يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا
اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنا
عَلَيْهِمْ ريحاً وَ جُنُوداً لَمْ تَرَوْها وَ كانَ اللهُ بِما تَعْمَلُونَ
بَصيراً
Wahai orang-orang yang beriman ! Ingatlah olehmu nikmat Allah kepada
kamu seketika datang kepada kamu tentara-tentara; maka Kami kirimlah kepada
mereka angin dan tentara-tentara yang tidak kamu lihat. Dan Allah itu adalah
melihat apa yang kamu kerjakan. (
ayat : 9.
)
إِذْ جاؤُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَ مِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَ إِذْ زاغَتِ
الْأَبْصارُ وَ بَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَناجِرَ وَ تَظُنُّونَ بِاللهِ الظُّنُونَا
Ketika mereka datang kepada kamu dari atas kamu dan dari sebelah
bawah kamu dan seketika telah kacau-balau penglihatan dan telqh menyenak
hati ke kerongkongan dan kamu menyangka terhadap Allah berbagai persangkaan.
هُنالِكَ
ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَ زُلْزِلُوا زِلْزالاً شَديدا
Di situlah diuji orang-orang yang beriman dan akan digoncangkan
dengan goncangan yang sangat.
(ayat :11).
وَ إِذْ يَقُولُ الْمُنافِقُونَ وَ
الَّذينَ في قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ ما وَعَدَنَا اللهُ وَ رَسُولُهُ إِلاَّ
غُرُورا
Dan seketika berkata orang-orang yang munafiq dan orang-orang yang di
dalam hati mereka ada penyakit: "Tidaklah yang dijanjikan oleh Allah dan
Rasul-Nya itu selain dari penipuan"
(
ayat :12) .
وَ إِذْ قالَتْ طائِفَةٌ مِنْهُمْ يا
أَهْلَ يَثْرِبَ لا مُقامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا وَ يَسْتَأْذِنُ فَريقٌ مِنْهُمُ
النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنا عَوْرَةٌ وَما هِيَ بِعَوْرَةٍ إِنْ
يُريدُونَ إِلاَّ فِرارا
Dan seketika berkata satu golongan dari mereka: "Wahai ahli Yastrib!
Tidak ada tempat bagi kamu. Pulang sajalah!" Dan meminta izin sebagian dari
mereka kepada Nabi. Mereka berkata:"Sesungguhnya rumah-rumah kami
telanjang!" Dan bukanlah rumah-rumah itu telanjang.
Tidak ada kehendak mereka selain dari lari.
(
ayat : 13 ) .
وَلَوْ دُخِلَتْ عَلَيْهِمْ مِنْ
أَقْطارِها ثُمَّ سُئِلُوا الْفِتْنَةَ لَآتَوْها وَما تَلَبَّثُوا بِها إِلاَّ
يَسيرا
Dan kalau dimasuki atas mereka itu dari penjuru-penjurunya, kemudian
diminta kepada mereka supaya berbuat fitnah, niscaya akan mereka lakukan,
dan tidaklah mereka akan bertangguh untuk itu, melainkan segera (
ayat :14 ).
وَ لَقَدْ كانُوا عاهَدُوا اللهَ
مِنْ قَبْلُ لا يُوَلُّونَ الْأَدْبارَ وَ كانَ عَهْدُ اللهِ مَسْؤُولاً
Dan sesungguhnya mereka telah berbuat janji dengan Allah dari sebelum
itu, agar tidak mereka memalingkan punggung. Dan janji Allah adalah akan
dipertanggung jawabkan.( ayat 15 )
قُلْ لَنْ يَنْفَعَكُمُ الْفِرارُ
إِنْ فَرَرْتُمْ مِنَ الْمَوْتِ أَوِ الْقَتْلِ وَ إِذاً لا تُمَتَّعُونَ إِلاَّ
قَليلا
Katakanlah: "Sekali-kali tidaklah akan bermanfaat kepada kamu lari
itu jika kamu lari dari maut dan terbunuh. Dan kalau begitu tidaklah kamu
akan, mengecap kesenangan, melainkan sedikit ( ayat 16 )
يا أَيُّهَا الَّذينَ
آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جاءَتْكُمْ جُنُودٌ
Wahai orang-orang yang beriman! ingatlah olehmu
nikmat Allah kepada kamu seketika datang kepada kamu tentara-tentara".
(Pangkal ayat 9).
Di dalam ayat ini Tuhan
rnemperingatkan kembali nikmat dan kurnia Allah dan pertolongan besar yang
la berikan kepada mereka, sebagai hamba-hamba-Nya yang beriman.
Yaitu ketika kota Madinah hendak diserbu oleh AHZAAB , yaitu beberapa
golongam yang telah bersekutu hendak menghancurkan Islam yang baru tumbuh.
Mereka datang tentara demi tentara, yaitu pada bulan Syawwal tahun kelima
dari hijrah Nabi saw menurut hadits yang masyhur.
Menurut riwayat dari Musa bin 'Uqbah terjadi perang Khandaq itu tahun
keempat hijriyah.
Asal mula timbulnya maksud hendak menyerbu kota Madinah ini ialah dari
kalangan pemuka-pemuka Yahudi Bani Nadhiir yang dahulu dari itu telah diusir
Nabi dari Madinah karena kedapatan mupakat jahat mereka hendak membunuh Nubi
seketika beliau datang ziarah ke kampung rnereka di pinggir kota Madinah.
Sebahagian mereka telah berpindah ke Khaibar. Karena sakit hati mereka,
pergilah beberapa orang pemukanya, di antaranya ialah Salaam bin Abil Haqiq
dan Salam bin Misykam dan Kinanah bin Rabi'. Mereka pergi menuju Mekkah
menghubungi musyrikin Quraisy, menghasut mereka supaya suka menyerbu ke kota
Madinah dan mereka, orang Yahudi, bersedia memberikan bantuan orang-orang
dan sokongan harta benda.
Orang Quraisy tertarik oleh ajakan itu dan terus menyiapkan tentara. Lalu
utusan Yahudi itu pergi pula kepada Qabilah Arab Ghathfaan. Mereka hasut
pula Ghathfaan itu supaya menyerbu Madinah bersama Quraisy , sebab Quraisy
sudah siap , Ghathfaan pun menyambut ajakan Yahudi itu.
Quraisy pun keluarlah dengan persiapan yang besar dan mereka keluarkan pula
Habsyi-Habsyi yang ada di Mekkah dan mereka ! perlengkapi dengan senjata.
Pemimpinnya ialah Abu Sufyan sendiri.
Ghathfaan pun keluar pula dengan perlengkapan besar. Pemimpinnya 'Uyaynah
bin Hashn bin Badr. Jumlah gabungan kedua tentara itu sampai sekitar 10.000
orang. Satu penyerbuan yang hebat dahsyat dan dapat menghancurkan, kalau
berhasil. Sedang bilangan Kaum ' Muslimin di masa itu belum sebanyak itu.
Maka dengan anjuran dari Salman Al-Farisiy, Rasulullah saw. ' memerintahkan
menggali p a r i t di sebelah bahagian Timur kota Madinah, yaitu jurusan
yang landai yang mudah dimasuki dalam penyerbuan. Dengan kerja keras p a r i
t itu, atau lobang besar dan dalam yang tidak dapat dilompati, walaupun
dengan kuda, telah dikerjakan siang malam.
Rasulullah sendiri pun ikut bekerja. Beliau turut menggali tanah dan
mengangkutnya, sehingga menimbulkan semangat berlipat ganda pada
sahabat-sahabatnya.
Musuh-musuh itu pun datang dan melabuhkan tentara besar itu di sebelah
Timur, dekat dari bukit Uhud dan bahagian-bahagian yang lain lagi berlabuh
di dataran lebih tinggi.
Sedang kaum Muslimin yang bersiap menghadapi tentara besar itu adalah 3.000
orang dipimpin oleh Rasulullah saw. sendiri. (Ada juga riwayat mengatakan
hanya 700 orang).
Mereka menunggu menghadapi musuh dengan membelakangi perbukitan Sala'.
Pertahanan mereka adalah parit galian itu, yang memang sukar buat dilalui,
baik tentara jalan kaki atau berkendaraan.
Apatah lagi di sebelah atasnya tentara Muslimin siap menunggu siapa saja
yang mencoba hendak melalui parit itu. Dan di balik parit pertahanan dan
pahlawan-pahlawan Islam yang menunggu segala kemungkinan itu berlindunglah
perempuan-perempuan dan anak-anak yang tertanam dalam sekali di jiwa mereka,
bahwa mereka akan selamat !
Tetapi di sebelah agak ke Timur lagi dari kota Madinah, di balik bukit Uhud
ada perkampungan orang Yahudi dari Bani Quraizhah. Sejak Rasulullah hijrah
ke Madinah mereka telah mengikat janji tidak akan membantu musuh jika
Madinah diserang dari luar, bahkan akan sama-sama mempertahankannya dan
pihak Muslimin pun memberikan jaminan akan membela mereka dan tidak akan
mengganggu agama mereka.
Mereka mernpunyai benteng yang kuat pula di tempat jtu. Ketika Madinah mulai
dikepung, mereka berdiam diri ingat akan janji yang telah diperbuat dengan
Rasulullah saw.
Tetapi Huyay bin Akhthab, seorang dari pemuka mereka sendiri yang telah
pindah ke Khaibar datang menemui mereka dan membujuk mereka agar memungkiri
janji, lalu berpihak kepada tentara sekutu yang telah mulai mengepung akan
menyerbu.
Menurut Huyay sekaranglah waktu yang sebaik-baiknya buat menghancurkan
Muhammad dan Bani Quraizhah mempunyai persediaan tentara 800 orang. Berita
akan belotnya Bani Quraizhah itu cepat juga terdengar oleh Rasulullah.
Segera beliau utus kepada mereka shahabatnya yang setia dari kalangan
Anshar, yang sejak zaman dahulu baik hubunganya dengan Yahudi Bani
Quriazhah itu, yaitu Sa'ad Bin Mu'adz
Mereka dibujuk supaya jangan belot, karena bahayanya amat besar. Selama ini
mereka dijamin keamanannya oleh Rasulullah saw, dari kaum Muslimin ,
bertetangga secara baik. Maka kalau mereka khianat, nasib mereka akan sama
dengan nasib Bani Nadh-iir yaitu akan diusir habis dari Madinah , tetapi
sarnbutan mereka sangat kasar.
Mereka memaki-maki Sa'ad bin-Mu'adz dengan ucapan sangat kurang ajar.
" MAKANLAH ALAT KELAMIN AYAHMU !"
Tetapi perang berhadapan tidak akan dapat terjadi. Tidak ada dari tentara
yang 10.000 itu yang sanggup menyosoh masuk parit ! Menempuh itu artinya
hanya mati ! .
Seorang ahli perang tanding di zaman Jahiliyah yang jarang sekali orang
-berani menghadapinya, bernama 'Amer bin 'Abd Wadd dari Bani 'Amir tampil ke
dekat parit dan bersorak menghendaki lawan, siapa yang berani turun ke bawah
untuk berperang tanding beradu kekuatan dcngan pedang atau dengan tombak
dengan kaum Muslimin. Di belakangnya mengikuti pula yang lain.
"Siapa berani, ayoh tampil ke muka!", katanya. Nabi rnemerintahkan 'Ali bin
Abi Thalib.
Mulanya kedatangan 'Ali hendak berkelahi dengan dia itu dipandangnya enteng
saja. karena anak muda! Tetapi setelah dilihatnya kesungguhan 'Ali
menantangnya, lalu dihadapinya.
Setelah tikam menikam, tohok-menohok beberapa lama, tombak 'Ali telah dapat
menembus dadanya. Kejadian ini bcnar-benar menaikkan semangat kaum Muslimin.
Hampir sebulan lamanya tentara sekutu itu tergendala di luar kota, akan maju
tidak bisa karena adanya khandaq. Akan mundur masih segan karena masih
mengharap kan dapat menghancurkan Muhammad.
Tiba-tiba datanglah hembusan angin dari timur yang sangat keras melanda ,
sehingga apa saja yang tertegak digulungnya roboh. Menghidupkan api pun
tidak bisa, sebab selalu dihembus oleh angin keras itu.
Kadang-kadang dibangkitkannya debu ke atas. Khaimah-khaimah yang ditegakkan
dengan kuat, dibongkar habis oleh angin yang keras itu, sehingga segala
persediaan menjadi kucar-kacir , makanan tidak dapat dimasak, air tidak
dapat direbus , khaimah tidak dapat dipasang.
Dan semuanya itu terjadi pada malam hari. Maka dengan hati, sangat jengkel,
Abu Sufyan sebagai kepala, dari tentara Quraisy terus memasang pelana
kendaraannya lalu berkata kepada tentara yang dipimpinnya: "Hai Quraisy
sekalian ! Tidak ada gunanya lagi kita lebih lama di sini, angin begini
kerasnya , segala persediaan sudah rusak , api tidak mau menyala, periuk
tidak dapat dijerangkan, khaimah tidak dapat didirikan. Labih baik segera
kita berangkat meninggalkan tempat ini , Saya sendiri sekarang juga
berangkat!"
Mendengar seruan demikian, yang lain pun segera menurutinya. maka kalahkah
mereka sebelum bertempur? Inilah yang disebutkan Tuhan di ujung ayat:
فَأَرْسَلْنا
عَلَيْهِمْ ريحاً وَ جُنُوداً لَمْ تَرَوْها
" Maka kami kirimkan kepada mereka angin dan tentara-tentara yang tidak kamu
lihat ".
Artinya ialah bahwa pada masa yang
demikian c u a c a telah menjadi salah satu pula yang memberikan pertolongan
untuk mencapai kemenangan. Lalu di ujung ayat Tuhan bersabda lagi:
وَ كانَ اللهُ بِما
تَعْمَلُونَ بَصيرا
"Dan Allah adalah melihat apa yang kamu kerjakan".
Di dalam ilmu perang modern pun
masih diperhitungkan oleh jenderal-jenderal yang berpengaIaman dari hal m e
d a n dan c u a c a.
Medan dan Cuaca saja tidaklah boleh ditunggu , bahkan ikhtiar sendiri pun
harus ada pula.
Itulah tafsir dari ujung ayat bahwa Allah pun senantiasa melihat pula
bagaimana caranya manusia mengadakan persiapan dan persediaan dalam
menghadapi musuhnya. Kita melihat bahwa Nabi saw. telah mengadakan
persediaan yang oleh musuh-musuh tidak dikira-kira sejak semula, yaitu
mengadakan parit pertahanan atau khandaq.
Adanya khandaq itu telah memporak-porandakan rencana penyerangan (strategi)
musuh. Mereka yang tadinya menyediakan perbekalan misalnya untuk seminggu
dua minggu, rupanya harus memakan waktu lebih banyak dari yang dikira
semula, yaitu hampir satu bulan.
Dan lagi pekerjaan penting yang lain, yang dalam perang pun menjadi bahagian
yang tidak boleh diabaikan. Yaitu siasat mengucar kacirkan persiapan musuh
dengan politik pecah-belah. Sebab sudah nyata bahwa tiga kelompok musuh yang
telah bersatu, yang tentaranya tidak kurang dari 10.000 orang, gabungan
Quraisy dan Ghathfaan, kemudian menggabung pula Yahudi Bani Quraizhah dengan
800 tentara, bukanlah jumlah yang kecil .
Seorang Mekkah bernama Nu'aim bin Mas'ud dengan sembunyi datang kepada
Rasulullah menyatakan bahwa dirinya mulai waktu itu telah masuk Islam ,
namun pihak musuh belum ada yang tahu. Dia meminta instruksi kepada
Rasulullah apa yang dapat dia kerjakan.
Lalu Rasulullah menerimanya dengan gembira , karena sebagai Rasul Tuhan yang
penuh firasat , sudah dapat beliau baca pada wajah Nu'aim bahwa dia memang
telah Islarn sungguh - sungguh.
Lalu beliau beri dia instruksi. Pertama hendaklah dia rahasiakan bahwa dia
telah masuk Islam.
Dia diperintahkan menemui pihak musuh satu demi satu dan berusaha memecahkan
perse -kutuan mereka .
Nabi bersabda: " Engkau seorang diri , tetapi engkau akan sanggup berbuat
banyak , untuk menghancurkan kekuatan mereka. Ingatlah bahwa : PERANG ADALAH
MEMPUNYAI BERBAGAI TIPU DAYA ! .
Nu’aim berjanji akan melaksanakan perintah Rasulullah dengan sebaik-haiknya
.Maka yang terlebih dahulu di temui nya ialah Bani Quraizhah. Di zaman dia
masih Jahiliyah dia mempunyai pergaulan yang baik dengan mereka itu . Sebab
itu kedatangan nya dipercayai .
Lalu dia berkata: "Hai Bani Quraizhah! Selama ini kalian sudah tahu hubungan
baikku dengan kalian , Mereka jawab: "Memang engkau orang baik. Kami tidak
ragu kepada engkau ! ".
Lalu dia berkata: "Quraisy dan Ghathfaan tidak sama keadaannya dengan kalian
. Negeri ini negeri kalian . Di sini harta benda kalian dan anak-anak kalian
dan isteri-isteri kalian.
Kalian tidak akan dapat memindahkan mereka ke tempat lain. Tetapi Quraisy
datang kemari pergi memerangi Muhammad . Lalu kalian berkawan dengan mereka
memerangi Muhammad pula. Sedang Quraisy dan Ghathfaan bukan orang sini.
Negeri mereka, harta-benda rnereka dan anak isteri mereka berada ditempat
jauh , bukan seperti kalian . Kalau Quraisy dan Ghathfaan menang dapatlah
mereka mengambil harta-benda Muhammad .
Tetapi kalau mereka tidak berhasil mereka akan segera meninggalkan tcmpat
ini , sedang kalian akan mereka tinggalkan menghadapi sendiri Muhammad yang
telah kalian musuhi itu .
Kalau demikian jadinya tidaklah kalian akan sanggup menghadapi Muhammad .
Sebab itu dengan jujur saya nasehatkan kepada kalian supaya meminta jaminan
dari bangsawan bangsawan mereka , minta kirimkan anak-anak muda mereka
kepada kalian , sebagai jaminan bahwa jika perang dengan Muhammad mereka
tidak akan meninggalkan dan mengecewakan kalian".
Saran Nu'aim itu rupanya termakan oleh mereka dan mereka berkata: "Apa yang
engkau sarankan itu tepat sekali."
Setelah itu dia menarik diri dari Bani Quraizhah dan pergi menemui Quraisy.
Lalu dia berkata kepada Abu Sufyan dan orang-orang yang dikelilingnya,
seraya berkata: "Kalian sudah kenal bagaimana baik hubungan saya selama ini
dengan kalian , dan bagaimana pula saya menjauhkan diri dari Muhammad.
Sesungguhnya saya sudah mendengar suatu berita penting yang saya merasa
wajib menyampaikan kepada kalian , sebagai nasehat jujur. harap saja kalian
rahasiakan pula.
Mereka jawab : "Akan kami simpan rahasia itu !"
Dia teruskan: " Kalian harus tahu bahwa orang-orang yahudi itu rupanya sudah
rnenyesal tentang perbuatannya memungkiri janji dengan Muhammad .
Mereka telah mengirim utusan kepada Muhammad menyatakan mereka menyesal
atas perbuatan khianat itu.Mereka menawarkan kepada Muhammad: "Tanda kami
telah menyesal , sudikah tuan menerima jika kami kirimkan orang-orang dari
Quraisy dan Ghathfaan sebagai sandera ? Supaya dapat tuan potong leher
orang-orang itu ? Kemudian kami bergandeng bahu dengan tuan memusnahkan
Quraisy dan Ghathfaan yang masih tinggal?" Muhammad telah menjawab : "
Bersedia menerima orang-orang itu jika dikirim".
Lalu Nu'aim berkata seterusnya: "Lantaran itu kalau ada utusan Yahudi
mengirim utusan meminta orang-orang sandera . sekali-kali jangan kalian
beri, walau seorang pun."
Setelah nampak hilang kepercayaan Quraisy kepada Yahudi itu Nu'aim pun
melanjutkan siasatnya pula kepada Ghathfaan.
Setelah bertemu , dia pun berkata: "wahai seluruh Ghathfaan. Kalian adalah
asal-usulku dari keluarga dekat dan manusia yang paling aku cintai. Saya
percaya bahwa kalian tidak akan merasa ragu kepada diri saya."
"Memang, kami percaya kepadamu,” jawab mereka.
Lalu dia berkata: "Ini rahasia besar, simpan baik-baik". Mereka jawab:
"Baik!"
Lalu diuraikannya pula perkataan yang dikatakan kepada Quraisy itu , yaitu
bahwa Yahudi telah merasa menyesal mengkhianati Muhammad . Tanda
penyesalannya dia menjanjikan kepada Muhammad akan mengirim beberapa orang
dr Quraisy dan Ghathfaan untuk dipotong leher mereka oleh Muhammad. Sebah
itu kalau ada Yahudi itu meminta sandera jangan diterima.
Maka pada lima hari bulan Syawal tahun kelima hijriyah itu , dengan taqdir
Allah Quraisy di bawah Abu Sufyan dan Ghathfaan dibawah pimpinan
kepala-kepalanya mengutus 'Ikrimah bin Abi Jahl bersama dengan beberapa
orang yang lain menemui Bani Quraizhah. Utusan itu menyampaikan bahwa kami
tidak akan lama tinggal di sini karena persediaan perbekalan sudah hampir
habis. Sebab itu mereka mendesak Bani Quraizhah supaya bersedia memasuki
medan perang sehingga beres urusan kita dengan Muhammad .
Bani Quraizhah menjawab bahwa pada hari Sabtu mereka tidak mungkin keluar
pergi berperang. Kalau kami langgar peraturan kami itu, kami keluar hari
Sabtu , kami akan dapat celaka . Hal itu tentu sudah tuan-tuan ketahui. Dan
kami tidak akan segera saja masuk ke medan perang kalau tuan-tuan Quraisy
dan Ghathfaan tidak memberikan jaminan kepada kami bahwa tuan-tuan tidak
akan meninggalkan kami. Jaminan itu ialah orang-orang yang akan dapat kami
anggap sebagai sandera. Karena kami takut bila peperangan ini akan mcmbawa
kerugian bagi tuan-tuan, maka tuan-tuan akan scgera meninggalkan kami
menghadapi sendiri Muhammad itu . Kalau terjadi demikian kami tidak sanggup.
Siasat Nu'aim sangat berhasil . Persekutuan telah pecah. Rasa percaya
mempercayai di antara yang bersekutu sudah mulai pecah. Baru sekira tiga
minggu saja , pengepungan sudah mulai goyah dan khandaq tidak dapat mereka
seberangi .
Musim dingin kian lama kian mendatang. Dingin di Madinah terkenal sampai
kepada zaman kita ini. Dingin yang dicampuri oleh hembusan angin keras dari
Timur , yang oleh orang Arab disebut angin Shiba .
Dia berhembus di telinga mendenging-denging dan kering , sehingga kulit akan
segera pecah-pecah. Mana angin sengit berhembus , mana pula semangat
persatuan telah pecah dan satu terhadap yang lain mulai putus karna siasat
Nu'aim.
Dalam saat itu pula Rasulullah saw. mendorongkan siasat yang kedua , yaitu
membujuk Ghathfaan dan beberapa qabilah dari Nejd menyuruh mereka pulang
saja. Untuk mereka akan diberi hadiah kenang-kenangan sepertiga hasil korma
Madinah.
Karena Rasulullah s.a.w . tahu benar bahwa Ghathfaan ini ikut berperang
bukanlah karena suatu cita-cita yarrg hendak dipertahankan , melainkan
karena ingin mendapat harta rampasan kalau mendapat kemenangan menyerbu
Madinah .
Sudah dicoba hendak menyerbu ke dalam kota satu kali , namun gagal total
karena waspadanya kaum Muslimin .
إِذْ جاؤُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَ مِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ
"Ketika mereka datang kepada kamu dari atas kamu dan dari sebelah bawah kamu"
(Pangka! ayat 10) .
Inilah yang dibayangkan oleh Huzaifah bin Alyaman: "Di dalam itu kami duduk
berbaris di tempat pertahanan kami berjaga-jaga. Abu Sufyan di tempat
ketinggian di atas kami, Bani Quraizhah di sebelah bawah kami ; yang kami
takuti mereka akan menyerang mengganggu anak-anak kami. Malam itu sangat
gelap dan angin berhembus keras sekali. Suara angin menderu-deru seperti
petir layaknya, sehingga jika diangkat jari-jari ke muka tidaklah akan
kelihatan.
Untuk penangkis dingin dan sejuk itu saya menyelimuti badan dengan kain
selimut yang diserahkan isteri saya , itu pun tidak sampai penutup lutut.
Tiba-tiba datanglah Rasulullah ke dekatku , sedang saya duduk berkelumun
kedinginan.
Lalu Rasulullah bertanya: " Siapa ini ? "
Saya menjawab: "Huzaifah !".
Lalu saya bersikap dengan baik di hadapan beliau.
Beliau bertanya sekali lagi : "Huzaifah?"
"Benar, ya Rasul Allah!", jawabku.
Lalu beliau menjatuhkan perintah : "Kamu pergi sekarang juga mengintip kaum
itu. Selidiki sebaik-baiknya dan bawa khabarnya kepadaku".
"Baik!", jawabku.
Padahal saya sangat ketakutan akan pergi mencampungkan diri ke sana dan saya
pun kedinginan.
Lalu Rasulullah menadahkan tangannya ke langit memohonkan perlindungan
Allah atas diriku.
Tiba-tiba hilang takutku dan timbul beraniku.
Dan beliau rnemesankan pula supaya saya berhati-hati jangan berbuat sesuatu
yang mencurigakan dan kelak setelah mengetahui keadaan supaya
segera kembali .
Saya pun keluar dalam kelam gelap gulita itu menuju tempat berkumpul mereka
itu. Saya dapat melihat seorang yang tubuhnya tinggi besar mendekatkan kedua
telapak tangannya kepada api unggun yang masih hidup , lulu membarutkannya
ke mukanya.
Dia sedang menyampaikan kehendak hatinya kepada pengikut-pengikutnya, bahwa
penyerbuan ini tidak berhasil , perbekalan sudah habis , lebih baik segera
saja pulang ke Mekkah.
Melihat dia asyik berkata-kata demikian saya keluarkan anak panah dari
kantongnya dan sudah saya sandarkan kepada busurnya , hendak saya panah dia
di bawah nyala api itu .
Tetapi saya teringat pesan Rasulutlah, bahwa saya tidak boleh berbuat
sesuatu sebelum saya pulang kepada beliau memberi berita.Ketika itu saya
belum tahu bahwa orang itulah yang Abu Sufyan.Karena teringat akan pesan
Rasulullah saw. itu maka panahku aku kembalikan ke dalam kantongnya , lalu
aku beranikan diriku dan aku masuk ke tengah-tengah askar yang banyak itu.
Kebetulan aku masuk ke tengah-tengah Banu 'Amir. Sebab tidak lama aku ada di
tengah-tengah mereka terdengarlah pemimpin mereka berseru: "Hai Banu 'Amir !
Segera kita berangkat ! Segera kita berangkat! kita tidak dapat lagi
berhenti larma-lama di sini ".
Kata Huzaifah selanjutnya: "Memang aku dengar suara angin yang keras bertiup
se hingga membangkitkan pasir-pasir dan batu-batu kerikil menimbuni
alat-alat per siapan dan hamparan khaimah mereka , bahkan seluruh angin
ribut yang keras itu telah memukul mereka."
Setelah melihat keadaan yang demikian , Huzaifah pun kembalilah kepada Nabi
saw. Didapatinya beliau sedang sembahyang. Karena kebiasaan beliau bilamana
menghadapi hal-hal yang hebat itu beliau selalu sembahyang lalu memohonkan
kurnia dari Tuhan.
Setelah beliau selesai sembahyang sunnat itu, maka Huzaifah pun lalu
mendekati beliau dan menceritakan segala yang terjadi, bahwa angin ribut
yang sangat keras itulah membuat musuh-musuh itu kacau balau dan mereka
mulai meninggalkan tempat itu.
Itulah : yang dimaksud dalam permulaan ayat 10:
ذْ جاؤُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَ مِنْ أَسْفَلَ مِنْكُم
"Ketika mereka datang kepada kamu dari atas kamu
dan dari sebelah bawah kamu".
Artinya bahwa musuh telah mengepung dari segala pihak. Yaitu
Quraisy yang datang dari sebelah Selatan dan hendak mengepung dari sebelah
Selatan, Ghathfaan datang dari jurusan Tirnur dan Yahudi Bani Quraizhah pun
telah belot dan khianat akan janjinya.
وَ إِذْ زاغَتِ الْأَبْصارُ
"Dan seketika telah kacau balau penglihatan".
Artinya ialah bahwa karena musuh
itu telah mengancam dari segala pihak seakan-akan goncanglah penglihatan ,
kejurusan mana akan dihadapkan perhatian, padahal musuh telah mengepung dari
segala pihak. Akan dihadapi yang datang dari sebelah Selatan, yaitu orang
Quraisy, namun bahaya Ghathfaan tidak kurang dari itu. Akan dihadapi
Ghathfaan dan Quraisy, kalau kalau Bani Quraizhah bangkit pula menyerbu.
Padahal jumlah musuh setelah
bergabung tidak kurang dari 10.000 atau 11.000 orang. Sedang kaum Muslimin
hanya sekitar 3000 orang saja, mungkin kurang. Itulah yang dimaksud dengan
zhaagatil abshaar , yaitu berkacau balau penglihatan, entah ke mana akan
ditujukan.
Sehingga kalau kiranya musuh yang 10.000 itu tergenggam dalam satu komando ,
mungkinlah hancur pertahanan Madinah waktu itu. Tetapi kelemahan mereka
adalah karena komando tidak satu, dan masing-masing tidak benar-benar
percaya mempercayai.
وَ بَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَناجِرَ
"Dan telah menyenak hati ke kerongkongan".
Inilah kalimat yang tepat untuk menggambarkan rasa panik, kecemasan dan
kekacauan fikiran. Yaitu yang terdapat dalam kalangan orang-orang yang
bertahan di Madinah itu.
وَ تَظُنُّونَ بِاللهِ الظُّنُونَا
"Dan kamu menyangka terhadap Allah berbagai persangkaan".
Pada saat yang demikian itu baleh dikatakan penduduk Madinah mulai panik ,
mulai kacau fikiran. Timbullah berbagai persangkaan terhadap kepada Allah.
Ayat yang selanjutnya menjelaskan berbagai macam persangkaan itu.
هُنالِكَ ابْتُلِيَ
الْمُؤْمِنُونَ وَ زُلْزِلُوا زِلْزالاً شَديدا
"Di situlah diuji orang-orang yang beriman dan digoncangkan dengan
goncangan-goncancangan yang sangat ".
(Ayat 11)
Negeri telah dikepung , musuh tiga kali lipat banyaknya.
Sedang Bani Quraizhah tetangga sendiri mulai berkhianat . Semuanya itu
adalah ujian berat bagi orang-orang yang beriman di masa itu . Dan memang
iman itu selalu ditantang oleh ujian.
Di ujung ayat 10 di atas dikatakan bahwa timbul berbagai sangkaan terhadap
Allah. Ada sangkaan yang buruk dan ada sangkaan yang baik. Memang pada
segala zaman di mana saja saat-saat demikian menyebabkan penglihatan
berkacau , hati menyesak ke kerongkongan .
Kita di Indonesia ini telah pernah merasakan yanp demikian , baik ketika
permulaan perang di tahun 1942, waktu Jepang mulai mengeluarkan ancaman
kepada Pemerintah Kolonial Belanda , ataupun seketika Jepang telah kalah dan
bangsa Indonesia memaklumkan kemerdekaan Indonesia , dan sesudah itu
dituruti oleh berbagai macam percobaan hebat, penderitaan melawan penjajah,
dua kali serbuan besar-besaran Belanda (Juli 1947 dan Desember 1948), sampai
kepada pengembalian Pernerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta dan sarnpai
kepada penyerahan kedaulatan (Desember 1949), kumpulan dari semuanya itu
kadang-kadang-membuat berkacau balau penglihatan , hilang pedoman dan ranah
yang akan dituju, entah jadi penganut Republik yang setia atau jadi
federalist yang munafik , atau jadi orang yang menjual pendirian karena
mengharapkan pangkat tinggi dan kekayaan benda. Menyenak hati ke
kerongkongan, karena tidak menentu nasib di zaman yang akan datang, bila
akan berhenti penderitaan ini, tidak menentu tempat diam, dikejar-kejar
oleh musuh.
Di situlah semuanya datang ujian yang berat dan goncangan-goncangan yang
hebat. Tidaklah heran kalau ada yang tumbang.
وَ إِذْ يَقُولُ
الْمُنافِقُونَ وَ الَّذينَ في قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ ما وَعَدَنَا اللهُ وَ
رَسُولُهُ إِلاَّ غُرُورا
"Dari seketika berkata orang-orang yang munafiq dan orang-orang di
dalam hati mereka ada penyakit: "Tidaklah yang dijanjikan oleh Allah dan
Rasul-Nya itu selain dari penipuan."
(ayat 12)
Untuk menjelaskan maksud ayat ini lebih baik kita salin sebuah hadits yang
disarnpaikan oleh shahabat Rasulullah saw. yang hadir dan turut bekerja
keras menggali parit (khandaq) itu di samping Rasulullah saw. Yaitu 'Amer
bin 'Auf.
Berkata 'Amer bin 'Auf : "Aku dan Salman dan Huzaifah dan Nu'man bin
Muqarrin dan seorang shahabat Anshar lagi menggali empat puluh hasta yang
mesti segera kami selesaikan.
Kami gali terus, sampai palu-palu kami terbentur kcpada sebuah batu putih
keras yang menyebabkan palu-palu kami pecah dan kami sudah payah namun batu
itu tidak juga dapat ditumbangkan . Lalu Salman pergi menernui Rasulullah
menceriterakan bahwa pekerjaan kami terbentur kepada sebuah batu keras besar
dan putih , yang tidak terganjak dan tidak ngingis ketika hendak dihancurkan
, bahkan linggis kami yang pecah dibuatnya.
Mendengar laporan Salman itu, Rasulullah pun segera datang ketempat itu.
Lalu beliau ambil linggis besi itu dari tangan Salman , lalu beliau ayunkan
dan hantamkan linggis itu ke batu tersebut lalu memancarlah api dari bekas
ayunan , itu dan beliau pun mengucap kan "Allahu Akbar ! ". Mendengar beliau
bertakbir itu , seluruh Muslimin pun mengucapkan takbir pula mengikuti
takbir beliau .
SeteIah itu beliau ayunkan pula linggis itu sekali lagi dan beliau hantamkan
kepada batu itu, memancar pula api dan batu itu pun mulai retak. Beliau pun
rnengucapkan takbir pula sekali lagi denga suara bersemangat dan kaum
Muslimin yang mendengarnya pun gemuruh pula suara takbir mereka.
Setelah itu beliau ayunkan sekal lagi dan beliau hantamkan pula kepada batu
itu , api memancar pula dan batu itu pun pecah dan Nabi mengucapkan pula
sekali lagi Allohu Akbar! Seluruh Muslimin gemuruh pula suara takbir
mengiringkannya .
Batu telah pecah dan tiga kali takbir telah terdengar. Meskipun nampak
betapa hebatnya beliau mengumpulkan tenaga untuk memecahkan batu penghalang
itu, namun muka beliau kelihatan berseri-seri rnenunjukkan semangat beliau
yang bertambah tinggi dan Iman yang tiada tandingnya .
Shahabat-shahabat yang banyak itu pun berseri pula wajah beliau rnenghadapi
Rasulullah menunggu apa lagi gerangan yang akan beliau perintahkan. Lalu
beliau berkata : "Ketika paluku jatuh yang
pertama dan batu keras itu mulai
pecah dan sinar api memancar daripadanya, terbayanglah di dalam cahaya
lintasan api itu istana-istana di negeri Hiirah dan singgasana ternpat
bersemayam Kisra (Persia) , menyeringai kepadaku laksana saing-saing dari
anjing.
Di saat itu juga Jibril datang membisikkan kepadaku bahwa sernuanya itu
kelak akan ditaklukkan oleh ummatku.
Seketika palu aku ayunkan yang
kedua kali
dan batu itu mulai retak, maka
dalam cahaya api terbayang pula menyeringai istana-istana merah di negeri
Rum, laksana saing-saing anjing. Jibril datang pula kepadaku membisikkan
bahwa umat ku akan menguasai negeri itu kelak .
Pada ayunan
ketiga dan batu itu aku hantam lagi , memancar pula cetusan api.
Di saat itu pula terbayang menyeringai istana-istana di negeri Shan'aak,
(Arabia Selatan) laksana saing-saing anjing.
Jibril pun datang membisikkan kepadaku bahwa tempat itu kelak akan dikuasai
oleh ummatku. Oleh sebab itu betapa pun yang kamu hadapi, gembirakanlah
hatimu!".
Maka bergembiralah seluruh kaum Muslimin itu dan semua mengucapkan:
"Alhamdulillah ! Segala puji bagi Allah , segala apa yang Allah janjikan
adalah pasti dan benar!
Maka orang-orang yang munafik itu, yaitu yang masuknya ke dalam Islam hanya
semata-mata karena mengharapkan keuntungan benda, melihat Islam kuat dan
kalau menang perang mereka akan mendapat harta rampasan , dan kalau ternyata
kaum Muslimin lemah, mereka pun bimbang, disertai pula oleh orang-orang Yang
ada penyakit dalam jiwanya, yaitu penyakit ragu-ragu, hati tidak tetap ,
pengecut , turut-turutan dan tidak ada rasa tanggungjawab , yang mau enaknya
saja; maka orang-orang yang seperti itu akan memandang bahwa apa yang
dijanjikan oleh Allah dan Rasul itu hanyalah semata-mata tipuan atau bujukan
pengobat-obat hati .
Mereka tidak percaya akan apa yang dikatakan Nabi ! Mereka berfikir, mana
bisa akan menang! Cobalah lihat, 10.000 musuh telah mengepung kita, sedang
kita tidak cukup sepertiga mereka. Sedangkan ini , yang di hadapan mata,
lagi belum tentu, apatah lagi akan menaklukkan istana Kisraa di Persia,
sebuah Kerajaan besar, ditambah lagi dengan menaklukkan istana Roma,
kerajaan besar pula .
Itulah dua buah kerajaan yang amat besar di masa itu. Apatah lagi akan
ditambahkan pula dengan menaklukkan Shan'aak, yang diwaktu itu masih di
bawah naungan Kerajaan Persia, diperintah oleh keturunan raja-raja Persia
setelah dapat melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Habsyi.
Mereka memandang bahwa palu Nabi memecah batu besar yang disambut oleh tiga
kali takbir itu hanyalah omong kosong , bujukan Muhammad kepada
pengikut-pengikutnya yang bodoh mau diatur hidung saja.
وَ إِذْ قالَتْ
طائِفَةٌ مِنْهُمْ
"Dan seketika berkata satu golongan dari mereka".
Yaitu dari orang-orang yang munafik
dan yang dalam hatinya ada penyakit itu. Sebab sikap dan cara yang ditempuh
untuk mengelakkan tanggung jawab, karena kelemahan jiwa yang diderita atau
disebabkan oleh “penyakit dalam hati” itu menimbulkan berbagai dalih untuk
mengelak kan diri .
يا أَهْلَ يَثْرِبَ لا مُقامَ لَكُمْ
فَارْجِعُوا
"Wahai ahli Yastrib , tidak ada tempat bagi kamu pulang sajalah!"
Yastrib diambil dari nama seorang nenek moyang
bangsa Arab dari keturunan Saam Bin Nuh karena dia yang membuka negeri itu
dahulu .
Setelah Rasulullah s.a.w dan umatnya hijrah ke sana dengan serta merta nama
negeri itu diganti menjadi “Madinatun Nabiy” . Karena sesampai beliau disana
telah tegak kekuasaan dan dialah yang menjadi pemimpin Negeri Islam dan
pusat Kota Islam yang pertama !.
Maka setengah kaum munafiq tadi mulailah berbisik-bisik kepada teman
temannya yang dianggapnya dapat dibujuk,agar mereka tinggalkan saja tempat
bertahan Rasulullah itu . Karena beliau tidaklah akan dapat bertahan
bilamana musuh-musuh yang besar itu menyerbu kelak , Wahai ahli Yatsrib !
"'tidak ada tempat bagi kamu. Pulang sajalah ! Lebih baik lekas tinggalkan
tempat ini agar beliau selamat bila musuh telah dapat menyerbu kelak
Dalam seruan mereka "Wahai ahli Yastrib! , telah mereka tunjukkan bahwa
"Masa Madinah" sudah mau tamat ditutup, dan akan dikembalikan lagi masa yang
lama, yaitu Yastrib.
tegasnya mereka tidak senang akan masa kejayaan Islam itu dan mereka ingin
kembali ke dalam zaman Yatsrib yang lama, yang diwaktu itu mereka kelak akan
mendapat kedudukan lebih baik , sebab dapat menyesuaikan diri .
Bukankah orang semacam ini disegala zaman dapat saja menyusuaikan diri ?
وَ يَسْتَأْذِنُ فَريقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنا
عَوْرَةٌ
"Dan meminta izin sebahagian dari mereka kepada Nabi , mereka berkata
: " sesungguhnya rumah-rumah kami telanjang "
Artinya rumah-rumah kami tidak ada yang menjaga ,anak-anak dan isteri tidak
ada yang menunggui mereka , takut kalau-kalau dirampok atau didatangi orang
yang tidak disenangi .
Hanya kami sajalah yang akan dapat memelihara dan menjgaga keamanan rumah
tangga kami itu.
Alasan yang mereka kemukakan itu hanyalah dicari-cari belaka ujung ayat
telah mumbuka rahasia yang sebenarnya :
وَما هِيَ بِعَوْرَةٍ
"Dan bukanIah rumah-rumah itu telanjang".
Rumah-tangga itu aman dan sentosa .
Tidak ada orang dalam kota Madinah yang akan sampai sejahat itu mengganggugu
rumah tangga seseorang yang tengah turut mempertarhankan kota mereka dari
serbuan musuh!
إِنْ يُريدُونَ إِلاَّ فِرارا
" Tidak ada kehendak mereka selain dari lari".(ujung ayat 13).
Mereka ingin lari dari perjuangan karena iman
lemah atau tidak ada sama
sekali.
وَلَوْ دُخِلَتْ عَلَيْهِمْ
مِنْ أَقْطارِها
"Dan kalau dimasuki atas mereka itu dari penjuru-penjurunya" .
(Pangkal ayat 14)
artinya ialah jika kiranya musuh-musuh yang banyak itu masuk kedalam kota
Madinah, menyerbu dari segala penjuru, yang terfikir dalam hati mereka
bukanlah mempertahankan kota mereka dan harta benda mereka dengan gagah
berani , melainkan sebaliknya
ثُمَّ سُئِلُوا الْفِتْنَةَ لَآتَوْها
"Kumudian diminta kepada mereka supaya berbuat fitnah , niscaya akan
mereka lakukan".
Yaitu misalnya jika musuh-musuh itu berhasil menyerbu kedalam kota Madinah
dari segala penjuru , mereka yang munafiq itu tidaklah akan mempertahankan
kotanya dengan gagah berani .
Bahkan mereka akan turut mengelu-elukan kedatangan musuhnya. Mereka akan
segera mengambil muka , menyesuaikan diri. Bahkan jika dituntut berbuat
fitnah , akan segera mereka lakukan. Jika ditanyakan misalnya dimana
Muhammad atau para pengikutnya bersembunyi, mereka akan bersedia menunjukkan
tempat persembunyian itu. Jika disuruh tunjukkan dimana tempat simpanan
senjata atau perbekalan, mereka akan segera menghantarkan ke tempat itu.
Bahkan jika mereka disuruh menyatakan diri kernbali jadi kafir , sebentar
itu juga meraka akan menyatakan sedia jadi kafir.
وَما تَلَبَّثُوا بِها إِلاَّ يَسيرا
"Dan tidaklah mereka akan bertangguh untuk itu ,melainkan segera".(Ujung ayat 14).
Artinya , jika musuh yang menang itu menyuruh mereka murtad kembali, di saat
itu juga mereka akan murtad. Mereka tidak akan bertangguh dan tidak akan
berfikir-fikir lagi.
Karena yang ingin mereka selamatkan bukanlah aqidah untuk inti sejati dari
hidup.Yg ingin mereka pertahankan hanya se-mata2 keselamatan diri sendiri ,
supaya bisa hidup terus meskipun hidup dalam kehinaan di bawah pengaruh
musuh.
وَ لَقَدْ كانُوا عاهَدُوا
اللهَ مِنْ قَبْلُ لا يُوَلُّونَ الْأَدْبارَ
"Dan sesungguhnya mereka telah berbuat janji dengan Allah dari
sebelum itu , agar tidak mereka memalingkan punggung. ".
(pangkal ayat I5).
Sejak semula mereka telah mengikat janji dengan Allah akan mepertahankan
aqidah dan memperjuangkan nya. Berjanji tidak akan lari atau mundur barang
setapak pun jika tiba masanya berhadapan dengan musuh , tidak akan lari dari
medan pertempuran , namun segala janji itu telah mereka mungkiri sendiri
karna takut , karna pengecut dan karna tidak ada pendirian.
َ وَ كانَ عَهْدُ اللهِ
مَسْؤُولاً
“ Dan janji Allah adalah akan dipertanggung jawabkan ".(Ujung ayat 15).
Tentang teguh memegang janji ini, sebagai pertengkapan dari keteguhan Iman,
dan bahwa Iman tidaklah ada artinya kalau janji sudah dimungkiri, telah
berkali-kali dinyatakan Tuhan pada kesempatan-kesempatan yang lain.
Pada ayat 8 dari Surat ke-27, A1-Mu'minuun, dijelaskan bahwa salah satu dari
ciri-ciri yang akan membawa kemenangan dan kejayaan bagi orang yang beriman
ialah meneguhi dan memenuhi janji.
Di dalam Surat ke-5, Al-Maaidah ayat 1 diserukan pula kepada orang-orang
yang mengaku dirinya telah beriman supaya segala janji dan aqadnya
diteguhinya.
Di dalam Surat ke-2, AI-Baqarah ayat 177 pun dijelaskan bahwa setengah dari
pertanda kebajikan ialah memenehi janji apabila janji telah diikat. Orang
yang beriman ingat akan janji itu.
Dua kalima syahadat adalah janji Muslim yang pertama dengan Tuhan.
Arti janji tersimpul dalam tiga kalimat yang berdekatan, yaitu wa'ad, 'Ahad
dan 'Aqad. Ketiganya berarti janji , Ketiganya meminta pertanggungan jawab.
قُلْ لَنْ يَنْفَعَكُمُ
الْفِرارُ إِنْ فَرَرْتُمْ مِنَ الْمَوْتِ أَوِ الْقَتْلِ
"Katakanlah!" (Hai Rasul Allah), "Sekali-kali tidaklah akan
bermanfa'at kepada kamu lari, jika kamu lari dari maut dan terbunuh"
(Pangkal ayat 16).
Artinya meskipun kemana kamu akan lari mengelak dari maut, karena takut
menghadapinya , tidaklah akan ada manfaatnya.
Demikian juga tidaklah kamu akan dapat mengelak dari mati terbunuh, kalau
kamu sudah mesti menempuh itu. "Dan kalau begitu" - yaitu kalau kamu lari
juga mengelakkan mati
وَ إِذاً لا تُمَتَّعُونَ
إِلاَّ قَليلا
"Tidaklah kamu akan mengecap kesenangan, melainkan sedikit'.
(Ujung ayat l6).
Dalam hal ini telah dibayangkan dengan tegas, bahwa Islam itu mesti menang
juga, kemana pun kamu akan lari. Di sini telah terbayang bahwa Madinah tidak
akan dapat diserbu oleh musuh. Kalau si pengecut lari ke tempat lain, maka
tidak akan lama kemudian Islam akan sarnpai juga ke tempat itu.
Kalau Islam sampai ke tempat itu, dan itu adalah pasti, sebagai telah
terbayang dalam kilatan palu ketika Rasulullah memecahkan batu putih keras
itu, kemana kamu akan lari lagi. Hanya sebentar kamu dapat senang, sesudah
itu susah lagi karena memikirkan tempat lari yang lain pula.
Demikianlah dikatakan dalam ayat 16 bahwa lari dari medan pertempuran,
karena takut berhadapan dengan musuh tidaklah akan ada manfaatnya. Dan
kalaupun mereka lari juga mencari tempat bersembunyi, kesenangan itu tidak
akan lama. Islam pasti sampai juga ke sana dan mereka akan bertemu lagi
dengan ketakutan yang baru, sehingga demikianlah seterusnya, sampai mereka
terjepit sendiri.
Ayat ini patut jadi perhatian kita untuk selanjutnya. Pernah kejadian orang
lari mengungsi ke kampung-kampung karena lari ketakutan dari serangan musuh
ke kota. Padahal sampai di kampung mereka bukan ditembak musuh dengan bedil
melainkan ditembak oleh nyamuk malaria, yang jauh lebih banyak membunuh
orang dari bedil itu sendiri.
Akhirnya mereka kembali juga ke kota menunggu nasib.
01
02 04
05
06 Back To Main Page >>>> |