Dengan Nama Allah Yang Maha Murah lagi Pengasih
كهٰيٰعص َ
(1) Kaf - Ha f - Ya - `Ain - Shad.
ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا َ
(2) (Inilah) peringatan rahmat Tuhanmu kepada
hambanya Zakariya .
إِذْ نادى رَبَّهُ نِداءً خَفِيًّا َ
(3) Seketika dia menyeru Tuhannya dengan seruan
yang lemah lembut.
قالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي
وَ اشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباً وَلَمْ أَكُنْ بِدُعائِكَ رَبِّ شَقِيًّا َ
(4) Dia berkata : Tuhanku ! Sesungguhnya
telah lemah tulang-belulangku dan telah nyala
kepalaku oleh uban ; dan tidak lah pernah aku di dalam mendoa kepadaMu. ya
Tuhanku, merasakan kecewa.
وَ إِنِّي خِفْتُ الْمَوالِيَ مِنْ وَرائي
وَ كانَتِ امْرَأَتي عاقِراً فَهَبْ لي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا َ
(5) Dan sesungguhnya aku khuatir akan
keluarga-keluarga dl belakangku, sedang isteriku adalah mandul. Sebab itu
anugerahilah aku (dari kurnia) langsung dari Engkau seorang pengganti.
يَرِثُني وَ يَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَ
اجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا َ
(6) Yang akan mewarisiku dan akan
mewarisi keluarga Ya‘kub.dan jadlkanlah dia Tuhanku seorang yang diridhai
يا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلامٍ اسْمُهُ يَحْيى
لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا َ
(7) Ya Zakariya' Sesungguhnya Kami akan
menggembirakan engkau dengan seorang putra namanya Yahya. Belum pernah Kami
jadikan baginya yang senama.
قالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لي غُلامٌ وَ كانَتِ امْرَأَتي
عاقِراً وَ قَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا َ
(8) Dia berkata: Tuhankul Bagaimana kiranya
akan ada bagiku seorang putera , padahal isteriku adalah mandul , sedangkan
aku dalam ketuaanku sudah serba lemah
قالَ كَذلِكَ قالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَ قَدْ
خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَ لَمْ تَكُ شَيْئاً َ
(9) Berkata dia Demikianlah telah berkata Tuhan
engkau , Dia itu bagiKu adalah mudah. Dan sesungguhnya telah Aku ciptakan
engkau dari sabelumnya. padahal engkau belum jadi sesuatu apa pun
قالَ رَبِّ اجْعَلْ لي آيَةً قالَ آيَتُكَ
أَلاَّ تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيالٍ سَوِيًّا
(10) Berkata dia Tuhan, adakan kiranya
bagiku sesuatu tanda ! Berkata Dia : Tanda engkau ialah bahwa engkau tidak
akan bercakap cakap dengan manusia tiga malam lamanya. sedang engkau dalam
keadaan sihat.
فَخَرَجَ عَلى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرابِ فَأَوْحى
إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَ عَشِيًّا َ
(11) Maka keluarlah dia kepada kaumnya dari
mihrab. Lalu di isyaratkannya kepada mereka , supaya hendaklah kamu
bertasbih pagi dan petang,
كهٰيٰعص َ
" Kaf - Ha - Ya - `Ain - Shad "
(ayat 1).
Semuanya adalah huruf huruf hijaiyah. yang sebagai telah banyak kita
uraikan. sepintas lalu dapat dikatakan tidak ada arti yang terkandung di
dalam huruf huruf . Sehingga banyak ahli tafsir mengatakan saja "Allahu
a‘lamu bimuradihi" , Allahlah yang lebih tahu apa maksudnya Tetapi
sungguhpun demikian terdapat juga beberapa riwayat yang oleh ahli-ahli
tafsir bahwa huruf-huruf itu ada artinya. Menurut satu riwayat yang diterima
dan lbnu Abbas ; keempat Huruf itu adalah potongan dari pada nama-nama Allah.
Huruf الكاف ( Kaf ) adalah potongan dari nama Allah AL-KABIR yang berarti
Maha Besar
Huruf الهاء ( Ha ) potongan daripada nama Allah yaitu Al-HADI, yang berarti,
Yang Memberikan Petunjuk,
Huruf الياء ( Ya ) berikut dengan huruf العين ( `Ain ) adalah dari AL-'AZIZ;
Yang Maha Kuasa atau Maha Perkasa
Huruf الصّاد (Shad) potongan dari ASH-SHADIQ ; Yang Maha Jujur.
Dan satu tafsiran lagi diterima dari Abdullah bin Mas`ud dan beberapa
sahabat Rasulullah saw. yang lain; Kaf potongan dari Al-Malik; ialah nama
Allah yang berarti Maharaja. Huruf Ha potongan atau akhir dan kalimat Allah
itu sendiri , Ya dan ‘Ain dan kalimat AL- ‘AZIZ sabagai arti yang di atas
tadi juga.
Sedang Huruf Shad ialah potongan nama salah satu nama Allah lagi. yaitu
Al-Mushawwir; artinya yang memberi rupa dan bentuk bagi sesuatu. Dan
terdapat juga penafsiran-penafsiran yang lain yang hampir sejalan.Lalu
akhirnya orang kembali lagi kepada sebutan yang terkenal itu; "Allahlah yang
lebih tahu apa arti huruf-huruf itu "
Nabi Zakariya
ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا َ
"Inilah peringatan rahmat Tuhanmu kepada
hambaNya Zakariya." ( ayat 2 )
lnilah peringatan atau inilah kenang-kenangan terhadap rahmat yang pernah
dianugerahkan Tuhan kepada hambaNya yang bernama Zakariya. Zakariya adalah
nama dari salah seorang Nabi atau Rasul dari Bani lsrail.
إِذْ نادى رَبَّهُ نِداءً خَفِيًّا َ
“Seketika dia menyeru Tuhannya dengan seruan
lemah-lembut." (ayat 3) .
Diterangkanlah dalam ayat 3 ini bahwa Zakariya telah menyeru Allah,Tuhannya,
dengan seruan yang leman lembut , seruan yang tidak perlu kedengaran oleh
orang lain . sasuai dengan adab sopan-santun seorang Hamba terhadap
Tuhannya. apatah dia seorang Nabi. Sebagai tersebut dalam adab sopan santun
berdoa, di dalam Surat al-A`raf ayat 55
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَ خُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدينَ
"Serulah Tuhan kamu di dalam keadaan
merendahkan diri dan dengan suara yang lembut ; karena sesungguhnya Dia
tidaklah suka kepada orang-orang yang melampaui batas."
Dapatlah kita fikirkan sendiri bagaimana seorang Rasul yang usianya telah
tua, hendak mengemukakan suatu permohonan yang bagi orang lain mungkin
dianggap lucu. Yaitu memohonkan keturunan yang akan menyambung tugas bila
dia meninggal dunia . Lebih baiklah doa semacam ini disampaikan dengan
berbisik saja . Memenuhi adab berdoa dan jangan sampai rnenjadi tertawaan
orang lain.
قالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَ اشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباًَ
"Dia berkata: "Tuhanku ! Sesungguhnya telah
lemah tulang belulangku dan telah nyala kepalaku oleh uban "
(pangkal ayat 4).
Diakuinyalah dalam doanya bahwa dia benar benar telah tua. Alamat tua yang
tidak dapat dielakkan lagi dari diri ialah bila tulang belulang telah mulai
lemah. Sedang tulang adalah penguat seluruh tubuh jika tulang yang telah
lemah , segala bahagian tubuh yang lain tidaklah dapat bertahan lagi Jengat
tentulah mulai kendur. mata tentulah mulai kabur , dan gigi sebagai bahagian
dari tulang tentulah berturut menjadi gugur .Dan kepalaku mulailah menyala
lantaran uban .
Ungkapan ayat menyatakan bahwa kepala mulai menyala lantaran uban adalah
suatu ungkapan yang tepat di dalam bahasa Arab dan dapat pula dijadikan
ungkapan bahasa lndonesla.
Sebab seseorang yang seluruh kepalanya sudah lebih banyak ubannya daripada
rambut hitam, benar benar lah dia laksana menyala karena kilatan uban itu .
Dan Zakariya bermunajat selanjutnya:
وَلَمْ أَكُنْ بِدُعائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"Dan tidaklah pernah aku, di dalam mendoa
kepadaMu. ya Tuhanku, merasakan kecewa." (ujung ayat 4).
Artinya, bahwa di dalam pengalaman hidupku selama ini, sejak aku masih muda belia pun belumlah pernah Engkau, ya Tuhanku mengecewakan
harapanku. Jaranglah do'a ku yang tidak makbul. Oleh sebab itu sekarang aku
ulangi lagi permohonanku dan penuhlah kepercayaanku bahwa doa ini akan
terkabul.
Hampir samalah doa Zakariya dengan kisah tiga orang yang terkurung di dalam
sebuah gua, karena pintu gua dihantam petus sehingga tertutup dan mereka
tidak dapat keluar. Lalu masing-masing mengemukakan permohonan kepada Tuhan
agar segera dikeluarkan dari kurungan itu , dengan menyebut segala amalan
baik yang pernah mereka kerjakan, sebagaimana tersebut di dalam hadits Nabi
saw.
Setelah mengakui bahwa dia memang telah tua , sehingga jika melihat
sebab-sebab yang lahir tidaklah rnungkin permohonan akan terkabul, maka
dikemukakannya jugalah kekhawatiran yang menyenak dalam hatinya:
وَ إِنِّي خِفْتُ الْمَوالِيَ مِنْ وَرائيَ
"Dan sesungguhnya aku khuatir akan
keluarga-keluarga di belakangku." (pangkal ayat 5).
Oleh karena aku sudah tua, tulang sudah sangat lemah, uban sudah menyala di
kepala, sedang keturunan yang akan rnenyambung tidak ada, timbullah khuatir
atau rasa cemas dalarn hatiku jika aku meninggal dunia. Bagaimanalah nasib
dari kaum keluarga terdapat yang selama ini mengharapkan pimpinan dan
bimbinganku. Siapa yang akan aku harapkan membimbing dan memimpin mereka.
Beranak pun aku tidak bisa lagi. Karena selain aku telah tua begini;
وَ كانَتِ امْرَأَتي عاقِراً
":Sedang isteriku adalah mandul."
Orang perempuan yang mandul niscaya tidak diharapkan buat
beranak. Maka kalau permohonanku supaya dianugerahi putera yang akan
menyambung keturunanku sukar untuk dikabulkan;
فَهَبْ لي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا
"Sebab itu anugerahilah aku dari kurnia
langsung dari Engkau , seorang pengganti." (ujung ayat 5).
Min ladunka : Aku rnemohonkan kurnia langsung dari Engkau. Karena yang lain
tidaklah ada yang sanggup mengabulkan permohonanku. Dengan kalimat kurnia
langsung dari Tuhan, harapan hati kecil Zakariya masih terungkap dalam
doanya. Nampak bahwa do'a ini mengandung dua permohonan ;
(1) permohonan yang umum dan lahir,
(2) permohonan yang tersembunyi dan sangat diharap.
Kurnia untuk kepentingan umum itu ialah waliyyan, atau seorang pengganti
atau penyambung tugas. seorang yang akan mengepalai keluarga jika beliau meninggal dunia. Moga-moga Tuhan dapat
mengabulkan permohonan yang umum
ini. Tetapi permohonan vang lebih tersembunyi lagi, kalau boleh pengganti
tugas beliau atau pemimpin yang akan menggantikan tugas beliau itu dapatlah
kiranya Tuhan memberinya anugerah putera .
Di dalam Surat al Anbiya' Surat 21 [lihat TafsirAl-Azhar Juzu' 17] , ayat
89 pernah dijelaskan oleh Tuhan permohonan Zakariya itu. Beliau memohon
kepada Tuhan agar dia jangan diberikan Tuhan hidup sendirian di dunia ini.
Artinya hidup dengan tidak ada keturunan. Tetapi oleh karena dia seorang
yang shalih dan tawakkal , di ujung permohonan itu dibayangkannya jua ,
meskipun Tuhan tetap menghendaki bahwa dia tidak akan beroleh keturunan buat
selama-lamanya, sehingga tidak ada waris yang akan menerima peninggalannya,
namun Allah adalah pewaris yang lebih baik dari segala pewaris.
Dan di dalam ayat 38 dari Surat 3, ali lmran dijelaskan lagi permohonan
Zakariya itu. Dia memang memohon kepada Allah agar diberinya keturunan yang
baik.
Tetapi caranya meminta itu tetaplah sebagai tersurat dalam Surat Maryam ini,
yaitu dengan rendah hati, suara lemah-lembut, menekur dengan sikap
merendahkan diri . Dan terkandunglah dalam permohonan itu, kalau
kerinduannya akan keturunan tak dapat diberi , namun seorang waliyyan,
seorang pimpinan keluarga yang akan, menyambung hendaklah diberikan jua.
Siapanya kata Tuhan, terserahlah !
Karena Tuhan adalah Maha Bijaksana.
Disebutkannya pula cita-cita yang terkandung dalam hati sanubarinya tentang
kepentingan wali atau pemimpin atau pengganti itu pada ayat selanjutnya:
يَرِثُني وَ يَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ َ
"Yang akan mewarisiku dari mewarisi keluarga
Ya`kub." (pangkal ayat 6).
Yang akan mewarisi atau akan mempusakai dirinya sendiri sebagai Nabi
Zakariya, dan mewarisi pula apa yang dipusakakan oleh Nabi Ya'kub, nenek
moyang mereka dengan seluruh keluarga keturunan nya yang banyak Nabi nabi
itu. Teranglah di sini bahwa yang beliau rnaksud bukanlah warisan harta
benda.
Pertama ; karena warisan harta benda itu tidaklah kekal. Dia akan habis
dibawa masa. Berapa banyaknya kekayaan yang diwariskan nenek-moyang atau
sekalipun punah dan licin tandas pada anak dan pada cucu. Dan belum tentu
hartabenda yang diwariskan itu akan membawa bahagia. Maka tidaklah mungkin
pewarisan yang dikehendaki Zakariya itu ialah hartabenda.
Yang kedua: sejalan dengan apa yang pernah disabdakan oleh Nabi kita
Muhammad s.a.w. dalam sebuah Hadits yang shahih:
نحن معاشرالأنبياء لا نو رث ، ماتركناه صدقة
"Kami sekalian Nabi-nabi tidaklah
menurunkan waris , apa yang kami tinggalkan adalah menjadi shadaqah. "
Inilah sabda Rasulullah saw.. sehingga seketika Fatimah puteri beliau
menuntut agar hartabenda beliau dibagi setelah beliau wafat kepada waris
warisnya, tidaklah dikabulkan oleh Khalifah beliau Saiyidina Abu Bakar.
Dalam Surat 27, an-Naml (semut) ayat 16 ada pula disebutkan bahwa Nabi
Sulaiman menerima warisan daripada ayahnya Nabi Daud.Tetapi dalam ayat itu
juga terberita bahwa yang diwariskan itu ialah ilmu dan hikmat, keahlian memerintah dan mengatur negara ltulah yang diminta oleh Zakariya kepada
Allah. Mohon kiranya diberi dia kurnia pewaris tugas yang mulia ini, yang
akan menyambuung kerjanya memimpin manusia, yaitu warisan turun-temurun
yang telah diterima dari Ya'kub nenek-moyang Bani Israil. Nama kecil Ya`kub
itu sendiri ialah israil. Jangan putus hendaknya sampai selama-lamanya. Dan
kalau boleh, alangkah bahagianya kalau pewaris pertama itu ialah puteranya
sendiri. Alangkah bahagianya jika Tuhan memberinya fatwa, walaupun dia
insaf bahwa dirinya telah tua dan isterinya mandul.
Pewarisan menegakkan Keesaan Tuhan di atas dunia ini janganlah kiranya
terputus. Dan Rasulullah s.a.w. telah menjelaskan bahwa pewarisan itu sekali
kali tidak akan putus. Nabi s.a.w. bersabda:
العلماء ورثة الأننبياء ، والأنبياء لا يورّ ث دينارا
ولا درهما وانّماورّثوا العلم
Sengguhnya Ulama ( Orang-orang yang
berilmu ) adalah penerima waris daripada Nabi-nabi. Dan Nabi-nabi itu
tidaklah mewariskan dinar dan dirham. yang mereka wariskan ialah ilrnu
pengetahuan. " (Riwayat Abu Daud)
Seterusnya ujung
ayat sebagai permohonan Zakariya:
وَ اجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
"Dan jadikanlah dia – Tuhanku – seorang yang
diridhai." (ujung ayat 6 ).
Seorang yang diridhai
ialah yang dicintai, disukai terutama oleh Tuhan karena shalihnya dan
disukai juga oleh manusia karena akhlak budi sopan santunnya. Tiba-tiba
datanglah Malaikat Jibril sebagai utusan dari Allah menyampaikan sambutan
Tuhan atas permohonannya itu.
يا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلامٍ اسْمُهُ يَحْيىَ
"Ya Zakariya! Sesungguhnya Kami akan
menggembirakan engkau dengan seorang putera , namanya Yahya. "(pangkal
ayat 7).
Di dalam surat yang datang kemudian di Madinah , Surat 3 ali Imran ayat 39 dijelaskan lagi bahwa malaikat itu datang sedang dia berdiri
sembahyang atau berdoa di dalam mihrab. Berita gembira itu yang amat
diharapkannya itu telah disampaikan, bahwa permohonannya terkabul. Dia akan
diberi seoranq putera laki-laki. Telah disediakan namanya sekali, yaitu
Yahya. Maka kata rnalaikat itu selanjutnya:
لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
"Belum pernah Kami jadikan baginya yang
senama." (ujung ayat 7).
Artinya, pada sebelum itu belumlah pernah ada seorang yang bernama Yahya.
Nama Yahya inilah yang disebut oleh orang Yunani dengan Yohannes. atau
Yohana atau John‑ Dalam sabda yang disampaikan Malaikat Jibril ini
terdapatlah tiga berita gembira yang disampaikan kepada Zakariya.
Pertama: Permohonannya supaya diadakan baginya pengganti atau pewaris.
Anugerah yang demikian itu adalah karamah.
Kedua: Dijelaskan kepadanya bahwa pengganti itu ialah anaknya sendiri. Dia
akan diberi putera laki laki, sebagaimana yang diharap-harapkannya sejak
berpuluh tahun. Pemberian yang kedua ini adalah sesuatu yang bernama quwwah:
kekuatan atau sandaran. Seorang yang telah merasa dirinya telah tua, lalu
diberi putera akan merasakan kekuatannya dipulihkan kembali.
Ketiga: Anak itu telah diberi nama sekali. Nama yang belum pernah dipakai
orang sebelum itu, yaitu Yahya. Maka dengan menjelaskan bahwa namanya Yahya
dan dikatakan ghulam diberilah Zakariya kegembiraan yang ketiga , yaitu
bahwa anak yang akan diberikan itu ialah laki-laki. Sehingga dengan demikian
bila dia telah dewasa kelak, akan dapatlah dia menjalankan tugas sebagaimana
yang diharapkan oleh ayahnya. Bukan sebagai nazar isteri Imran, mengharap
anak laki-laki namun yang diberikan perempuan, sebagai yang terdapat susunan
ceriteranya di dalam Surat ali Imran.
Ada juga satu penafsiran yang diterima oleh Ali bin Abu Thalhah dari lbnu
Abbas bahwa rnaksud ujung ayat "belum pernah Kami jadikan baginya yang
senama", ialah belum pernah orang mandul dapat beranak.Wahyu ilahi
mengabulkan permohonannya yang berisi tiga kegembiraan itu sangatlah
mengharukan hati Zakariya. Dari sangat terharunya:
قالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لي غُلامٌ وَ كانَتِ امْرَأَتي عاقِراً وَ قَدْ
بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا َ
"Dia berkata: Tuhanku! bagaimana kiranya akan
ada bagiku seorang putera, padahal isteriku adalah mandul, sedangkan aku
dalam ketuaanku sudah serba lemah." (ayat 8).
Pertanyaan seperti ini sekaii-kali bukanlah karena kurang terima atau kurang
percaya akan kekuasaan Allah, melainkan membayangkan rasa terharu dan ta`jub
atas kebesaran Ilahi. Laksana Nabi Ibrahim seketika dia memohon ketenangan
kepada Tuhan bagaimana caranya Tuhan akan rnenghidupkan kembali kelak orang
yang telah mati. Tuhan bertanya: "Apakah engkau tidak percaya?" Ibrahim
menjawab: "Bukan begitu, ya Ilahi! Melainkan hanya sekedar buat
menenteramkan hatiku." (Lihat Tatsir Juz 3, Surat 2 al-Baqarah ayat 260).
Bagaimana ini, ya ilahi! KehendakMu akan berlaku. Aku akan diberi juga
putera laki-laki, telah sedia sekali namanya, padahal isteriku mandul dan
tua. Apatah lagi aku sendiri, telah tua nyanyuk. Telah lemah segala
persendian. Zat zat hormon yang merangsang syahwat bersetubuh sudah kering
tak ada lagi. Usianya menurut setengah riwayat di waktu itu telah 90 tahun.
Menurut ukuran biasa dalam usia sekian mani laki-laki telah jalang.
Perempuan yang tidak mandul dalam usia 45 tahun pun tidak mempunyai bibit
lagi. Betapa perempuan yang mandul
قالَ كَذلِكَ قالَ رَبُّكََ
"Berkata dia:" (Yaitu Malaikat
Jibril jang diutus Tuhan menyampaikan berita gembira itu):
"Demikianlah telah berkata Tuhan engkau."
(pangkal ayat 9).
Artinya bahwa itu adalah satu kehendak dari Allah sendiri
yang tidak akan berobah lagi. Adapun pertanyaanmu bagaimana Tuhan akan
melaksanakannya, padahai isteriku mandul dan aku telah tua, namun maka
Allah pun telah memesankan:
هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ
"Dia itu bagiKu adalah mudah."
Memberi berisi hormon pada mani orang yang telah tua, untuk hanya
melahirkan seorang anak, dan memberikan rangsangan bagi seorang perempuan
yang mandul; walaupun untuk sekali setubuh, bagi Allah adalah perkara mudah
saja. bukan perkara sulit. semua isi alam ini Allah yang menguasainya; Tuhan
dapat mengatur semua.
Maka janganlah engkau lupa:
وَ قَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَ لَمْ تَكُ شَيْئاً
"Dan sesungguhnya telah Aku ciptakan engkau
dari sebelumnya, padahal engkau belum jadi sesuatu apa pun."
(ujung ayat 9).
Artinya, bahwa engkau dahulunya pun belurn ada sama sekali, lalu Aku adakan
daripada yang tidak ada itu. Sebelum engkau lahir belum ada orang yang
bernama Zakariya! Setelah Aku adakan baru engkau ada. Maka demikian pula lah
putera keturunanmu dan pengganti yang sangat engkau harapkan itu . Mudah
saja bagiku menjadikan dan menciptakannya.
قالَ رَبِّ اجْعَلْ لي آيَةً
"Berkata dia:" Yaitu Zakariya.
"Tuhan ! adakan kiranya bagiku sesuatu tanda!"
(pangkal ayat 10 ).
Dengan ini Zakariya rnemohon kepada Tuhan supaya kiranya
diadakan untuknya suatu ayat, yaitu tanda bukti. Sempurnakanlah nikmat itu
dengan suatu pertanda agar hatiku bertambah tenteram, supaya lebih jelas
bahwa yang disuruh Tuhan rnenyarnpaikan berita gembira itu benar-benar
Malaikat , bukan syaitan.
Permohonannya itu dikabulkan pula oleh Tuhan, lalu malaikat rnenyampaikannya
:
قالَ آيَتُكَ أَلاَّ تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيالٍ
سَوِيًّا
"Berkata Dia "Tanda engkau ialah bahwa Engkau
tidak akan bercakap-cakap dengan manusia tiga malam lamanya, sedang engkau
dalam keadaan sihat.." (ujung ayat 10).
Artinya, sebagai tersebut juga dalam Surat al Imran ayat 41 ialah bahwa tiga
malam lamanya Zakariya tidak akan dapat mengangkat suaranya akan
bercakap-cakap. Kelu saja lidahnya dan tidak keluar suaranya. Di dalarn
ayat ini dikatakan tiga malam dan pada ayat 41 Surat 3 ali Imran itu
disebutkan tiga hari .
Maka menjadi bertambah jelaslah bahwa lidahnya dikelukan Tuhan tiga hari
tiga malam lamanya. Kalau dia hendak bercakap, hanyalah dengan isyarat saja.
Meskipun begitu beliau tidak sakit. Beliau sihat wal-afiat.
فَخَرَجَ عَلى قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرابَِ
"Maka keluarlah dia kepada kaumnya dari mihrab.
" (pangkai ayat 11).
Mihrab pada waktu itu ialah tempat yang tersisih dan ditinggikan dan di
istimewakan untuk beribadat di salah satu bahagian daripada mesjid. Di dalam
al-Quran terdapat dua Nabi yang mempunyai mihrab tempat beribadat sendiri
itu; Nabi Zakariya ini, karena beliau memang pengawal Rumah Allah. pengatur
ibadat di dalamnya. Kedua ialah Mihrab Nabi Daud. (Lihat Surat 38, Shad ayat
21).
Kemudian nama mihrab telah dipakai untuk ruang kecil yang dijorokkan ke muka
pada mesjid-mesjid tempat Imam berdiri seorang dirinya dan di belakangnya
terdapat shaf yang pertama. Maka keluarlah Nabi Zakariya dari mihrab
tempatnya beribadat, menemui kaumnya dan murid-muridnya ;
فَأَوْحى إِلَيْهِمْ
"Lalu diisyaratkannya kepada mereka,"
sebab lidahnya tidak dapat diangkatnya lagi dan suaranya pun
tidak keluar.Kalimat yang tersebut di dalam ayat ialah diwahyukannya. Arti
wahyu di sini ialah isyarat ; mulutnya tidak terbuka, tetapi isyarat
tangannya mengandung arti yang dapat difahamkan. Yang diisyaratkannya kepada
mereka itu ialah:
أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَ عَشِيًّا
"Supaya hendaklah kamu bertasbih pagi dan
petang." (ujung ayat 11).
Tegasnya, meskipun lidah beliau telah kelu dan suara tidak kedengaran lagi,
namun tugas beliau memimpin kaumnya tidaklah berhenti. Beliau rnasih saja
memimpin dan mengajak mereka supaya tetap memuja Tuhan, mengucapkan tasbih,
mengucap kan kesucian bagi Allah pagi dan petang , siang dan malam.
Dan beliau sendiri pun demikian; meskipun lidah telah kelu dan suara tidak
kedengaran selama tiga hari tiga malam itu, namun perintah Tuhan untuk
zikir, ingat kepada Allah tidaklah pernah diabaikannya. (Lihat kembali Surat
3, ali Imran ayat 41) Malahan pertandaan atau ayat Tuhan yang amat ganjil itu
menambah yakin dan dekat Nabi yang telah tua kepada Tuhan Rabbul `Alamin.
01
02
03
04
05
06
07
Back To MainPage
>>>>
|