تَبارَكَ الَّذي نَزَّلَ الْفُرْقانَ عَلى
عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعالَمينَ نَذيراً
(1) Maka berkatlah Tuhan, yang telah
menurunkan al-Furqan kepada hambaNya, untuk memberi peringatan kepada
seluruh Alam.
ٱلَّذي لَهُ مُلْكُ السَّماواتِ وَ
الْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَريكٌ فِي الْمُلْكِ
وَ خَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْديراً
(2) Tuhan, yang bagiNyalah Kerajaan seluruh langit
Jan bumi, dan tidak Dia mengambil anak, dan tidak ada padaNya sekutu dalam
KerajaanNya, dan Dialah yang menjadikan segala sesuatu, lalu diukumya
menurut ukuran tertentu.
وَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لا
يَخْلُقُونَ شَيْئاً وَ هُمْ يُخْلَقُونَ وَلا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ
ضَرًّا وَلا نَفْعاً وَلا يَمْلِكُونَ مَوْتاً وَلا حَياةً وَلا نُ
(3) Dan mereka ambil selain dan Dia
tuhan-tuhan, yang tidak sanggup menciptakan sesuatu pun, malahan merekalah
yang di ciptakan, dan tidak ada kekuasaan mereka terhadap diri mereka sendin
untuk mendatangkan bahaya ataupun manfaat, dan tidak mereka dapat rhenguasai
maut, tidak pula dapat menguasai hayat dan tidak pula menguasai kebangkitan
kembali.
وَ قالَ الَّذينَ كَفَرُوا إِنْ هَذا إِلاَّ
إِفْكٌ افْتَراهُ وَ أَعانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ فَقَدْ جاؤُوا ظُلْماً
وَ زُورا
(4) Dan berkata orang-orang yang menampik kebenaran
itu: ini tidak lain hanyalah kebohongan yang hanya diada-adakan saja , dan
dalam hal itu dia dibantu oleh kaum lain. Sesungguhnya orangg-orang ini
telah datang dengan sikap yang salah dan sombong.
وَ قالُوا أَساطيرُ الْأَوَّلينَ
اكْتَتَبَها فَهِيَ تُمْلى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَ أَصيلاً
(5)
Dan mereka katakan pula , ini hanyalah
dongeng-dongeng purbakala yang dimintanya orang menuliskan, lalu dibacakan
kepadanya pagi dan petang .
قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذي يَعْلَمُ السِّرَّ
فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ إِنَّهُ كانَ غَفُوراً رَحيماً
(6) Katakan olehmu Dia (al-Furqan) ini
diturunkan langsung oleh Yang Maha Mengetahui rahasia di sekalian langit dan
di bumi.Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Al-Furqan Sebagai Peringatan
Di ayat yang pertama ditegaskan oleh Tuhan betapa besar
berkat yang dilimpahkan kurniaNya kepada perikemanusiaan seluruhnya oleh
karena telah diturunkan al-Furqan kepada hambaNya , yaitu Nabi Muhammad saw
Supaya hamba kekasih itu menyampaikannya pula sebagai peringatan kepada
seluruh alam. Di dalam ayat ini dijelaskan oleh Tuhan bahwa hambaNya yang
dikasihiNya itu tidaklah bertindak atas kehendak sendiri menyebarkan
peringatan kepada isi alam. Dia hanya semata-mata pelaksana yang diperintah
dan dititahkan Tuhan buat menyampaikan.
Hamba yang terpilih itu membawa perintah, yaitu al-Furqan, nama yang lain
daripada al-Quran. Jika al-Quran berarti bacaan, al-Furqan berarti pembeda
pemisah. Artinya, apabila orang telah menerima al-Furqan itu memahamkan dan
mengamalkan, niscaya dapatlah dia membedakan di antara yang baik dengan yang
batil, yang salah dengan yang benar. Al-Quran bukan semata di - dengar,
tetapi dibaca dan difahamkan, dimasukkan ke dalam hati. Apabila dia telah
lekat di dalam hati, dia akan meninggalkan kesan, yaitu cahaya (nur)
petunjuk, sehingga dia tidak perlu kepada petunjuk lain lagi.
Saiyidina Umar bin Khathab setelah memeluk agama Islam dan memahami isi
al-Quran, dapatlah dia membedakan yang benar dengan yang salah, yang hak
dengan yang batil, sehingga berkali-kali telah terjadi, dia memberikan
pertimbangan kepada Rasulullah dalam beberapa perkara, yang kemudian
pendapatnya itu sesuai dengan wahyu yang turun. Oleh sebab itu dia diberi
0leh Nabi s.a.w. gelar “al-Faruq" adalah lanjutan daripada “al-Furqan”, sama
rumpun artinya, yaitu kesanggupan membedakan buruk dan baiknya sesuatu.
Tegasnya, moga-moga dengan berpedoman kepada “al-Furqan" seseorang akan
dapat mencapai "al-Faruq". -Apatah lagi yang membawa al-Furqan itu ialah
‘Abdihi, HambaNya sendiri. Segala kita makhluk ini pada hakikatnya ialah
hamba Tuhan, tidak ada yang terlepas.
Tetapi ada orang yang sadar akan perhambaannya dan ada pula yang tidak
sadar. Orang yang sadar bahwa dirinya itu adalah hamba dari llahi, sanggup
memikul perintah berat dipikul, ringan dijinjing. Ditempuhnya segala
kesulitan dan diatasinya segala rintangan karena mengharap ridha daripada
Tuhan tempat dia memperhambakan din itu. Orang-orang yang seperti inilah
yang diberi kehormatan 0leh Tuhan, lalu dipanggilkan dianya “HambaKu".
Apabila kita perhatikan dengan seksama, tidaklah selalu Tuhan memanggilkan
utusanNya itu dengan panggilan ‘Abdun (hamba). Gelar itu hanya dipanggilkan
sekali-sekali, yaitu di saat memikul tugas yang berat dan panting.
Apabila kita baca dengan seksama dan mendalam, maka dalam kata ‘abdun itu
tersimpan perlindungan dan jaminan Tuhan atas RasulNya, Isra’ dan Mi‘raj ke
alam Malaikat, menjemput syariat sembahyang, panggilan ‘Abdihi itulah yang
diberikan kepada- nya. Dan apabila disebutkan tugasnya sebagai pembawa titah
dan wahyu, sebagai tersebut di surat yang kita bicarakan sekarang, atau
sebagai disebutkan dalam Surat al-Kahfi ayat 1, bahwa dia membawa Kitab
(al-Quran) yang isinya tidak berbelit-belit, juga disebut panggilan sebagai
“‘Abdun".
Dengan kata itu dia mendapat kehormatan tertinggi.Satu jiwa yang besar
tidaklah mau tunduk kepada siapa pun di dalam alam ini.Sebab segala isi alam
ini hanyalah makhluk sebagai kita juga. Jiwa ini hanya menghambakan dirinya
kepada pencipta alam, kepada Khaliq bukan kepada makhluk.
Hanya jiwa yang demikian yang tahan dan sanggup memikul tugas , betapa pun
beratnya, Hanya jiwa yang semacam inilah yang sanggup berdiri sembahyang
tengah malam (tahajjud) sehingga sampai gatal dan semutan kakinya saking
lama berdiri.
Dialah Rasulullah, ikutan kita.
Di dalam ayat ini juga sudah ditegaskan kewajiban Rasul itu. Rasul yang
dipanggilkan “'Abdun" dan bangga dengan panggilan itu. Tugasnya ialah
membawa wahyu dan memberi peringatan (nadzira). Wahyu yang bemama
“al-Furqan"; Lil 'Alamina, kepada seluruh alam. Bukan hanya terbatas kepada
suku Quraisy tetapi untuk sekalian suku. Bukan hanya terbatas untuk bangsa
Arab, tetapi untuk sekalian bangsa dan bukan terikat pada suatu zaman tetapi
buat seluruh zaman.
Setengah ahli tafsir berpendapat bahwasanya ‘Alamin itu meliputi akan
seluruh alam ini, bukan manusia saja tetapi buat seluruh yang bemyawa. Dan
bukan di bumi saja, bahkan meliputi seluruh langit dan bumi. Tetapi setengah
penafsir yang menyatakan lagi bahwasanya yang dimaksud dengan 'Alamin ialah
sekalian manusia saja.
Dan setengahnya lagi mengambil jalan tengah, lalu berkata bahwa yang
dimaksud dengan Alamin ialah ats-tsaqaIaini, yaitu manusia dan jin. Bau-bau
yang ditinggalkan oleh penafsir lama itu tidaklah perlu kita masukkan lagi
ke dalam suasana sekarang. Yang terang ialah bahwa ketukan wahyu ialah atas
akal dan budi, atas jalan fikiran dan pandangan hidup.
Meskipun berbeda bahasa yang dipakai manusia karena perbedaan iklim dan
ruang atau masa, namun seluruhnya makhluk yang berakal selalu mencari
kebenaran, selalu menginginkan yang baik dan tidak menyukai yang buruk.
Keinginan kepada kebenaran itulah yang diberi tuntunan dengan "al-Furqan".
Dan meskipun makhluk Allah yang lain tidak menerima khithab (seruan)
syariat, namun segala makhluk dapat dipergunakan oleh manusia di dalam daya
hidupnya. Gunung didaki manusia mencari rahasianya, laut diseberangi mencari
simpanannya, bahkan binatang dan burung-burung, tanam-tanaman dan kayu di
hutan pun dipegang oleh tangan manusia dan dipergunakan.
Kalau jiwa manusia tidak dapat membedakan di antara yang baik dengan yang
buruk, maka segala barang yang terpegang oleh tangannya akan terancam
kebinasaan tidak membawa rahmat dan tidak membawa berkat. Oleh sebab itu
jika yang dituju dengan ‘AIamin ialah manusia, maka perbaikan jiwa manusia
itu akan berpcngaruh juga kepada alam lain di sekelilingnya.
Di ujung ayat ini diterangkan tugas itu dalam satu kata, yaitu nadziran
memberi peringatan atas bahaya-bahaya yang akan menimpa jika kehendak Tuhan
dilanggar. Kata nadziran bertimbalan dengan kata basyiran, memberi khabar
kesukaan dan kegembiraan bagi orang yang patuh menuruti perintah Tuhan dan
menghentikan larangannya. Maka nadziran itulah yang cocok dan tertonjol di
sini, karena yang dihadapi ummat manusia yang lengah dan Ialai karena
dipesona oleh kehendak-kehendak yang rendah, tersebab kegelapan fikiran
(zhulm) dan kepalsuan (zur).
Kerajaan Tuhan
Di ayat 2 diterangkan kekuasaan dan kebesaran Tuhan Allah
yang menurunkan al-Furqan dan mengutus hambaNya itu kepada seluruh alam. Dia
adalah Tuhan yang menguasai seluruh langit dan bumi. Penguasa dari sekalian
Penguasa Raja dari sekalian Raja, menaikkan dan menurunkan, memuliakan dan
menghinakan.
KekuasaanNya adalah mutlak dan kekal. Alamat kekuasaan itu terasa apabila
ilmu kita bertambah. Dengan ilmu pengetahuan alam dapatlah kita sedikit demi
sedikit melihat kekuasaan yang mutlak itu.
Perjalanan matahari yang teratur detlk demi detik, persamaan terbit dan
terbenamnya pada persamaan tanggal dan bulannya, sehingga satu detik pun
tidak ada selisih, adalah bukti nyata dari kekuasaiannya. Dan apabila kita
menambah ilmu pengetahuan kita tentang llmu Alam, llmu Bumi, llmu
Tumbuh-tumbuhan dan sekalian cabang ilmu yang lain, bertambah nyatalah
kekuasaan yang mutlak itu sehingga kian manusia dapat mengetahui suatu
cabang ilmu, kian insaflah dia bahwa yang di-ketahuinya ini adalah perkara
yang telah ada sejak berjuta tahun.
llmu pengetahuan manusia bukanlah menambah peraturan yang baru pada
peraturan yang telah ada, melainkan hanya semata-mata telah mengetahui
perkara yang tadinya belum diketahui.
Yang kedua, DIA tidak memungut anak, atau sebagai ditegaskan lagi dalam
Surat al-lkhlas, tidak Dia beranak dan tidak Dia diperanakkan.Beranak dan
berketurunan adalah suatu peraturan Tuhan di dalam alam supaya yang bemyawa
itu sambung menyambung hidup. Orang seorang pasti mati apabila badan jasmani
tidak kuat lagi menanting badan nafsani. Ayah me-
rindukan mendapat anak untuk menyambung hidupnya.
Bagaimana Tuhan Allah akan memerlukan sambungan kehidupan, padahal Dia hidup
terus?
Dia tidak pemah lemah, sehingga mengharapkan bantuan ?
Kalau dalam satu ayat Tuhan menyatakan dirinya "Lam yalid”, tidak beranak
karena Tuhan yang senantiasa Hidup tidak memerlukan adanya keturunan, maka
dalam ayat ini disebut "Lam yat takhidz waladan", tidak memungut anak, tidak
mengambil anak, atau cara sekarang ini tidak “mengambil anak pungut".
Tegas dalam ayat ini dinyatakan pendirian Islam, pcndirian yang disampaikan
oleh Utusan Tuhan itu kepada seluruh alam. Suatu faham yang mengatakan Tuhan
beranak atau Tuhan mengambil anak pungut, tidaklah dapat diterima oleh
fikiran yang sihat. Yang ada hanyalah Tuhan Allah yang menciptakan segala
sesuatu dengan Kudrat lradatNya.
Nabi lsa yang dilahirkan tidak melalui jalan biasa, yaitu dengan perantaraan
ayah, bukanlah anak Tuhan atau anak pungut Tuhan, sebagaimana Nabi Adam yang
lahir di luar keayahan dan keibuan bukan anak Tuhan atau anak pungut Tuhan.
lsa a.s. dan Adam a.s. adalah makhluk (dijadikan) sebagai yang lain pun
makhluk.
Dan Dia pun tidak berserikat dan bersekutu dengan yang lain dalam
kekuasaanNya yang mutlak itu. Persekutuan adalah alamat kelemahan.
Persekutuan adalah gabungan dan beberapa kekuasaan, dan kekuasaan yang
digabungkan sama-sama tidak penuh kekuasaan.
Kalau ada Tuhan sendiri yang menguasai langit dan ada Tuhan sendiri yang
menguasai bumi, maka jelaslah Tuhan langit tidak sampai kekuasaannya ke
bumi, dan Tuhan bumi tidak sampai kekuasaannya ke langit. Dan kalau mereka
telah bersekutu, persekutuan adalah hasil dari kompromi, yakni sama-sama
berjanji tidak akan mencampuri kekuasaan, dalam hal kedua-duanya sama-sama
tidak puas dengan kekuasaan yang ada. Kalau dalam pemerintahan yang
didirikan oleh manusia, temyata tidak lancamya (stabil) kalau ada kekuasaan,
atau negara lain dalam negara, maka dalam kekuasaan seluruh alam tidak masuk
di akal adanya dua kekuasaan.
Kalau di ujung dijelaskan lagi bagaimana Tuhan melaksanakan kekuasaanNya
itu. Yaitu bahwa segala sesuatu diatur dan dihinggakan dcngan ukuran-ukuran
dan peraturan-peraturan yang tertentu dan tetap yang sedikitnya tidak boleh
berubah.
Dan apabila berubah sedikit saja pun, kehancuranlah yang akan menimpa,
"runtuh sebuah, berkucaian semua".
A. Cressy Morison menulis dalam bukunya; “ Man Does Not Stand Alone "
(Manusia tidak tegak sendiri).* Demikianlah di antara lain.
“Demikian banyaknya syarat-syarat yang diperlukan bagi keperluan hidup di
bumi kita ini, sehingga secara Ilmu Pasti adalah tidak mungkin bahwa semua
syarat itu pada suatu waktu dapat terwujud secara kebetulan saja pada
tiap-tiap bumi dalam hubungan yang layak .
Oleh sebab itu mestilah ada suatu arah yang diperhitungkan di dalam alam
ini. Andaikan hal ini benar, maka tentulah harus ada maksudnya;” Katanya
selanjutnya: “Beberapa ahli falak menerangkan kepada kita bahwa kemungkinan
dua buah bintang akan saling melewati dengan jarak yang demikian dekatnya,
sehingga membangkitkan air pasang yang dahsyat
serta menimbulkan malapetaka, adalah dalam deret jutaan, sedangkan
kemungkinan terjadinya suatu tubrukan adalah demikian kecilnya sehingga
berada di luar perhitungan.
Namun salah satu teon-teori llmu Bintang mengatakan bahwa pada suatu ketika
katakanlah duaribu juta tahun yang Iampau, sebuah bintang pemah bersilangan
dengan matahari demikian dekatnya, sehingga menimbulkan air pasang yang
hebat, sedangkan benda-benda berpelantingan ke ruang angkasa yang kita kenal
sebagai planet, bagi kita alangkah besamya, akan tetapi di dalam dunia
perbintangan tidak berarti. Di antara benda-benda yang berpelantingan ke
luar tadi terdapat segumpal kosmos yang kemudian menjadi apa yang kita
namakan bumi. Dalam dunia perbintangan ia tiada seberapa penting, sungguhpun
begitu sepanjang pengetahuan kita dapat ditunjukkan sebagai yang terpenting.
Kita haus mendugakan bahwa bumi kita ini terdiri dan beberapa unsur yang
terdapat pada matahari akan tetapi yang tidak ada di lain-lain tempat
unsur-unsur ini berada di bumi dalam perbandingan prosentase terutama yang
sepanjang mengenai permukaan bumi telah ditentukan dengan kepastian yang
memuaskan. Ukuran besar bumi sekarang telah berkurang menjadi ukuran luas
yang sangat permanen, sedangkan massanya sudah dipastikan orang.
Kecepatan mengelilingi matahari sangat tetap. Putaran pada sumbunya telah
dipastikan orang dengan demikian cermatnya, sehingga perubahan sebanyak satu
detik dalam satu abad akan berakibat perhitungan ahli-ahli falak akan
menjadi kacau-balau. Bumi disertai oleh sebuah satelit yang kita kenal
sebagai bulan, yang gerak-geraknya telah pula dapat ditetapkan orang, dan
urutan perubahan-perubahannya berulang kembali dalam 18 tahun.
Sekiranya ukuran bumi ini lebih besar atau andaikata kecepatannya berlainan,
maka letaknya akan jauh atau lebih dekat dengan matahari, dan keadaan yang
sangat berlainan ini sangat berpengaruh atas segala macam hidup, termasuk
ummat
manusia.
Demikian dalamnya pengaruh ini, sehingga keadaan bumi dalam salah satu dari
kedua hal yang disebut tadi cukup berlainan dan yang sekarang , tidak akan
mungkin ada hidup seperti yang kita kenal sekarang. Di antara semua planet
sepanjang pengetahuan kita, bumi adalah satu-satunya yang memungkinkan
adanya hidup, yang disebabkan oleh hubungannya dengan matahari .
Kemudian itu beliau mengemukakan pula hasil-hasil ilmiah yang menyatakan
bahwa pada bintang-bintang seumpama Mercury atau Mars, ataupun
bintang-bintang yang lain tidak mungkin terdapat kehidupan, kemudian beliau
menyatakan pula tentang bumi.
"Bumi berputar pada sumbunya dalam waktu duapuluh jam, atau dengan kecepatan
kira-kira seribu mil sejam. Misalnya ia berputar dengan kecepatan seratus
mil sejam. Mengapa tidak boleh jadi ? Maka dengan demikian hari-hari siang
dan malam hari akan berlangsung sepuluh kali lebih lama daripada sekarang.
Pancaran panas matahari selama musim kemarau akan membakar segala
tumbuh-tumbuhan selama hari siang yang lama itu, sedangkan pada malam hari,
dalam keadaan yang demikian itu, setiap tunas akan membeku.
Matahari yang merupakan sumber segala kehidupan, pada permulaannya mempunyai
derajat panas tertinggi 12,000 derajat Fahrenheit, dan jauh letak bumi kita
ini dan matahari itu adalah demikian rupa , sehingga “api abadi” itu menjadi
cukup untuk sekedar memanaskan kita dan tidaklah terlampau panas.
Derajat panas ini sungguh mengagumkan, dan selama jutaan tahun perubahan
perubahan adalah demikian kecilnya, kita kenal ini dapat berlangsung terus.
Sekiranya derajat panas di bumi ini rata-rata berubah sebanyak lima puluh
derajat dalam satu tahun, maka segala macam tumbuh-tumbuhan akan mati,
hangus atau menjadi beku, demikian juga manusia.
Bumi beredar mengelilingi matahari dengan kecepatan delapan belas mil tiap
detik. Andai kata kecepatan edaran ini berlainan, katakanlah enampuluh atau
empatpuluh mil satu detik, jarak antara bumi dengan matahari akan terlampau
jauh atau terlampau dekat bagi kehidupan kita untuk berlangsung terus.
Tentang sempitnya daerah dan ruang untuk hidup beliau berkata: "Jarang
sekali kita sadari bahwa segala hidup adalah terbatas pada ruang di antara
salju-salju di puncak-puncak gunung dengan panas perut bumi. Dibandingkan
dengan garis tengah bumi, maka kesempitan daerah tadi adalah setipis
setengah halaman dari sebuah buku yang mempunyai 1,000 halaman. Sejarah
semua makhluk hanya tertulis di atas permukaan setipis kertas itu.
Seandainya segala udara yang akan menjadi cair, ia akan menggenangi bumi
sedalam tiga puluh lima kaki atau sebagian dari enamratus ribu dari jarak ke
pusat bumi, suatu penyesuaian yang tepat.
Tentang bulan beliau berkata :
“Jauh letak bulan adalah 240,000 mil, dan pasang naik dan pasang surut air
yang terjadi dua kali sehari adalah merupakan ingatan yang halus bahwa bulan
itu ada. Di beberapa tempat air pasang di samudera sampai mencapai tinggi
enampuluh kaki, bahkan kulit bumi dua kali mclengkung keluar sebanyak
beberapa inci yang disebabkan oleh tarikan bulan.
Segala keadaan nampaknya biasa saja, demikian rupa sehingga sedikit pun kita
tidak merasakan kekuatan dahsyat yang mengangkat seluruh daerah samudera
sampai beberapa kali tingginya serta melengkungkan bumi, yang kelihatannya
begitu
kokoh. Mars mempunyai bulan kecil hanya enam ribu mil jauhnya daripadanya.
Sekiranya bulan kita itu, misalnya tidak sejauh sekarang, akan tetapi hanya
lima ribu mil saja, maka air pasang akan demikian hebatnya, sehingga segala
tanah-tanah rendah yang terdapat di semua benua akan digenangi air bah yang
demikian dahsyat sehingga gunung-gunung pun akan segera dihanyutkan, dan
barangkali tidak akan ada benua yang akan timbul dari dasar yang dalam itu
cukup cepat untuk kembali pada keadaan seperti sekarang.
Bumi akan pecah remuk dalam bencana malapetaka ini dan arus-arus udara tiap
hari akan menimbulkan angin taufan.
Seandainya semua benua terhapus 0leh air, maka dalam air di seluruh bumi ini
akan rata·rata satu setengah mil dan tak mungkin akan ada hidup lagi.
Kecuali di dasar samudera yang tak terduga berapa dalamnya, yang di sana
makhluk dapat mancari makanannya séndiri, sampai dia lenyap pula. llmu
pengetahuan kelihatannya menyokong teori yang mengatakan bahwa keadaan ini
memang pemah terjadi pada zaman kacau-balau purbakala, sebelum bumi menjadi
padat.
Menurut hukum-hukum yang diakui, air-air pasang tadilah yang telah mendorong
bulan makin lama makin jauh letaknya dan sementara itu pun memperlambat
kecepatan edaran bumi, sehingga hari-hari yang dahulu lamanya enam jam,
sekarang telah menjadi 24 jam.
Dengan demikian bulan yang baik budi itu sekarang telah menjadi kesenangan
bagi mereka yang sedang berkasih-kasihan dan mempunyai daya harapan akan
tetap tinggal dalam keadaan begitu selama ribuan jutaan tahun. Ahli-ahli
falakiyah juga percaya bahwa jauh di masa hadapan berdasarkan dalil-dalil
falak, bulan akhimya akan kembali kebumi, dan akan meletus apabila sudah
cukup mendekati dunia dan menghiasi bumi kita yang mati itu dengan
cincin-cincin seperti keadaannya semula dengan Satumus!”
Akhirnya sarjana Morison berkata: “Dari kekacauan percampuran unsur-unsur
yang terlepas dari matahari yang berderajat duabelas ribu hawa panasnya ,
dan dilontarkan ke ruang angkasa yang luas dengan kecepatan seberapa saja
yang dapat kita khayalkan, timbullah sistem matahari kita ini.Dari kekacauan
timbullah keadaan yang teratur, demikian baiknya, sehingga tempat yang akan
dihiasi oleh tiap-tiap bagian .pada setiap waktu dapat dirasakan sampai
kepada satu detik . Keseimbangan keadaanini adalah demikian sempumanya,
sehingga tidak berubah-ubah dalam waktu seribu juta tahun dan tetap demikian
sampai hari kemudian.
Dan semuanya itu dikendalikan oleh hukum. Dengan hukum ini pula maka keadaan
teratur ini sebagaimana yang kita lihat pada sistem matahari, di tempat lain
berulang kembali .." Sekian kita salin tinjauan A. Cressy Morison.
Bacalah buku ini dengan seksama sampai tamat, niscaya akan anda Iihat dan
rasakan bahwa segala sesuatu yang amat teratur, tersusun dan seimbang
didalam alam ini tidaklah mungkin terjadi sendirinya dan manusia pun
tidaklah sunyi sepi hidup dalam alam ini:
Benar-benarlah Tuhan .(Menjadikan segala sesuatu, lalu diukumya menurut
ukuran tertentu).
Apabila kita turuti tuntunan Islam di dalam kehidupan moden ini, lalu kita
tuntut ilmu pengetahuan alam dengan seksama akan lebih mengertilah kita apa
yang dimaksud dengan kalimat “ Takdir ’ ? , yang akan jauh lebih maju
artinya dalam tanggungan kita, daripada faham kita yanglama-lama.
Dan setelah kita baca dan kita rasakan isi ayat yang kedua itu , dapatlah
jiwa kita mengerti maksud ayat ketiga selanjutnya:
"Dan mereka ambil selain DIA (Allah) menjadi tuhan-tuhanan, yang tidak
sanggup menciptakan suatu pun, malahan merekalah yang diciptakan dan tidak
ada kekuasaan mereka terhadap diri mereka sendiri untuk mendatangkan bahaya
ataupun manfaat , dan tidaklah mereka itu menguasai maut , tidak pula
menguasai hayat dan tidak pula menguasai hari kebangkitan kembali."
Apabila kita renungkan alam dengan pengetahuannya yang luas , sebagai
sejemput kecil telah dibayangkan oleh Morison tadi, berfikirlah kita: Segala
isi cakrawala, bulan, bumi, bintang-bintang Satumus dan Venus, Mars dan
Jupiter dan berjuta bintang yang lain, semuanya diatur menurut suatu HUKUM
yang telah ditentukan (ajalin musamman), tidak boleh keluar dari garis itu
walaupun sedetik, sehingga semuanya tidak ada yang berkuasa atas dirinya;
Maka betapa lagi makhluk yang lain,
Baik manusia sendiri yang jaminannya untuk hidup hanya pada setengah halaman
dari buku tebal 1,000 halaman ? Ataupun makhluk yang lain ? , Alangkah bodoh
manusia yang menuhankan sesuatu yang selain Allah ! Berhala yang mereka
sembah tidak dapat menjadikan sesuatu pun tidak dapat menciptakan dirinya
sendiri! Berhala itu hanya ciptaan belaka dari manusia , dan manusia adalah
ciptaan Tuhan, dalam daerah terbatas di bumi yang sempit.
Di ayat keempat dan kelima dikatakan bahwa orang-orang yang kafir , yang
menampik kebenaran dengan serta-merta telah menolak seruan kebenaran yang
dibawa oleh Nabi. Mereka dakwakan bahwasanya segala yang diserukan oleh
Rasul Allah itu hanya kata bohong yang dibuat-buat belaka , dan dalam
kebohongan itu dia dibantu oleh suatu kaum dari tukang-tukang dongeng ,
dikumpulnya dongeng itu lalu dihafalkannya. Dan dongeng itulah yang
diulang-ulangkan pagi dan petang.
Di ujung ayat keempat dinyatakan bahwa orang yang pada sikap pertama (a
priori) telah bersikap menampik kebenaran (kafir), selalu memilih jalan
gelap (zhulm) untuk mempertahankan keingkarannya. Dia tak mau mengerti , dia
tidak dapat diajak berunding. Dirinya didindingnya dengan kepalsuan (zhur).
Sebab itulah maka agama Islam selalu menghasung ummat manusia supaya
mempergunakan otak berfikir dan menyelidik. Agama lslam menyuruh dan
menggalakkan setiap orang menuntut ilmu pengetahuan.
Karena hanya orang yang berilmu jualah yang dapat terbebas daripada zhulm
(kegelapan sikap) dan zhur (kepalsuan).
Sesudah itu datanglah ayat yang keenam dengan secara lemah-|embut :
“Katakanlah olehmu, hai utusanKu , bahwasanya yang
menurunkan segala wahyu yang Furqan ini ialah Allah. Yaitu Tuhan Yang Maha
Mengetahui akan segala rahasia yang terkandung di seluruh langit dan di bumi
pun. Dan Allah Yang Maha Mengetahui akan segala rahasia langit dan bumi itu
adalah mempunyai ayat Pemberi Ampun dan Penyayang atau Pemurah."
Sikapmu yang penuh dengan kegelapan dan kepalsuan, lain tidak hanyalah
karena semata hatimu belum terbuka.
Kalau mata hati telah terbuka , engkau hanyalah semata makhluk kecil saja,
yang hidup di bawah kasihan Tuhan. Kalau kamu telah menginsafi ini, dan kamu
pun surut ke dalam garis , kebenaran, maka segala dosa keingkaranmu selama
ini akan diampuni. Tuhan amat kasihan melihat kamu meraba-raba di dalam
gelap-gulita hidup , tidak melihat cahaya terang.
Kebenaran itu ada, tetapi dia masih tersembunyi di dalam sekali , tertimbun
oleh kebebalan dan kelengahanmu, sehingga engkau hidup dalam serba kegelapan
, walaupun matahari ada , dan kepalsuan walaupun sepuhan warna emas tidak
dapat menyembunyikan tembaga atau emas lancung. Terimalah seruan Nabi ini,
niscaya hatimu akan dipenuhi oleh terang, sehingga kamu , akan dapat
membedakan yang buruk dcngan yang baik, yang baik dengan yang hak.
Karena untuk inilah dia diturunkan, yaitu untuk "Furqan“ membedakan yang
terang dengan yang gelap ....
NEXT
00
01
02
03
Back To MainPage
>>>>
|