampaikan oleh Bukhari dan Muslim (Muttafaq `alaihi)
demikian bunyinya:
"Barangsiapa yang naik saksi bahwa "Tidak ada suatu
Tuhan pun melainkan Allah, yang berdiri sendinNya dan tidak ada sekutu
bagiNya, dan bahwa Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya. dan bahwa Isa
adalah hamba Allah dan utusanNya dan kalimatNya yang didatangkanNya kepada
Maryarn, dan Roh daripadaNya, dan bahwa syurga itu adalah benar dan neraka
pun adalah benar" akan dimasukkan dia oleh Allah ke syurga dengan amal yang
ada padanya.
أَسْمِعْ بِهِمْ وَ أَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنا
"Alangkah terang mereka mendengar dan
melihat. pada hari mereka akan datang kepada Kami itu. (pangkal
ayat 38) Artinya,
bahwasanya pada hari mereka datang menghadap ke hadapan Mahkamah Agung ilahi
itu pendengaran mereka menjadi sangat nyaring dan penglihatan mereka
menjadi sangatlah terang: sehingga bunyi detik sedikit halus pun kedengaran
dan barang yang kecil tersembunyi pun nampak dengan jelas. Sebagaimana
tersebut juga pada ayat 22 dari Surat 50, Qaaf. bahwasanya meskipun di kala
hidup di dunia semua dipandang enteng dan diremehkan belaka, dipandang
perkara kecil, namun kelak akan datang masanya di hadapan Mahkamah Ilahi,
segala penghalang penglihatan itu akan dibukakan oleh Tuhan, sehingga
penglihatan mata itu jadi sangat tajam. Maka kelihatanlah segala kesalahan
masa lampau sampai kepada yang sekecil kecilnya. Artinya bahwa berfikir
menjadi sihat! Yang salah, terang salah! Yang benar, terang benar. Tetapi
apalah hendak dikata, keadaan tidak dapat dibalikkan ke belakang lagi.
لكِنِ الظَّالِمُونَ
الْيَوْمَ في ضَلالٍ مُبينٍ
"Namun orang-orang yang aniaya pada hari
sekarang pun, di dalam kesesatan yang nyata." (ujung ayat 38).
Arti lengkap dari ayat ini ialah bahwa mereka akan tahu sendiri kelak, sebab
pendengaran tidak akan ada yang menutup lagi dan penglihatan tidak ada yang
menghambat, bahwa pendirian mereka tidaklah benar! Tidaklah masuk dalam akal
yang waras dan fikiran yang teratur, yang bebas daripada pengaruh
kepercayaan turunan, bahwa Allah itu beranak. Tidaklah tersembunyi bagi
pendengaran dan penglihatan, bahwa mustahil Allah itu beranak. Tetapi pada
masa sekarang, di atas dunia ini, kepercayaan yang salah itu, yang berlawan
dengan fikiran mereka yang sihat. sebab itu sama artinya dengan mendustai
diri sendiri. sama artinya dengan aniaya, mereka pertahankan juga
kepercayaan yang salah itu. Malahan di zaman sekarang ini mereka hamburkan
uangg berjuta-juta dolar dan mengunjungi seluruh dunia yang telah beragama ,
menipu ataupun membujuk, bahkan tidak kurang dengan kekerasan senjata, agar
orang turut pula mengatur kepercayaan yang nyata sesatnya itu.
وَ أَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ
"Dan ancamkanlah kepada mereka hari
penyesalan itu." (pangkal ayat 39).
Lebih baiklah engkau beri
peringatan dari sekarang, ya utusanKu, demikian sabda Allah kepada
utusanNya, Muhammad s.a.w. bahwa akan datang masanya kelak mereka akan
menyesal, pada hari yang penyesalan tidak ada gunanya lagi:
إِذْ
قُضِيَ الْأَمْرُ
"Ketika telah diputuskan perkara."
Menurut suatu riwayat dari
Abdullah bin Mas'ud, sebenarnya bagi setiap orang yang mendurhakai Allah dan
kufur itu, sudah disediakan rumah buat mereka dalam syurga.
Tetapi karena kedurhakaan kepada Tuhan, rumah itu tak sempat mereka diami,
karena mereka dimasukkan ke dalam neraka. Alangkah menyesal! Maka setelah
perkara diputuskan bahwa orang itu akan dimasukkan ke dalam neraka,
bahwasanya rumah telah disediakan buat dia di syurga itu diterangkan juga
kepadanya. Apa sebabnya jadi demikian? Ujung ayat mengatakan:
وَ هُمْ
في غَفْلَةٍ وَ هُمْ لا يُؤْمِنُونَ
"Karena mereka lalai dan mereka tidak
beriman." (ujung ayat 39). Selama di dunia ini.
Maka tersebutlah di dalam beberapa Hadits yang shahih , ada yang dirawikan
oleh Bukhari dan Muslim dan ada pula yang dirawikan oleh Imam Ahmad bahwa
setelah ahli syurga dimasukkan ke dalam syurga dan ahli neraka ke dalam
neraka dibawalah ke tengah-tengah makhluk Allah yang bernama maut,
menyerupai seekor domba besar muda, lalu ditegakkan ke tengah-tengah di
antara syurga dan neraka itu, sehingga melihatlah sekalian mata kepadanya,
baik yang dalam syurga ataupun yang dalam neraka. Lalu ditanyai kepada
penduduk syurga: "Kenalkah kalian siapa dan apa ini?" Semuanya mengangkat
kepala dan melihat dan semuanya pun tahulah ; itulah el-maut. Ditanyai pula
penduduk neraka. Mereka pun mengangkat kepala bersama dan menengok dan
semuanya pun menjawab bahwa itu el-maut. Maka el-maul itu pun disembelih.
Lalu disabdakan kepada penduduk syurga: "Kekallah kalian dalam syurga dan
maul tidak ada lagi!" Dan kepada penduduk neraka pun dikatakan: "Kekallah
kalian di dalamnya, dan maut tidak ada lagi."
Lalu Rasulullah membaca ayat 39 ini: "Dan ancamkanlah kepada mereka hari
penyesalan itu, ketika telah diputuskan perkara, karena mereka lalai dan
mereka tidak beriman!"
Lalu Rasulullah memberi isyarat dengan tangannya menyambung bicaranya: "Ahli
dunia telah dilalaikan oleh dunianya."
Tersebutlah pula dalam suatu tafsiran dari Ibnu Abbas yang selalu
diulang-ulangkan kepada kami seketika mentafsirkan ayat ini, oleh guru kami
Syaikh Abdulkarim Amrullah bahwa di hari penyesalan itu bukan saja orang
yang berbuat kebajikan yang merasa menyesal. Bahkan orang yang berbuat baik
pun merasa menyesal, melihat betapa besar ganjaran dan pahala yang diberikan
Tuhan! Dia menyesali diri mengapa hanya sekian saja yang dikerjakannya,
padahal kalau dia mau, dia sedianya sanggup berbuat baik lebih banyak dari
itu. Kemudian, sebagai penutup dari bahagian ini, bersabdalah Allah:
إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهاَ
"Sesungguhnya Kamilah yang mewarisi bumi
dan siapa pun yang ada di atasnya." (pangkal ayat 40).
Amatlah dalam pangkal ayat ini untuk kita perhatikan. Sudah nyata bahwa
seluruh Alam ini Allah yang punya, Dia yang Kuasa, dan bumi tempat kita
hidup itu termasuk satu di antaranya yang dikuasai muthlak oleh Tuhan itu.
Maka bersabdalah Tuhan, sebagai tersebut di dalam Surat 2 al-Baqarah ayat
29: "Dialah yang telah menjadikan untuk kamu apa saja yang ada di bumi ini
semua."
Maka bolehlah kita ambil faedah sekuat tenaga kita daripada bumi dan segala
isi yang ada padanya itu. Bekerjalah, berusahalah. Maka di dalam ayat ini
diperingatkanlah bahwa semua yang bernyawa di muka bumi ini akan mati, dan
segala harta yang bekas diambil faedahnya itu "kembali" kepada yang empunya
semula dan yang empunya sejati. Kita hanya dapat mengambil faedahnya saja.
Tidak ada yang dapat kita punyai sendiri, bahkan diri kita sendiri pun dan
nyawa kita sendiri pun.
Dikatakan dalam ayat ini dengan tegas bahwa bumi itu diwariskan kembali
kepada Allah, dan "siapa yang ada di atasnya" pun diwariskan kepadaNya jua.
Sehingga anak kandung kita, ayah kandung kita, segala keluarga yang bertali
darah dengan kita, jika kita meninggalkan dunia ini, tetaplah Allah yang
mewarisinya kembali. Di ujung ayat dipertegas:
وَ إِلَيْنا يُرْجَعُونَ
"Dan kepada Kamilah mereka akan
dikembalikan." (ujung ayat 40).
"Kembali!" Itulah hal yang sebenarnya. Kembali ialah kepada pangkalan yang
semula. Sejauh-jauh berjalan, namun akhirnya kembali ke sana juga. Dari
Allah kita datang, dengan kehendak Allah kita datang ke dunia ini , dengan
perlindungan dan jaminan Allah kita diberi kesempatan hidup di sini , maka
kita meneruskan perjalanan, sampai berhenti di akhir hidup, yang bernama
maut. Maka kembalilah kita kepadaNya .
Asal kita mengingat keadaan yang sebenarnya , manakan terasa canggung dalam
hidup? Asal jiwa kita dilepaskan dari penipuan diri kita sendiri, yang
menyangka kuasa padahal kuasa pinjaman. Menyangka kaya, padahal kaya karena
belas-kasihan sementara dari Tuhan , tidaklah akan sampai tersesat kita
dalam perjalanan hidup ini.
Berkata Ibnu Katsir dalam tafsirnya "Dalam ayat ini Tuhan Allah menyatakan
bahwa Dialah sahaja Pencipta dan Penguasa dan Yang Berhak penuh
bertasharruf, berbuat sekehendak hati atas alam ini. Dan bahwa makhluk ini
seluruhnya akan musnah; dan yang kekal dan suci sendirinya hanya Dia!
Tidaklah seorang pun makhluk insani ini yang berhak mengatakan kuasa di
sini atau bertasharruf, berbuat sekehendak hati. Bahkan Allah yang mewarisi
ini semuanya, yang kekal sesudahnya dan yang kuasa atasnya. Sebab itu
tidaklah seorang jua pun yang teraniaya di sini, baik setimbangan sayap
nyamuk atau seberat zarrah (Atom).
Berkata Ibnu Abi Hatim, bahwa Hadbah bin
Khalid al-Qisi, menyebutkan, bahwa dia menerima berita dari Hazm bin Abu
Hazm al-Qath'i. Dia ini berkata:
"Berkirim suratlah Umar bin Abdul Aziz kepada Abdulhamid bin Abdurrahman,
Walinya di negeri Kaufah, demikian di antara isinya; "Amma Ba'du.
Sesungguhnya Allah telah menuliskan untuk seluruh makhlukNya ini seketika
mereka Dia ciptakan, bahwa mereka mesti mati. Maka Dia pun menjadikan akhir
perjalanan hidup mereka ialah penuju Dia. Dan Dia bersabda di dalam kitabNya
Yang Benar, yang dipeliharaNya dalam ilmuNya dan disaksikan oleh
malaikat-malaikatNya: "Sesungguhnya Kamilah yang mewarisi bumi dan siapa pun
yang ada di dalamnya, dan kepada Kamilah mereka akan dikembalikan ."
Maka bilamana telah kita ingat semuanya ini, bersedia-sedialah kita terus
menerima panggilan "pulang kembali" itu dengan perlengkapan yang telah
dipesankan kepada kita dengan perantaraan Nabi-nabi dan Rasul-rasul.
01
02
03
04
05
06
07
08
Back To MainPage
>>>> |