Tafsir Suroh Al-Furqon ayat 01 - 06         

                                                                   


تَبارَكَ الَّذي نَزَّلَ الْفُرْقانَ عَلى‏ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعالَمينَ نَذيراً
(1) Maka berkatlah Tuhan, yang telah menurunkan al-Furqan kepada hambaNya, untuk memberi peringatan kepada seluruh Alam.


ٱلَّذي لَهُ مُلْكُ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَريكٌ فِي الْمُلْكِ وَ خَلَقَ كُلَّ شَيْ‏ءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْديراً
(2) Tuhan, yang bagiNyalah Kerajaan seluruh langit Jan bumi, dan tidak Dia mengambil anak, dan tidak ada padaNya sekutu dalam KerajaanNya, dan Dialah yang menjadikan segala sesuatu, lalu diukumya menurut ukuran tertentu.


وَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لا يَخْلُقُونَ شَيْئاً وَ هُمْ يُخْلَقُونَ وَلا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ ضَرًّا وَلا نَفْعاً وَلا يَمْلِكُونَ مَوْتاً وَلا حَياةً وَلا نُ
(3) Dan mereka ambil selain dan Dia tuhan-tuhan, yang tidak sanggup menciptakan sesuatu pun, malahan merekalah yang di ciptakan, dan tidak ada kekuasaan mereka terhadap diri mereka sendin untuk mendatangkan bahaya ataupun manfaat, dan tidak mereka dapat rhenguasai maut, tidak pula dapat menguasai hayat dan tidak pula menguasai kebangkitan kembali.


وَ قالَ الَّذينَ كَفَرُوا إِنْ هَذا إِلاَّ إِفْكٌ افْتَراهُ وَ أَعانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ فَقَدْ جاؤُوا ظُلْماً وَ زُورا
(4) Dan berkata orang-orang yang menampik kebenaran itu: ini tidak lain hanyalah kebohongan yang hanya diada-adakan saja , dan dalam hal itu dia dibantu oleh kaum lain. Sesungguhnya orangg-orang ini telah datang dengan sikap yang salah dan sombong.


وَ قالُوا أَساطيرُ الْأَوَّلينَ اكْتَتَبَها فَهِيَ تُمْلى‏ عَلَيْهِ بُكْرَةً وَ أَصيلاً
(5) Dan mereka katakan pula , ini hanyalah dongeng-dongeng purbakala yang dimintanya orang menuliskan, lalu dibacakan kepadanya pagi dan petang .


قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ إِنَّهُ كانَ غَفُوراً رَحيماً
(6) Katakan olehmu Dia (al-Furqan) ini diturunkan langsung oleh Yang Maha Mengetahui rahasia di sekalian langit dan di bumi.Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.


Al-Furqan Sebagai Peringatan

Di ayat yang pertama ditegaskan oleh Tuhan betapa besar berkat yang dilimpahkan kurniaNya kepada perikemanusiaan seluruhnya oleh karena telah diturunkan al-Furqan kepada hambaNya , yaitu Nabi Muhammad saw

Supaya hamba kekasih itu menyampaikannya pula sebagai peringatan kepada seluruh alam. Di dalam ayat ini dijelaskan oleh Tuhan bahwa hambaNya yang dikasihiNya itu tidaklah bertindak atas kehendak sendiri menyebarkan peringatan kepada isi alam. Dia hanya semata-mata pelaksana yang diperintah dan dititahkan Tuhan buat menyampaikan.

Hamba yang terpilih itu membawa perintah, yaitu al-Furqan, nama yang lain daripada al-Quran. Jika al-Quran berarti bacaan, al-Furqan berarti pembeda pemisah. Artinya, apabila orang telah menerima al-Furqan itu memahamkan dan mengamalkan, niscaya dapatlah dia membedakan di antara yang baik dengan yang batil, yang salah dengan yang benar. Al-Quran bukan semata di - dengar, tetapi dibaca dan difahamkan, dimasukkan ke dalam hati. Apabila dia telah lekat di dalam hati, dia akan meninggalkan kesan, yaitu cahaya (nur) petunjuk, sehingga dia tidak perlu kepada petunjuk lain lagi.

Saiyidina Umar bin Khathab setelah memeluk agama Islam dan memahami isi al-Quran, dapatlah dia membedakan yang benar dengan yang salah, yang hak dengan yang batil, sehingga berkali-kali telah terjadi, dia memberikan pertimbangan kepada Rasulullah dalam beberapa perkara, yang kemudian pendapatnya itu sesuai dengan wahyu yang turun. Oleh sebab itu dia diberi 0leh Nabi s.a.w. gelar “al-Faruq" adalah lanjutan daripada “al-Furqan”, sama rumpun artinya, yaitu kesanggupan membedakan buruk dan baiknya sesuatu.

Tegasnya, moga-moga dengan berpedoman kepada “al-Furqan" seseorang akan dapat mencapai "al-Faruq". -Apatah lagi yang membawa al-Furqan itu ialah ‘Abdihi, HambaNya sendiri. Segala kita makhluk ini pada hakikatnya ialah hamba Tuhan, tidak ada yang terlepas.

Tetapi ada orang yang sadar akan perhambaannya dan ada pula yang tidak sadar. Orang yang sadar bahwa dirinya itu adalah hamba dari llahi, sanggup memikul perintah berat dipikul, ringan dijinjing. Ditempuhnya segala kesulitan dan diatasinya segala rintangan karena mengharap ridha daripada Tuhan tempat dia memperhambakan din itu. Orang-orang yang seperti inilah yang diberi kehormatan 0leh Tuhan, lalu dipanggilkan dianya “HambaKu".

Apabila kita perhatikan dengan seksama, tidaklah selalu Tuhan memanggilkan utusanNya itu dengan panggilan ‘Abdun (hamba). Gelar itu hanya dipanggilkan sekali-sekali, yaitu di saat memikul tugas yang berat dan panting.

Apabila kita baca dengan seksama dan mendalam, maka dalam kata ‘abdun itu tersimpan perlindungan dan jaminan Tuhan atas RasulNya, Isra’ dan Mi‘raj ke alam Malaikat, menjemput syariat sembahyang, panggilan ‘Abdihi itulah yang diberikan kepada- nya. Dan apabila disebutkan tugasnya sebagai pembawa titah dan wahyu, sebagai tersebut di surat yang kita bicarakan sekarang, atau sebagai disebutkan dalam Surat al-Kahfi ayat 1, bahwa dia membawa Kitab (al-Quran) yang isinya tidak berbelit-belit, juga disebut panggilan sebagai “‘Abdun".

Dengan kata itu dia mendapat kehormatan tertinggi.Satu jiwa yang besar tidaklah mau tunduk kepada siapa pun di dalam alam ini.Sebab segala isi alam ini hanyalah makhluk sebagai kita juga. Jiwa ini hanya menghambakan dirinya kepada pencipta alam, kepada Khaliq bukan kepada makhluk.

Hanya jiwa yang demikian yang tahan dan sanggup memikul tugas , betapa pun beratnya, Hanya jiwa yang semacam inilah yang sanggup berdiri sembahyang tengah malam (tahajjud) sehingga sampai gatal dan semutan kakinya saking lama berdiri.

Dialah Rasulullah, ikutan kita.

Di dalam ayat ini juga sudah ditegaskan kewajiban Rasul itu. Rasul yang dipanggilkan “'Abdun" dan bangga dengan panggilan itu. Tugasnya ialah membawa wahyu dan memberi peringatan (nadzira). Wahyu yang bemama “al-Furqan"; Lil 'Alamina, kepada seluruh alam. Bukan hanya terbatas kepada suku Quraisy tetapi untuk sekalian suku. Bukan hanya terbatas untuk bangsa Arab, tetapi untuk sekalian bangsa dan bukan terikat pada suatu zaman tetapi buat seluruh zaman.

Setengah ahli tafsir berpendapat bahwasanya ‘Alamin itu meliputi akan seluruh alam ini, bukan manusia saja tetapi buat seluruh yang bemyawa. Dan bukan di bumi saja, bahkan meliputi seluruh langit dan bumi. Tetapi setengah penafsir yang menyatakan lagi bahwasanya yang dimaksud dengan 'Alamin ialah sekalian manusia saja.

Dan setengahnya lagi mengambil jalan tengah, lalu berkata bahwa yang dimaksud dengan Alamin ialah ats-tsaqaIaini, yaitu manusia dan jin. Bau-bau yang ditinggalkan oleh penafsir lama itu tidaklah perlu kita masukkan lagi ke dalam suasana sekarang. Yang terang ialah bahwa ketukan wahyu ialah atas akal dan budi, atas jalan fikiran dan pandangan hidup.

Meskipun berbeda bahasa yang dipakai manusia karena perbedaan iklim dan ruang atau masa, namun seluruhnya makhluk yang berakal selalu mencari kebenaran, selalu menginginkan yang baik dan tidak menyukai yang buruk.

Keinginan kepada kebenaran itulah yang diberi tuntunan dengan "al-Furqan". Dan meskipun makhluk Allah yang lain tidak menerima khithab (seruan) syariat, namun segala makhluk dapat dipergunakan oleh manusia di dalam daya hidupnya. Gunung didaki manusia mencari rahasianya, laut diseberangi mencari simpanannya, bahkan binatang dan burung-burung, tanam-tanaman dan kayu di hutan pun dipegang oleh tangan manusia dan dipergunakan.

Kalau jiwa manusia tidak dapat membedakan di antara yang baik dengan yang buruk, maka segala barang yang terpegang oleh tangannya akan terancam kebinasaan tidak membawa rahmat dan tidak membawa berkat. Oleh sebab itu jika yang dituju dengan ‘AIamin ialah manusia, maka perbaikan jiwa manusia itu akan berpcngaruh juga kepada alam lain di sekelilingnya.

Di ujung ayat ini diterangkan tugas itu dalam satu kata, yaitu nadziran memberi peringatan atas bahaya-bahaya yang akan menimpa jika kehendak Tuhan dilanggar. Kata nadziran bertimbalan dengan kata basyiran, memberi khabar kesukaan dan kegembiraan bagi orang yang patuh menuruti perintah Tuhan dan menghentikan larangannya. Maka nadziran itulah yang cocok dan tertonjol di sini, karena yang dihadapi ummat manusia yang lengah dan Ialai karena dipesona oleh kehendak-kehendak yang rendah, tersebab kegelapan fikiran (zhulm) dan kepalsuan (zur).


Kerajaan Tuhan

Di ayat 2 diterangkan kekuasaan dan kebesaran Tuhan Allah yang menurunkan al-Furqan dan mengutus hambaNya itu kepada seluruh alam. Dia adalah Tuhan yang menguasai seluruh langit dan bumi. Penguasa dari sekalian Penguasa Raja dari sekalian Raja, menaikkan dan menurunkan, memuliakan dan menghinakan.

KekuasaanNya adalah mutlak dan kekal. Alamat kekuasaan itu terasa apabila ilmu kita bertambah. Dengan ilmu pengetahuan alam dapatlah kita sedikit demi sedikit melihat kekuasaan yang mutlak itu.

Perjalanan matahari yang teratur detlk demi detik, persamaan terbit dan terbenamnya pada persamaan tanggal dan bulannya, sehingga satu detik pun tidak ada selisih, adalah bukti nyata dari kekuasaiannya. Dan apabila kita menambah ilmu pengetahuan kita tentang llmu Alam, llmu Bumi, llmu Tumbuh-tumbuhan dan sekalian cabang ilmu yang lain, bertambah nyatalah kekuasaan yang mutlak itu sehingga kian manusia dapat mengetahui suatu cabang ilmu, kian insaflah dia bahwa yang di-ketahuinya ini adalah perkara yang telah ada sejak berjuta tahun.

llmu pengetahuan manusia bukanlah menambah peraturan yang baru pada peraturan yang telah ada, melainkan hanya semata-mata telah mengetahui perkara yang tadinya belum diketahui.

Yang kedua, DIA tidak memungut anak, atau sebagai ditegaskan lagi dalam Surat al-lkhlas, tidak Dia beranak dan tidak Dia diperanakkan.Beranak dan berketurunan adalah suatu peraturan Tuhan di dalam alam supaya yang bemyawa itu sambung menyambung hidup. Orang seorang pasti mati apabila badan jasmani tidak kuat lagi menanting badan nafsani. Ayah me-
rindukan mendapat anak untuk menyambung hidupnya.

Bagaimana Tuhan Allah akan memerlukan sambungan kehidupan, padahal Dia hidup terus?
Dia tidak pemah lemah, sehingga mengharapkan bantuan ?
Kalau dalam satu ayat Tuhan menyatakan dirinya "Lam yalid”, tidak beranak karena Tuhan yang senantiasa Hidup tidak memerlukan adanya keturunan, maka dalam ayat ini disebut "Lam yat takhidz waladan", tidak memungut anak, tidak mengambil anak, atau cara sekarang ini tidak “mengambil anak pungut".

Tegas dalam ayat ini dinyatakan pendirian Islam, pcndirian yang disampaikan oleh Utusan Tuhan itu kepada seluruh alam. Suatu faham yang mengatakan Tuhan beranak atau Tuhan mengambil anak pungut, tidaklah dapat diterima oleh fikiran yang sihat. Yang ada hanyalah Tuhan Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan Kudrat lradatNya.

Nabi lsa yang dilahirkan tidak melalui jalan biasa, yaitu dengan perantaraan ayah, bukanlah anak Tuhan atau anak pungut Tuhan, sebagaimana Nabi Adam yang lahir di luar keayahan dan keibuan bukan anak Tuhan atau anak pungut Tuhan. lsa a.s. dan Adam a.s. adalah makhluk (dijadikan) sebagai yang lain pun makhluk.

Dan Dia pun tidak berserikat dan bersekutu dengan yang lain dalam kekuasaanNya yang mutlak itu. Persekutuan adalah alamat kelemahan. Persekutuan adalah gabungan dan beberapa kekuasaan, dan kekuasaan yang digabungkan sama-sama tidak penuh kekuasaan.

Kalau ada Tuhan sendiri yang menguasai langit dan ada Tuhan sendiri yang menguasai bumi, maka jelaslah Tuhan langit tidak sampai kekuasaannya ke bumi, dan Tuhan bumi tidak sampai kekuasaannya ke langit. Dan kalau mereka telah bersekutu, persekutuan adalah hasil dari kompromi, yakni sama-sama berjanji tidak akan mencampuri kekuasaan, dalam hal kedua-duanya sama-sama tidak puas dengan kekuasaan yang ada. Kalau dalam pemerintahan yang didirikan oleh manusia, temyata tidak lancamya (stabil) kalau ada kekuasaan, atau negara lain dalam negara, maka dalam kekuasaan seluruh alam tidak masuk di akal adanya dua kekuasaan.

Kalau di ujung dijelaskan lagi bagaimana Tuhan melaksanakan kekuasaanNya itu. Yaitu bahwa segala sesuatu diatur dan dihinggakan dcngan ukuran-ukuran dan peraturan-peraturan yang tertentu dan tetap yang sedikitnya tidak boleh berubah.

Dan apabila berubah sedikit saja pun, kehancuranlah yang akan menimpa, "runtuh sebuah, berkucaian semua".
A. Cressy Morison menulis dalam bukunya; “ Man Does Not Stand Alone " (Manusia tidak tegak sendiri).* Demikianlah di antara lain.

“Demikian banyaknya syarat-syarat yang diperlukan bagi keperluan hidup di bumi kita ini, sehingga secara Ilmu Pasti adalah tidak mungkin bahwa semua syarat itu pada suatu waktu dapat terwujud secara kebetulan saja pada tiap-tiap bumi dalam hubungan yang layak .

Oleh sebab itu mestilah ada suatu arah yang diperhitungkan di dalam alam ini. Andaikan hal ini benar, maka tentulah harus ada maksudnya;” Katanya selanjutnya: “Beberapa ahli falak menerangkan kepada kita bahwa kemungkinan dua buah bintang akan saling melewati dengan jarak yang demikian dekatnya, sehingga membangkitkan air pasang yang dahsyat
serta menimbulkan malapetaka, adalah dalam deret jutaan, sedangkan kemungkinan terjadinya suatu tubrukan adalah demikian kecilnya sehingga berada di luar perhitungan.

Namun salah satu teon-teori llmu Bintang mengatakan bahwa pada suatu ketika katakanlah duaribu juta tahun yang Iampau, sebuah bintang pemah bersilangan dengan matahari demikian dekatnya, sehingga menimbulkan air pasang yang hebat, sedangkan benda-benda berpelantingan ke ruang angkasa yang kita kenal sebagai planet, bagi kita alangkah besamya, akan tetapi di dalam dunia perbintangan tidak berarti. Di antara benda-benda yang berpelantingan ke luar tadi terdapat segumpal kosmos yang kemudian menjadi apa yang kita namakan bumi. Dalam dunia perbintangan ia tiada seberapa penting, sungguhpun begitu sepanjang pengetahuan kita dapat ditunjukkan sebagai yang terpenting.

Kita haus mendugakan bahwa bumi kita ini terdiri dan beberapa unsur yang terdapat pada matahari akan tetapi yang tidak ada di lain-lain tempat unsur-unsur ini berada di bumi dalam perbandingan prosentase terutama yang sepanjang mengenai permukaan bumi telah ditentukan dengan kepastian yang memuaskan. Ukuran besar bumi sekarang telah berkurang menjadi ukuran luas yang sangat permanen, sedangkan massanya sudah dipastikan orang.

Kecepatan mengelilingi matahari sangat tetap. Putaran pada sumbunya telah dipastikan orang dengan demikian cermatnya, sehingga perubahan sebanyak satu detik dalam satu abad akan berakibat perhitungan ahli-ahli falak akan menjadi kacau-balau. Bumi disertai oleh sebuah satelit yang kita kenal sebagai bulan, yang gerak-geraknya telah pula dapat ditetapkan orang, dan urutan perubahan-perubahannya berulang kembali dalam 18 tahun.

Sekiranya ukuran bumi ini lebih besar atau andaikata kecepatannya berlainan, maka letaknya akan jauh atau lebih dekat dengan matahari, dan keadaan yang sangat berlainan ini sangat berpengaruh atas segala macam hidup, termasuk ummat
manusia.

Demikian dalamnya pengaruh ini, sehingga keadaan bumi dalam salah satu dari kedua hal yang disebut tadi cukup berlainan dan yang sekarang , tidak akan mungkin ada hidup seperti yang kita kenal sekarang. Di antara semua planet sepanjang pengetahuan kita, bumi adalah satu-satunya yang memungkinkan adanya hidup, yang disebabkan oleh hubungannya dengan matahari .

Kemudian itu beliau mengemukakan pula hasil-hasil ilmiah yang menyatakan bahwa pada bintang-bintang seumpama Mercury atau Mars, ataupun bintang-bintang yang lain tidak mungkin terdapat kehidupan, kemudian beliau menyatakan pula tentang bumi.

"Bumi berputar pada sumbunya dalam waktu duapuluh jam, atau dengan kecepatan kira-kira seribu mil sejam. Misalnya ia berputar dengan kecepatan seratus mil sejam. Mengapa tidak boleh jadi ? Maka dengan demikian hari-hari siang dan malam hari akan berlangsung sepuluh kali lebih lama daripada sekarang. Pancaran panas matahari selama musim kemarau akan membakar segala tumbuh-tumbuhan selama hari siang yang lama itu, sedangkan pada malam hari, dalam keadaan yang demikian itu, setiap tunas akan membeku.

Matahari yang merupakan sumber segala kehidupan, pada permulaannya mempunyai derajat panas tertinggi 12,000 derajat Fahrenheit, dan jauh letak bumi kita ini dan matahari itu adalah demikian rupa , sehingga “api abadi” itu menjadi cukup untuk sekedar memanaskan kita dan tidaklah terlampau panas.

Derajat panas ini sungguh mengagumkan, dan selama jutaan tahun perubahan perubahan adalah demikian kecilnya, kita kenal ini dapat berlangsung terus. Sekiranya derajat panas di bumi ini rata-rata berubah sebanyak lima puluh derajat dalam satu tahun, maka segala macam tumbuh-tumbuhan akan mati, hangus atau menjadi beku, demikian juga manusia.

Bumi beredar mengelilingi matahari dengan kecepatan delapan belas mil tiap detik. Andai kata kecepatan edaran ini berlainan, katakanlah enampuluh atau empatpuluh mil satu detik, jarak antara bumi dengan matahari akan terlampau jauh atau terlampau dekat bagi kehidupan kita untuk berlangsung terus.

Tentang sempitnya daerah dan ruang untuk hidup beliau berkata: "Jarang sekali kita sadari bahwa segala hidup adalah terbatas pada ruang di antara salju-salju di puncak-puncak gunung dengan panas perut bumi. Dibandingkan dengan garis tengah bumi, maka kesempitan daerah tadi adalah setipis setengah halaman dari sebuah buku yang mempunyai 1,000 halaman. Sejarah semua makhluk hanya tertulis di atas permukaan setipis kertas itu.

Seandainya segala udara yang akan menjadi cair, ia akan menggenangi bumi sedalam tiga puluh lima kaki atau sebagian dari enamratus ribu dari jarak ke pusat bumi, suatu penyesuaian yang tepat.

Tentang bulan beliau berkata :
“Jauh letak bulan adalah 240,000 mil, dan pasang naik dan pasang surut air yang terjadi dua kali sehari adalah merupakan ingatan yang halus bahwa bulan itu ada. Di beberapa tempat air pasang di samudera sampai mencapai tinggi enampuluh kaki, bahkan kulit bumi dua kali mclengkung keluar sebanyak beberapa inci yang disebabkan oleh tarikan bulan.

Segala keadaan nampaknya biasa saja, demikian rupa sehingga sedikit pun kita tidak merasakan kekuatan dahsyat yang mengangkat seluruh daerah samudera sampai beberapa kali tingginya serta melengkungkan bumi, yang kelihatannya begitu
kokoh. Mars mempunyai bulan kecil hanya enam ribu mil jauhnya daripadanya.

Sekiranya bulan kita itu, misalnya tidak sejauh sekarang, akan tetapi hanya lima ribu mil saja, maka air pasang akan demikian hebatnya, sehingga segala tanah-tanah rendah yang terdapat di semua benua akan digenangi air bah yang demikian dahsyat sehingga gunung-gunung pun akan segera dihanyutkan, dan barangkali tidak akan ada benua yang akan timbul dari dasar yang dalam itu cukup cepat untuk kembali pada keadaan seperti sekarang.

Bumi akan pecah remuk dalam bencana malapetaka ini dan arus-arus udara tiap hari akan menimbulkan angin taufan.
Seandainya semua benua terhapus 0leh air, maka dalam air di seluruh bumi ini akan rata·rata satu setengah mil dan tak mungkin akan ada hidup lagi.

Kecuali di dasar samudera yang tak terduga berapa dalamnya, yang di sana makhluk dapat mancari makanannya séndiri, sampai dia lenyap pula. llmu pengetahuan kelihatannya menyokong teori yang mengatakan bahwa keadaan ini memang pemah terjadi pada zaman kacau-balau purbakala, sebelum bumi menjadi padat.

Menurut hukum-hukum yang diakui, air-air pasang tadilah yang telah mendorong bulan makin lama makin jauh letaknya dan sementara itu pun memperlambat kecepatan edaran bumi, sehingga hari-hari yang dahulu lamanya enam jam, sekarang telah menjadi 24 jam.

Dengan demikian bulan yang baik budi itu sekarang telah menjadi kesenangan bagi mereka yang sedang berkasih-kasihan dan mempunyai daya harapan akan tetap tinggal dalam keadaan begitu selama ribuan jutaan tahun. Ahli-ahli falakiyah juga percaya bahwa jauh di masa hadapan berdasarkan dalil-dalil falak, bulan akhimya akan kembali kebumi, dan akan meletus apabila sudah cukup mendekati dunia dan menghiasi bumi kita yang mati itu dengan cincin-cincin seperti keadaannya semula dengan Satumus!”

Akhirnya sarjana Morison berkata: “Dari kekacauan percampuran unsur-unsur yang terlepas dari matahari yang berderajat duabelas ribu hawa panasnya , dan dilontarkan ke ruang angkasa yang luas dengan kecepatan seberapa saja yang dapat kita khayalkan, timbullah sistem matahari kita ini.Dari kekacauan timbullah keadaan yang teratur, demikian baiknya, sehingga tempat yang akan dihiasi oleh tiap-tiap bagian .pada setiap waktu dapat dirasakan sampai kepada satu detik . Keseimbangan keadaanini adalah demikian sempumanya, sehingga tidak berubah-ubah dalam waktu seribu juta tahun dan tetap demikian sampai hari kemudian.

Dan semuanya itu dikendalikan oleh hukum. Dengan hukum ini pula maka keadaan teratur ini sebagaimana yang kita lihat pada sistem matahari, di tempat lain berulang kembali .." Sekian kita salin tinjauan A. Cressy Morison.

Bacalah buku ini dengan seksama sampai tamat, niscaya akan anda Iihat dan rasakan bahwa segala sesuatu yang amat teratur, tersusun dan seimbang didalam alam ini tidaklah mungkin terjadi sendirinya dan manusia pun tidaklah sunyi sepi hidup dalam alam ini:

Benar-benarlah Tuhan .(Menjadikan segala sesuatu, lalu diukumya menurut ukuran tertentu).

Apabila kita turuti tuntunan Islam di dalam kehidupan moden ini, lalu kita tuntut ilmu pengetahuan alam dengan seksama akan lebih mengertilah kita apa yang dimaksud dengan kalimat “ Takdir ’ ? , yang akan jauh lebih maju artinya dalam tanggungan kita, daripada faham kita yanglama-lama.

Dan setelah kita baca dan kita rasakan isi ayat yang kedua itu , dapatlah jiwa kita mengerti maksud ayat ketiga selanjutnya:

"Dan mereka ambil selain DIA (Allah) menjadi tuhan-tuhanan, yang tidak sanggup menciptakan suatu pun, malahan merekalah yang diciptakan dan tidak ada kekuasaan mereka terhadap diri mereka sendiri untuk mendatangkan bahaya ataupun manfaat , dan tidaklah mereka itu menguasai maut , tidak pula menguasai hayat dan tidak pula menguasai hari kebangkitan kembali."

Apabila kita renungkan alam dengan pengetahuannya yang luas , sebagai sejemput kecil telah dibayangkan oleh Morison tadi, berfikirlah kita: Segala isi cakrawala, bulan, bumi, bintang-bintang Satumus dan Venus, Mars dan Jupiter dan berjuta bintang yang lain, semuanya diatur menurut suatu HUKUM yang telah ditentukan (ajalin musamman), tidak boleh keluar dari garis itu walaupun sedetik, sehingga semuanya tidak ada yang berkuasa atas dirinya; Maka betapa lagi makhluk yang lain,

Baik manusia sendiri yang jaminannya untuk hidup hanya pada setengah halaman dari buku tebal 1,000 halaman ? Ataupun makhluk yang lain ? , Alangkah bodoh manusia yang menuhankan sesuatu yang selain Allah ! Berhala yang mereka sembah tidak dapat menjadikan sesuatu pun tidak dapat menciptakan dirinya sendiri! Berhala itu hanya ciptaan belaka dari manusia , dan manusia adalah ciptaan Tuhan, dalam daerah terbatas di bumi yang sempit.

Di ayat keempat dan kelima dikatakan bahwa orang-orang yang kafir , yang menampik kebenaran dengan serta-merta telah menolak seruan kebenaran yang dibawa oleh Nabi. Mereka dakwakan bahwasanya segala yang diserukan oleh Rasul Allah itu hanya kata bohong yang dibuat-buat belaka , dan dalam kebohongan itu dia dibantu oleh suatu kaum dari tukang-tukang dongeng , dikumpulnya dongeng itu lalu dihafalkannya. Dan dongeng itulah yang diulang-ulangkan pagi dan petang.

Di ujung ayat keempat dinyatakan bahwa orang yang pada sikap pertama (a priori) telah bersikap menampik kebenaran (kafir), selalu memilih jalan gelap (zhulm) untuk mempertahankan keingkarannya. Dia tak mau mengerti , dia tidak dapat diajak berunding. Dirinya didindingnya dengan kepalsuan (zhur).

Sebab itulah maka agama Islam selalu menghasung ummat manusia supaya mempergunakan otak berfikir dan menyelidik. Agama lslam menyuruh dan menggalakkan setiap orang menuntut ilmu pengetahuan.

Karena hanya orang yang berilmu jualah yang dapat terbebas daripada zhulm (kegelapan sikap) dan zhur (kepalsuan).
Sesudah itu datanglah ayat yang keenam dengan secara lemah-|embut :

“Katakanlah olehmu, hai utusanKu , bahwasanya yang menurunkan segala wahyu yang Furqan ini ialah Allah. Yaitu Tuhan Yang Maha Mengetahui akan segala rahasia yang terkandung di seluruh langit dan di bumi pun. Dan Allah Yang Maha Mengetahui akan segala rahasia langit dan bumi itu adalah mempunyai ayat Pemberi Ampun dan Penyayang atau Pemurah."

Sikapmu yang penuh dengan kegelapan dan kepalsuan, lain tidak hanyalah karena semata hatimu belum terbuka.
Kalau mata hati telah terbuka , engkau hanyalah semata makhluk kecil saja, yang hidup di bawah kasihan Tuhan. Kalau kamu telah menginsafi ini, dan kamu pun surut ke dalam garis , kebenaran, maka segala dosa keingkaranmu selama ini akan diampuni. Tuhan amat kasihan melihat kamu meraba-raba di dalam gelap-gulita hidup , tidak melihat cahaya terang.

Kebenaran itu ada, tetapi dia masih tersembunyi di dalam sekali , tertimbun oleh kebebalan dan kelengahanmu, sehingga engkau hidup dalam serba kegelapan , walaupun matahari ada , dan kepalsuan walaupun sepuhan warna emas tidak dapat menyembunyikan tembaga atau emas lancung. Terimalah seruan Nabi ini, niscaya hatimu akan dipenuhi oleh terang, sehingga kamu , akan dapat membedakan yang buruk dcngan yang baik, yang baik dengan yang hak.

Karena untuk inilah dia diturunkan, yaitu untuk "Furqan“ membedakan yang terang dengan yang gelap ....


 NEXT     00    01     02      03                                                  Back To MainPage       >>>>