Juzu' 28 ini mengandung
sembilan surat. Yaitu Al-Mujaddalah, AI-Hasyr, AI-Mumtahanah, Ash-Shaff,
AI-Jum'ah, AI-Munafiqun dan At-Taghaabun, Ath-Thalaaq dan At- Tahriin.
Kesembilannya adalah surat-surat Madaniyah. Oleh karena ketujuhnya
Surat-surat yang diturunkan di Madinah sudahlah dapat kita perkirakan bahwa
umum isinya ialah masalah-masalah kemasyarakatan Islam, peraturan dan
penyempurnaan, perbaikan rumah tangga, kedudukan perempuan, perjuangan
menghadapi musuh-musuh, terutama Yahudi dan Musyrikin, penyusunan barisan,
peraturan berjuma'ah, bahaya musuh dalam selimut (munafiq) dan sebagainya.
Dalam Surat Al-Mujaadalah kita bertemu, terutama sekali satu peraturan buat
menghapuskan adat istiadat buruk di zaman jahiliyah, yaitu maksud
menceraikan isteri dengan menyerupakan punggung isteri itu dengan punggung
ibu sendiri, lalau ditentukan hukuman kaffarah bagi barang siapa yang
melanggar peraturan itu.
Dengan surat Al-Hasyr kita dapat mengetahui bagaimana kaum Yahudi Bani
Nadhiir terpaksa di usir dari Madinah dengan kekerasan karena mereka
melanggar perjanjian dan bagaimana pula kepalsuan orangorang munafiq yang
tadinya berjanji hendak membela mereka, namun setelah nyata orang Yahudi itu
berdiri di tempat yang salah dan kalah, pertolongan yang mereka janjikan
tidak mereka penuhi.
Dengan Surat Al-Mumtahanah kita mendapat pula yang penting sekali tentang
apa yang di zaman sekarang kita namai toleransi, yaitu sikap murah hati dan
lapang dada dengan pemeluk agama lain, terutama ahlulkitab yang bernaung di
bawah perlindungan masyarakat Islam.
Dalam Surat Ash-Shaff kita diajar bagaimana menyusun barisan menghadapi
musuh dan menegakkan jalan Allah agar bersusun bershaf teratur, lantaran
susunan batu-batu tembok yang rapi dalam membangunkan rumah yang kokoh. Dan
dalam surat itu juga kita mendapati ajaran tentang perniagaan yang selalu
beruntung bahkan berlipat ganda untungnya, yaitu berjihad pada jalan Allah.
Disamping itu diterangkan pertalian intisari kebenaran di antara tiga orang
Nabi, yaitu Nabi Musa yang selalu disakiti oleh kaumnya, Nabi Isa yang
mengakui bahwa kedatangannya adalah mengakui Kebenaran Taurat dan memberi
khabar gembira dengan bakal datangnya Nabi bernama AHMAD sesudah dia kelak.
Di ujung Surat Ash-Shaff itu dibayangkan bahawa sebagian dari Bani isra'il
percaya penuh akan ajaran 'Isa dan yang segolongan lagi tidak man menerima.
Surat Al-Jum'at diawali terlebih dahulu dengan menerangkan lsahwa Tuhan
mengutus seseorang Rasul di kalangan orang-orang yang aurtmi. Rasul itu
dibangkitkan di tengalh mereka sendiri, bukan didatangkan dari tempat lain.
Meskipun ummat tadi pada mulanya ummat yang ummi, namun kemudian mereka
telah menjadi tunmat yang berpendidikan tinggi dan hikmat clan disucikan
jiwa mereka meskipun dahulunya mereka adalah ummat yang nyata-nyata dalam
kesesatan. Di surat ini termaktublah perintah mengerjakan sembahyang Jum'at
pada hari jum'at, hari yang memang telah Jum'at atamanya sejak dahulu kala,
sebelurn peraturan sembahyang Jum'at itu datang.
Dalam Surat Al-Munafiquun diterangkanlah sifat-sifat dari orangorang yang
munafiq, yang tidak jujur, yang lain di mulut lain di hati. Dalam surat
AI-Taghaabun diberi peringatan agar orang-orang yang beriman berhati-hati
dengan anak-anak dan harta benda. Sebab anak, keluarga dan harta benda itu,
kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan jadi musuh yang akan menghambat
langkah kita menuju Tuhan.
Surat Ath-Thalaq adalah tuntunan dalam hal menceraikan isteri, supaya dalam
menceraikan isteri itu jangan berlaku serampangan. Meskipun urusan thalaq
ini telah diuraikan juga dalam surat Al-Baqarah, namun df dalam Surat ini
diulangi dan dijelaskan, sambil menuntun agar rumah tangga itu didirikan
atas dasar taqwa.
Kemudian sekali ialah Surat At-Tahriim. Di ujung Surat ini diberikan tiga
buah perbandingan tentang diri kaum perempuan. Diambil jadi perumpamaan
ialah isteri Nabi Nuh dan Nabi Luth, yang keduanya aersuami Nabi-Nabi Allah,
namun karena mereka tidak taat kepada seruan suami mereka, neraka jugalah
yang akan jadi tempat mereka di akherat.
Sedang perumpamaan yang kedua ialah
isteri Fir'aun; karena dia beriman kepada Tuhan, meskipun suaminya adalah
seorang yang mendurhakai Allah, namun dia tetap dalam Iman, hingga dia
selamat dunia akhirat. Adapun perumpamaan ketiga ialah anak gadis suci,
perawan yang mulia, Maryam ibu 'Isa Almasih. Benar-benar dia ditumbuhkan
Tuhan sejak kecilnya dalam hantaran didikan dan asuhan keagamaan sama
sekali, sampai kemudian dia ditunjuk Tuhan untuk jadi menambah keyakinan
bagi seluruh isi alam bahwa Allah itu Maha Kuasa buat melahirkan seorang
Rasul utama dari perawan suci dengan tidak melalui ketentuan yang selalu
berlaku. Yaitu tidak dengan perantaraan Bapa.
Maka banyaklah butir hikmah yang dapat kita ambil dari dalam juzu' ke 28
ini. Sebagaimana telah
diterangkan di atas tadi , surat ini diturunkan di madinah. Namanya
terkadang disebut AI -Mujaadalah; artinya terjadi suatu pembantahan. Sebab
itu nama ini diambil dari kalimat mashdar jaadala, yujaadilu, mujadaalatan
wa jidaalan.
Tetapi terkadang disebut Al-Mujaadilah, artinya ialah perempuan yang
membantah. Sebab asal-usul turunnya ayat ialah karena ada seorang perempuan
yang datang bertanya kepada Rasulullah saw. lalu jawaban dari Rasulullah itu
belum diterimanya dengan puas hati, sampai dia bertanya kembali kepada
Rasulullah seakan-akan dia membantah atau membanding perkataan Nabi saw. Di
dalam naskah-naskah yang umum dalam mushaf-mushaf lebih banyak saya melihat
ditulisAl-Mujaadalah (dengan baris di atas huruf daal) dan hanya sedikit
yang menulis Al-mujaadilah (dengan baris dibawah huruf daal). Maka kalau
kita turuti bacaan Al-Mujaadalah kepada pertukaran fikiran, atau perdebatan
atau bantahan itulah perhatian lebih ditekankan. Tetapi kalau dikatakan
Al-mujaadilah, maka kepada diri perempuan yang membantah itulah maksud lebih
diarahkan.
Surat ini mengandung 22 ayat dan dia adalah surat yang ke 58 dalam susunan
Mushaf 'Ustmani. Diturunkan di madinah.
01
02
03
04 05
06
07
08
Back To MainPage
>>>> |