Muqoddimah Surat Maryam        

                                                                   


Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kita telah sampai kepada Tafsir AI-Azhar Juzu’ 16. Juzu’ ini mengandung dua surat, yaitu Surat 19, Maryam dan Surat 20 Thaha. Kedua surat ini diturunkan di Makkah, Dan sebagaimana dimaklumi surat-surat yang diturunkan di Makkah penuhlah dengan tuntunan akidah tentang kekuasaan mutlak dan keesaan Allah.

Keistimewaan isi Surat Maryam yang terutama ialah kisah kelahiran dua orang Nabi Allah Yahya dan Isa Almasih yang ajaib menunjukkan Kemaha Kekuasaan Allah, Tuhan Sarwa sekalian alam. Keajaiban kelahiran Yahya ialah karena Tuhan menga bulkan permohonan ayahnya yang menurut beberapa riwayat ahli tafsir bahwa umur Nabi Zakariya ketika dia memohon  agar Allah memberinya anugerah seorang anak laki-laki ialah lebih 70 tahun menurut riwayat dari Qatadah, 95 tahun menurut riwayat Muqatil.

Sedang isteri beliau mandul. Namun bagi Tuhan mudah saja buat menganugerahi dia anak.Keistimewaan yang kedua ialah kelahiran Nabi Isa Almasih yang disebut juga Isa anak Maryam. Dia dtlahirkan 0leh anak perempuan bernama Maryam, yang di dalam ali Imran yang diturunkan di Madinah, dari ayat 42 sampai 51 dijelaskan dahulu kesucian perempuan itu, sehingga tidaklah mungkin bahwa hamil karena hubungan dengan seorang laki-laki di luar nikah.

Riwayat kesucian kelahiran Isa Almasih di dalam Surat Maryam inilah yang dibaca 0leh Ja“Iar bin Abu Thalib di hadapan Najasyi Raja Habsyi yang memeluk Agama Nasrani. Lalu setelah didengarnya baginda pun menyatakan berdiri kepada Nabi Muhammad saw. sampai meninggalnya baginda tetap dalam Islam, sehingga disembahyang ghaibkan 0leh Nabi saw. karena pada malam kematiannya Nabi saw. telah diberitahu oleh malaikat .

Baik dengan kisah Nabi Isa di Surat Maryam ini, atau yang menjadi lebih jelas lagi di dalam Surat ali Imran dilukiskanlah akidah Islam tentang diri Nabi Isa. Sementang Nabi Isa lahir ke dunia tidak menurut yang biasa, yaitu dari hubungan kelamin seorang laki-laki dengan seorang perempuan bukanlah berarti bahwa Isa Almasih itu anak Allah, sebagai kepercayaan Ummat Nasrani, melainkan menunjukkan kekuasaan Mutlak dari Allah, yang dapat berbuat lebih hebat dan dahsyat dari itu, Kalau Isa Almasih akan dikatakan anak Allah kerana beliau lahir di luar dari kebiasaan, maka beribu-ribu lagi makhluk Allah yang lebih dahsyat kejadiannya dari kelahiran Isa.

Niscaya Matahari yang telah berjuta-juta tahun terus menyala menerangi alam, menyebabkan dan memberikan hidup. Namun Matahari tidak disembah, tidak dituhankan. Dan dengan kisah di kedua surat ini ditolak fitnah orang Yahudi yang di antara mereka ada yang memberikan tuduhan amat hina kepada Maryam yang suci, dengan mengatakan bahwa anak itu tidak terang siapa bapanyal Sebab itu dia anak yang tidak sah !

Dan Islam menjelaskan pula akidahnya tentang kesucian Maryam , yang keempat Injil yang resmi ( Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohannes) sendiri tidak berkata semulia itu terhadap diri beliau. Tetapi Islam tidak mengatakan nya “lbu Tuhan", sebagai kepercayaan kaum Kristen Katholik.

Setelah dari kisah Nabi Zakariya dan Yahya serta Nabi Isa Almasih dan Maryam ibunya terdapat juga kisah Nabi-nabi yang lain. Pertentangan faham di antara Nabi Ibrahim dengan ayahnya, Nabi Musa ketika ia dipanggil menghadap ke lereng gunung disertai bantuan saudaranya Harun.

Contoh teladan Nabi Ismail anak sulung Nabi Ibrahim dalam memimpin kaumnya. Kemudian ialah tentang Nabi ldris !

Di dalam Tafsir Al-Azhar agak panjang kita salinkan tafsir-tafsir yang bersifat Israiliyat, yaitu dongeng dongeng yang ganjil pusaka Bani Israil tentang Nabi Idris ini. Dikatakan bahwa beliau bersahabat karib dengan malaikat-maut (Izrail).

Lalu bersama-sama sahabatnya itu dia mengembara ke langit, sampai ke syurga. Tetapi sampai di syurga Nabi Idris tidak mau keluar lagi. Riwayat ini pun kita salin, di antaranya yang bersumber dari Wahab bin Munabbih.

Bukan oleh karena kita menerima dongeng tersebut, melainkan untuk mernberi gambaran kepada pembaca Tafsir Al-Azhar betapa latar belakang yang mempengaruhi cara bertikir ummat Islam di zaman kemunduran.

Sesudah Surat Maryam, mengiringlah tafsir dari Surat Thaha.
Bahagian terbesar dari isi surat ini ialah menggambarkan perjuangan Nabi Musa, yang dimulai dari ayat 9. sebagai bahagian kedua dari perjuangan hidupnya , tetapi permulaan dari kenabian- nya. Dia telah meninggalkan Madyan tempat pengasingan nya selama 10 tahun, dan akan pulang kembali ke Mesir lalu singgah di lereng Thursina, di Wadi yang suci bemama Thuwa. Di sana dia permulaan sekali menerima tugas dari Allah menjadi Rasul, untuk pergi ke Mesir menghadapi kekuasaan Fir‘aun dan melepaskan kaumnya Bani Israil dari tindasan dan perbudakan Fir‘aun.

Di dalam surat ini, dari ayat 7O sampai 76 kita diberi teladan tentang pengaruh iman yang masuk ke dalam hati tukang tukang sihir Fir‘aun. Mereka dikerahkan melawan mu‘jizat yang dipertunjukkan Allah pada hambaNya Nabi Musa. Jika mereka dapat mengatasi mu‘jizat Musa dengan sihir mereka , mereka akan dijadikan 0rang-0rang yang terdekat kepada Seri Baginda. Tetapi setelah tali-tali dan tongkat-tongkat yang mereka lemparkan ke bumi dan terkhayal di mata orang seakan-akan menjalar lalu semuanya ditelan habis oleh tongkat Nabi Musa as yang benar benar menjalar dan benar benar menjelma jadi ular dan kembali jadi tongkat setelah dipungut kembali 0leh Nabi Musa as., maka seluruh tukang sihir tadi sujud ke bumi, yakin dan percaya bahwa penjelmaan tongkat Musa ini bukanlah sihir, bukan mantra dan jampi, melainkan benar-benar kekuasaan Maha Tinggi yang tidak dapat diatasi 0leh tipu daya manusia.

Mereka langsung beriman dengan serentak. Maka sangatlah murka Fir‘aun karena kekalahan itu, dan sangat murka karena mereka dengan tidak merasa malu dan tidak memperdulikan Fir‘aun lagi menyatakan lman kepada Nabi Musa as Fir‘aun mengancam dengan hukuman sangat kejam; tangan dan kaki mereka akan dipotong terlebih dahulu secara bersilang, yakni kalau kaki kanan tangan yang dipotong ialah yang kiri.

Setelah itu mereka akan dinaikkan ke tiang palang di pohon korma, kalau mereka tidak segera mencabut kembali sikap mereka menyatakan Iman kepada Musa itu. Ancaman sehebat itu tidak sekali-kali dapat menggoyah Iman mereka.

Sampai mereka katakan di hadapan Fir‘aun yang selama ini belum biasa disanggah Orang; (ayat 73); "Kami tidak dapat lagi melebihkan penting engkau, hai Fir‘aun, daripada tanda bukti yang telah kami saksikan sendiri, demi Tuhan yang telah menciptakan kami. Engkau boleh lakukan keputusan yang telah engkau ambil. Kekuasaan engkau hanya berlaku untuk kehidupan dunia saja. Selepas itu tidak ! " Inilah yang dikatakan oleh lbnu Abbas: “Jadi orang Kafir pagi-pagi, jadi orang-orang mati syahid petang-petang.”

Di dalam Surat Thaha ini juga kita mendapat tuntunan yang tegas tentang kisah Nabi Adam termakan buah terlarang di dalam syurga. (ayat 115 sampai ayat 123). Jelas benar di ayat 115 bahwa yang benar-benar bertanggung jawab pertama ialah Adam sebagai suami, dan yang diperdayakan syaitan sampai terlanjur memakan buah itu ialah Adam (120) dan isterinya Hawa turut memakan menuruti suaminya (121); yang durhaka ialah Adam, yang tersesat ialah Adam (121).

Tetapi Adam segera menyesal dan memohon ampun dengan pimpinan Allah itu Pengasih, Penyayang dan Pengampun, Adam dipilih Tuhannya menjadi Nabi, jadi KhalifahNya ke muka bumi, sesudah diberi taubat dan diberi petunjuk. Berbeda dengan “Adam” yang tercatat dalam Perjanjian Lama, yang ketika ditanyai Tuhan lalu menyalahkan bininya.

lnilah isi dari Surat Maryam dan Thaha dalam Juzu’ 16. Moga-moga dapat membawa kita mengenal isi sabda Ilahi, .... Amin!


01    02     03    04    05     06   07                                       Back To MainPage       >>>>