فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ
مَكاناً قَصِيًّا َ
(22) Maka Maryam pun mengandungnyalah;
lalu dia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
فَأَجاءَهَا الْمَخاضُ إِلى جِذْعِ
النَّخْلَةِ قالَتْ يا لَيْتَني مِتُّ قَبْلَ هذا وَ كُنْتُ نَسْياً
مَنْسِيًّا َ
(23) Maka rasa sakit akan melahirkan
memaksanya bersandar ke pangkal pokok korma, seraya berkata: Wahai, alangkah
baiknya jika aku mati sebelum ini, dan jadilah aku seorang yang tidak
berarti, lagi dilupakan.
فَناداها مِنْ تَحْتِها أَلاَّ تَحْزَني
قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا َ
(24) Maka menyerulah dia kepadanya dari
tempat yang rendah: Janganlah kau bersedih hati. sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan di dekatmu sebuah anak sungai.
وَ هُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ
تُساقِطْ عَلَيْكِ رُطَباً جَنِيًّا َ
(25) Dan goyanglah pangkal pokok korma
itu ke arahmu. niscaya pokok korma itu akan menggugurkan kepadamu korma yang
masak ranum.
فَكُلي وَ اشْرَبي وَ قَرِّي عَيْناً
فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَداً فَقُولي إِنِّي نَذَرْتُ
لِلرَّحْمٰنِ صَوْماً فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا َ
(26) Maka makanlah dan minumlah dan
senangkanlah hatimu. Maka jika engkau melihat ada manusia agak seorang,
katakanlah: Sesungguhnya aku telah bernazar di hadapan Tuhan Yang Maha
Pengasih, maka sekali-kali tidaklah aku bercakap-cakap, sejak hari ini
dengan seorang manusia pun.
Siti Maryam
Mengandung فَحَمَلَتْهُ َ
"Maka Maryam pun mengandungnyalah."
(pangkal ayat 22).
Berlakulah apa yang telah diputuskan oleh Tuhan di dalam takdirnya, bahwa
Maryam mesti mengandung. Dan memang mengandunglah dia. Kian lama kian terasa
kandungannya itu. Sebagai seorang anak perawan yang shalih dan tekun kepada
llahi, dari keluarga yang teguh percaya kepada Allah, kehamilannya itu
diterimanya sebagai suatu bahagian dari Iman. Tetapi tidaklah semua orang
akan dapat mempercayainya. Sebab semua orang tahu bahwa dia masih belum
kawin. Tentu orang akan bertanya-tanya siapa gerangan yang telah
merusakkannya. Maka untuk menyelamatkan anak yang dalam kandungan itu dan
menyelamatkan dirinya daripada tuduhan-tuduhan yang hina.
فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكاناً قَصِيًّا
"Lalu dia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh." (ujung ayat 22).
Kata setengah riwayat tempat yang jauh itu ialah jauh dari mihrab tempat dia
beribadat di mesjid dalam asuhan pamannya Zakariya itu. Tempat itu ialah
desa Baitlaham (Bethlehem), yang jauhnya sekira-kira 8 mil dari Baitul
Maqdis.
Kian lama kian besarlah kandungan itu sehingga dekatlah bulan akan
melahirkan. Dan waktu melahirkan itu pun tibalah:
فَأَجاءَهَا الْمَخاضُ إِلى جِذْعِ النَّخْلَةَِ
"Maka rasa sakit akan melahirkan
memaksanya bersandar ke pangkal pokok korma." (pangkal ayat 23).
Dari susunan ayat dapatlah kita merasakan bahwa hidup Maryam pada waktu itu
memang tersisih jauh dari kaum keluarga. Kegelisahan diri karena merasakan
sakit akan beranak menyebabkan dia mencari tempat yang sunyi dan teduh.
Bertemu pohon, lalu berteduhlah dia di situ menunggu waktu anak lahir. Dalam
hal yang demikian fikiran berjalan juga, anak akan lahir, bapanya tidak ada.
Dia sendiri percaya bahwa ini kehendak Tuhan. Tetapi apakah kaumnya akan
percaya? Siapa yang akan percaya? Padahal selama ini tidaklah pernah perawan
mengandung tanpa laki dan anak lahir tidak terang siapa ayahnya?
قالَتْ يا لَيْتَني مِتُّ قَبْلَ هذا
"Seraya berkata : "Wahai alangkah
baiknya jika aku mati sebelum ini,"
yaitu sebelum hal yang ganjil ini terjadi:
وَ كُنْتُ نَسْياً مَنْسِيًّا
"Dan jadilah aku seorang yang tidak
berarti. lagi dilupakan." (ujung ayat 23).
Tidak ada orang yang tahu, tidak ada orang yang mengenal dan
tidak sampai menjadi buah mulut orang.
Memang , kalau percobaan telah memuncak demikian rupa , datang saat manusia
merasakan lebih baik mati saja.
فَناداها مِنْ تَحْتِها َ
"Maka menyerulah dia kepadanya dari
tempat yang rendah. " (pangkai ayat 24).
Yang menyeru dari tempat yang rendah, atau dari tempat yang sangat dekat itu
ialah Malaikat Jibril yang diwakilkan Tuhan tadi:
أَلاَّ تَحْزَني
"Janganlah kau bersedih hati."
Segala hal yang kau lalui ini tidaklah lepas dari penjagaan Allah. Karena
kelahiran puteramu itu kelak adalah atas kehendak Allah semata-mata.
قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا
"Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan
di dekatmu sebuah anak sungai." (ujung ayat 24).
Dalam susunan ayat tergambar pulalah bahwa kian dekatlah kelahiran anak itu
dan kian duka nestapalah hati Maryam memikirkan hebatnya perjuangan yang
akan dihadapinya.
Dan waktu yang ditunggu-tunggu itu pun datanglah! Datang lagi kesukaran baru;
dia memerlukan air untuk membersihkan putera yang baru lahir dan untuk
membersihkan diri sendiri. Dan sesudah anak lahir dia memerlukan makanan.
Sebab dia sangat lapar. Tidak ada manusia yang akan menolong. Dan kalau pun
ditakdirkan ada manusia yang akan datang, bukan pertolongan yang akan
didapatnya, hanyalah penghinaan.
Di saat seperti itulah Jibril datang kembali, menyampaikan pesan Tuhan agar
dia jangan bersedih hati bersusah fikiran. Yang pertama sekali ialah soal
air! Sebuah anak sungai yang kecil dan airnya jernih ada mengalir di
dekatnya. Dekat sekali.
Apakah sungai kecil itu telah ada sejak sebelumnya. atau diadakan Allah di
waktu itu juga, tidaklah ada keterangannya dalam urutan ayat. Cuma menurut
keterangan sebuah Hadits yang marfu' dirawikan oleh ath-Thabrani, yang
diterima dengan sanadnya dari Ikrimah, yang didengar daripada Abdullah bin
Umar; bahwa beliau ini pernah mendengar Rasulullah s.a.w. mengatakan bahwa
sungai kecil yang disediakan buat Maryam itu ialah istimewa ditimbulkan
Allah.
وَ هُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةَِ
"Dan goyangkanlah pangkal pokok korma
itu ke arahmu." (pangkal ayat 25).
Demikianlah sabda Tuhan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril itu kepada
Maryam selanjutnya. Artinya tariklah atau raihlah pohon itu, yang maksudnya
ialah menggoncangkannya:
تُساقِطْ عَلَيْكِ رُطَباً جَنِيًّا
"Niscaya pokok korma itu akan
menggugurkan kepadamu korma yang masak ranum." (ujung ayat 25).
Menilik kepada bunyi ayat, ternyatalah bahwa korma itu telah berbuah masak
yang ranum. Jika ditarik-tarik batangnya itu atau digoyang-goyangkan,
niscaya buah yang telah ranum itu akan jatuh. Maka banyaklah ahli-ahli
tafsir mengambil sempena daripada ayat ini, bahwasanya ajaran kepada Maryam
ini adalah ajaran buat manusia yang beriman jua seluruh nya. Artinya,
meskipun buah itu telah ranum, dan meskipun Tuhan telah menyediakan air
sungai kecil yang jernih airnya dan mengalir selalu , namun Maryam , atau
seorang yang beriman tidaklah boleh berdiam diri saja. Jangan hanya menunggu,
bahkan goncangkanlah pohon itu supaya buahnya jatuh. Takdir dan pertolongan
yang telah disediakan Allah hendaklah juga disertai oleh usaha (kasab) dari
manusia itu sendiri.
فَكُلي وَ اشْرَبي وَ قَرِّي عَيْناًَ
"Maka makanlah dan minumlah dan
senangkanlah hatimu " (pangkal ayat 26).
Tidak ada lagi yang patut engkau susahkan: air sudah sedia dengan
mengalirnya air sungai. Makanan pun telah sedia. asalkan engkau suka saja
menggoyang-goyangkan pohon korma itu niscaya makanan itu akan jatuh ke
hadapanmu. Sebab itu makanlah buah korma yang jatuh berapa saja engkau
kehendaki dan minumlah air jernih yang selalu mengalir itu dan tenangkanlah
fikiran.
"Wa Qarrii 'ainan"; kita artikan tenangkanlah hatimu. Kalau menurut arti
harfiyahnya ialah tenangkanlah matamu ! Karena memang orang yang sedang
gelisah mengesan kepada penglihatan matanya yang liar, karena marah. Atau
sayu karena bersedih hati. Dan apabila fikiran orang telah tenang, itu pun
mengesan kepada penglihatan matanya yang tenang.
فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَداً
"Maka jika engkau melihat ada manusia
agak seorang,"
karena tempat ini tidaklah akan selalu tersembunyi dari mata
manusia. Pasti akan ada orang yang tahu, ataupun akan ada orang yang mencari
ke mana agaknya anak dara yang shalih itu menyembunyikan dirinya. karena
sudah lama tidak nampak di tempat beribadat yang biasa. Maka kalau ada orang
datang, tentu akan banyaklah selidiknya mengenai hal engkau ini. Sebab itu:
فَقُولي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْماً فَلَنْ
أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
"Katakanlah: sesungguhnya aku telah
bernazar di hadapan Tuhan Yang Maha Pengasih. maka sekali-kali tidaklah aku
akan bercakap-cakap sejak hari ini. dengan seorang manusia pun."
(ujung ayat 26).
Maka jika ada orang datang, panjang selidiknya, banyak tanyanya, janganlah
dijawab dengan perkataan, melainkan beri saja isyarat dengan tangan, bahwa
mulai hari ini aku tidak boleh bercakap sepatah jua pun. Sebab aku telah
berjanji berna- zar dengan Tuhan tidak akan bercakap-cakap.
Menurut suatu riwayat daripada Anas bin Malik. selain dari berdiam diri,
Maryam pun memulai puasanya pada hari itu. Inilah suatu tawakkal yang
sebesar-besarnya. Sebab memang kalau pertanyaan datang, lalu Maryam menjawab,
hanya pertengkaran saja yang akan timbul. Orang tidak juga akan percaya
bahwa dia mengandung dan melahirkan anak adalah atas kehendak Kudrat Iradat
Allah semata-mata, di luar daripada kebiasaan yang berlaku.
Kedatangan Malaikat Jibril membawa wahyu ini, baik ketika Allah menyampaikan
ketentuan bahwa Maryam akan diberi putera, atau ketika Jibril datang
seketika putera akan lahir menyatakan anak sungai telah sedia dan korma akan
mengeluar- kan buah, menyebabkan banyak di antara Ulama berpendapat bahwa
Maryam ibu Isa Almasih itu adalah Nabiyah (Nabi perempuan). Dan dikatakan
juga oleh setengah Ulama bahwa Ibu Nabi Musa pun adalah seorang Nabiyah juga.
Karena dia pun beroleh wahyu seketika diperintahkan menghanyutkan puteranya
(Musa bin Imran) dalam sebuah peti, ke dalam sungai Nil, sehingga dipungut
oleh puteri Fir'aun.
Tetapi ini adalah masalah khilafiyah jua adanya.
01
02
03
04
05
06 07
Back To MainPage
>>>>
|